13

170 24 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Seminggu berlalu, kini Seulgi sudah bisa beraktivitas seperti semula termasuk kembali ke kampus..

Dirinya berangkat bersama Wendy dan Sana yg kemudian akan menjemput Sunmi.

---

.
.
.
.

"Lama menunggu,unnie?" tanya Wendy setelah Sunmi masuk mobil.

Sunmi menggeleng . "Tidak Wen, meskipun lama tidak apa,asal ada Kang Seulgi disini" kata Sunmi sambil menoleh dan tersenyum pada Seulgi.

Selama ini, Sunmi masih tetap gencar mendekati Seulgi. Mungkin lebih tepatnya berusaha mengambil hati Seulgi.

Seulgi membalas senyum Sunmi, "kau berlebihan,Unnie" ucap Seulgi malu2

"Tidak, sungguh" sahut Sunmi dengan pandangan matanya yang nampak begitu berbinar kala menatap mata Seulgi.

Sana berdehem. "Permisi, ada kami disini.. Kenapa kalian merasa dunia milik berdua?" godanya.

Sunmi? Dengan pD nya menjawab "maaf, tapi dunia memang milik kami berdua.kalian hanya numpang disini" ucap Sunmi dg angkuhnya yang membuat Wendy langsung patuh pada kata-katanya.

"Baik, yang mulia. Saya bersalah." sahut wendy.

Sana? Mulutnya menganga dg lebar.

Sedangkan Seulgi hanya tertawa melihatnya..
"Sudah, ayo jalan yang benar" katanya pada Wendy. Pasalnya mobil Wendy berjalan samtai sepertin keong.

"Baik, yang mulia.." sahutnya lalu langsung tancap gass, sedangkan Seulgi hanya mendengus.

-----

Saat tengah istirahat dan makan dikantin kampus, Sunmi melihat Seulgi berjalan bersama kedua teman solidnya, Wensy & Sana. Sunmi melambai pada Seulgi supaya Seulgi datang ke Sunmi dan duduk bersamanya..

Seulgi membalas senyum Sunmi, namun dirinya enggan datang karena dirinya melihat Irene ada disamping Sunmi.
Seulgi lebih memilih duduk bersama Wendy dan Sana di seberang Meja milik Sunmi& Irene.

Dikantin, satu meja berisi 4 kursi..

Sunmi heran. Ada apa dengan Seulgi?
Ia pun memanggilnya. "Seul..!!"

"Kau tidak mau duduk sebelah sini? Aku sudah menyiapkan tempat untukmu !! " teriak Sunmi lalu cemberut.


Seulgi hanya menoleh dan memperhatikan dua orang disana. Yang satu menatapnya dan yang satu tengah sibuk entah apa yg dia lakukan.

Belum juga menjawab,
Sunmi mengeluarkan jurus andalannya. Wajah memelas dengan puppy eyesnya. "Kemarilah Seul.." pintanya.

Seulgi gemas melihatnya, dengan rasa terpaksa dirinya beranjak menuju meja Sunmi.

"Maaf unnie, kupikir kau hanya menyapaku tadi," kata Seulgi beralasan.

Sunmi mendengus," padahal aku sudah menunjukmu untuk memilih meja ini" gerutunya.

Seulgi melirik Irene sebentar. "Aku takut ada yg tidak nyaman karena keberadaanku, unnie". Ungkap Seulgi Sedikit menyindir Irene.

Sunmi menengok kesana kemari. Lalu kembali menatap Seulgi. " Siapa?.. Tidak ada, ya kan Rene?" kata sunmi.

"Em? Iyaaa.. Tidak ada" jawab Irene.

Bagaimana Irene bisa menjelaskannya. Seulgi dan Sunmi yang disampingnya membuat rasa nyeri di dada Irene.
Irene berusaha melupakan Seulgi dan menjauhinya. Tapi semua itu tidaklah mudah.


Lalu  apa tadi? Seulgi  menyindir dirinya??
Apakah Seulgi sudah mulai membencinya?
Tentu saja, kau  mencampakannya begitu saja Rene, tentu dia marah dan sangat membencimu - pikir  Irene.

Namun bukanlah  itu tujuan Irene, lalu mengapa Irene merasa sedih akan hal itu? Yaa.. Irene tidak sepenuhnya rela melepas Seulgi, semua karena keterpaksaan.






.
.
.
.

.

Irene pulang dari kampus sendirian, dirinya naik bus. Setelah kejadian Seulgi kecelakaan, dirinya menjadi takut untuk mendekati Seulgi kembali. Kakaknya adalah orang yang paling jahat.. Tega menyakiti Seulgi untuk memisahkan mereka.

Kini, bahkan Irene tidak lagi tinggal bersama kakaknya. Irene memilih pergi dan tinggal di sebuah kosan sederhana. Biarkan saja kakaknya mencarinya, Irene tidak peduli dan tidak akan kembali.

Setelah kurang lebih 1 jam. Irene sampai di depan kosannya.
Dirinya tidak heran Jika ada seorang wanita yang tengah menunggunya didepan pintu.

Irene baru saja pergi 1 minggu, dan kakaknya Sudah menjemputnya.

"Apa yang Kau inginkan?" tanya Irene tanpa basa basi. Saking bencinya Irene pada BoA , dia tak lagi memanggilnya Unnie.

"Pindah..! Kau masih menemuinya. " kata boA dengan datar.

Irene mendengus, mata-mata kakaknya memang dimana mana.

"Aku makan dikantin bersama temanku, dan mereka berteman. Apa itu salah? " tanya Irene tidak kalah datar.

"Salah karena kau masih bertemu dengannya..!" geram BoA..

"Kantinnya hanya satu, jadi wajar saat jam makan siang kami bertemu. " kesal Irene.
Namun boA tetap pada pendiriannya.

"Pindah kampus. Itu pilihan terbaik. " perintah boA.

Kali ini Irene menolak. "Aku tidak mau..! Dan berhenti mencampuri dan mengatur hidupku." tegas Irene. Dirinya muak pada sang Kakak yang terlalu menyetir hidupnya. Meskipun hanya boA yang Irene punya tapi percuma saja karena sang kakak tidak bisa memahami kemauannya.

"Kukatakan Sekali lagi, Jauhi dia.. " kata BoA final.

Namun Irene enggan menanggapinya..

"Siapa yang membuatmu begitu berubah? Unnie.. " tanya Irene dengan nada bergetar. Tapi sekali lagi Yang diajak bicara pergi begitu saja.

Irene menggeram. Mengapa jalan cerita cintanya begitu rumit?
"Seulgi.. apakah kamu benar-benar seseorang yang harus aku jauhi Meskipun hatiku selalu merindu..? " lirih Irene, dan detik  kemudian air matanya menetes. Selalu begitu setiap kali dirinya mengenang gadis sipit bernama Kang Seulgi.





---

.
.

🐰🐻

Heartbreak - SEULRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang