Bab. 4

5.5K 587 36
                                    

Our Mariage
Chapter.4
17.02.23






Wei Wuxian membuka mata dan terdiam mendapati keheningan kamar itu.

“Tuan muda.”

Mendengar panggilan itu, Wuxian segera tersenyum dan menyambut uluran tangan  Nuan yang membantunya duduk. “Apa yang terjadi? Apa Tuan sakit?”

“Tidak, aku hanya terkejut.” Wuxian menjawab dengan jujur, dia memang teramat terkejut akan kedatangan Lan Wangji yang tiba -tiba. Tepatnya ... begitu takut.

“Apa Anda ingin minum?”

Wuxian mengeleng dan kembali menatap Nuan dan bekas luka di pipi kanannya, menyadari itu, gadis itu langsung menyembunyikannya dengan telapak tangan. Ia memang belum sempat memasang perban kembali karena terlalu panik menelefon dokter dan membawa kompres serta beberapa obat yang mungkin bisa digunakan.

“Jangan melihatnya, Tuan, ini menjijikan, jangan melihatnya ...” Nuan yang terlihat sedih membuat Wuxian terdiam. Sejenak, sebelum lelaki muda itu kemudian mengambil kotak perban di salah satu kotak nakas dan menaruhnya di depan Nuan.

“Maafkan aku ...,” ucapnya meraih tangan Nuan dan dalam diam melihat bekas luka bakar di sana. “Tapi apa kau tahu? Itu sama sekali tidak menjijikan. Itu ... adalah pembuktian tentang perjuanganmu, kan?”

Nuan terdiam saat Wuxian kemudian tersenyum dan memberikan perban di pipinya. “Saat aku memiliki cukup uang nanti, maukah kau pergi bersamaku dan mengobati bekas luka ini?”

“A, apa?” Nuan menatap lelaki muda di depannya.

“Tolong jangan salah paham, aku ... hanya berpikir mungkin kau akan lebih suka jika wajahmu kembali seperti dulu.”

Nuan tersenyum dan menundukkan wajahnya, “Terima kasih, terima kasih banyak,” ucap gadis itu menggenggam tangan Wuxian dan bersimpuh. Sejujurnya sekalipun Wuxian nantinya tidak menepati janji ini, tapi bagi Nuan, ini bukan masalah besar sama sekali.

“Aih, jangan begitu ... ini kan baru rencana kita.” Wuxian membawa kembali gadis itu untuk berdiri dan terkejut saat perban yang telah ditempelkannya mengelupas kembali. “Astaga, aku memang buruk dalam segala hal.” Wuxian menggaruk kepalanya, dan melihat bagaimana kegigihan tuan mudanya yang bersikeras menempelkan kembali perban di wajahnya yang terus terlepas, Nuan hanya bisa tertawa kecil.

“Tunggu, akan kuambil cermin agar kau bisa memasangnya sendiri.” Wuxian berniat beranjak ketika ia menoleh ke arah lain kamarnya dan memekik sembari berbalik dan memeluk Nuan.

“Tuan muda, ada apa?” tanya Nuan penasaran.

 Sejenak menghela nafas pada bayangan mengerikan yang terlintas, Wuxian kemudian kembali menoleh dan segera saja merasakan dirinya kembali akan mendapat serangan jantung saat di sana, tidak jauh dari sisi ranjang di mana ia berbaring, sedikit tersembunyi dalam remang kamar yang lampunya tidak dinyalakan sepenuhnya, Lan Wangji duduk sembari memangku satu kakinya dan melipat tangan  di atas dada. Dalam diam menatapnya lekat.

Wuxian tidak mengatakan apa pun, ia hanya mendongak dan menatap Nuan seolah mengatakan ‘Kenapa kau tidak bilang dia ada di sini?!’

Dan mendapati tatapan seperti itu, Nuan hanya bisa tersenyum kikuk dan menjawab dengan lirih. “Saya juga baru sadar bahwa selama ini tuan besar ada di sana.”

Terdengar helaan nafas dari Lan Wangji yang kemudian berdiri dan berhasil membuat Wuxian mengkerut. Dadanya terasa begitu sakit bahkan hanya dengan membayangkan bagaimana lelaki yang sangat ia cintai itu menikamnya di masa lalu.

Rasa sakitnya begitu nyata hingga rasanya Wuxian akan mati sekali lagi.

Melihat Wuxian yang menolak melihatnya dan justru membenamkan wajah semakin dalam pada pelukan Nuan, Lan Wangji akhirnya pergi dari sana dalam diam.

(SPOILER 11 CHAPTER ) Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang