Bab. 11

6.6K 663 64
                                    

Bab. 11

Someone from the Past
04.03.23

 


 






Hari ini Wuxian pergi ke mall untuk berbelanja beberapa buku dan alat tulis bersama Nuan, dan Xue Yang kesal karena diminta menjaga lelaki muda yang juga sering disebutnya bocah iblis itu. Keduanya begitu lama berada di toko buku dan hampir saja membuat Xue Yang tertidur karena menunggu jika saja sang tuan besar tidak terus meminta laporan darinya akan apa saja yang dilakukan Wuxian di sana.

“Novel ini cukup bagus.” Nuan memperlihatkan salah satu novel di rak yang juga membuat Wuxian tertarik.

“Kau sudah membacanya? Tentang apa ini?”

“Oh, tentang seorang pemuda yang salah paham dan melakukan balas dendam pada seorang dokter, tapi akhirnya mereka jatuh cinta.” Nuan tersenyum.

“Cih, klise. Semua orang jika disatukan pada suatu tempat dalam waktu lama pasti akan saling menyukai, kan?” Wuxian menaruh kembali novel berjudul ‘Penance’ di tangannya ke dalam rak.

“Seperti Anda dan Tuan besar?” goda Nuan yang membuat senyum di wajah Wuxian menghilang.

“Kecuali untuk yang satu itu,” gumam Wuxian melirik kembali novel yang baru saja ia taruh di rak, dalam diam menariknya hingga buku itu jatuh ke dalam rak belanja mereka. Sedang Nuan yang mendengar perkataan tuan mudanya hanya bisa diam. Sepertinya jalan untuk hubungan keduanya menjadi lebih baik memang masih panjang.

Mereka berjalan lagi, dan Xue Yang yang baru saja duduk beberapa saat berdecih kesal karena terpaksa berdiri dan kembali mengikuti.

“Weiying?” Suara itu membuat Wuxian yang kembali memilih buku tulis menoleh dan diam menatap seorang lelaki yang mendekat dan sontak memeluknya.

Nuan yang terkejut kemudian melirik Xue Yang di sebelahnya dan berbisik. “Tuan pengawal, kenapa kau hanya diam saja?”

Xue Yang mengerutkan keningnya. “Memangnya aku harus bagaimana? Dia memeluk tuanmu, bukan memukulnya.” Dan Nuan hanya bisa memberikan tatapan kesal pada kepala pengawal yang ia tahu tidak suka ditugsakan untuk menjaga keduanya itu.

“Maaf, tapi siapa kau?” tanya Wuxian kemudian saat lelaki itu melepaskan pelukannya.

“Aku Wen Ning, teman sekelasmu dulu. Ingat?”

Wuxian terdiam sejenak. Wen Ning? Rasanya ia tidak asing dengan nama itu. Wuxian masih berpikir hingga kemudian sosok pemuda dengan kaca mata tebal dan kawat gigi yang sering dilihatnya dibuly seantero sekolah karena terlihat begitu culun hadir dalam benaknya. “Astaga, kau Wen Ning yang itu?!” seru Wuxian menatap lelaki di sana yang terlihat begitu berbeda.

Setahunya, Wen Ning dulu adalah anak yang cukup pendek, sangat pemalu, tidak mau bergaul, dia adalah pemuda tambun yang sungguh ... jelek. Tapi lihat lelaki muda di depannya ini, tubuhnya tegap, tatapannya tajam, dan wajahnya juga tampan. Dia juga memiliki senyum menawan meski tetap ada aura malu –malu di sana.

Wuxian mengenal Wen Ning saat di kelas tujuh. Dia murid pindahan yang menjadi sasaran bullying anak –anak di kelasnya dan di beberapa kelas lain karena penampilannya yang diangap merusak pemandangan. Setiap hari, pemuda ini akan menuai berbagai macam siksaan yang terkadang Wuxian rasakan begitu kejam.

Pernah suatu hari Wen Ning ditelanjangi di toilet dan dibiarkan hingga jam pelajaran berakhir pada jam tiga sore. Wuxian yang sempat keheranan karena tas Wen Ning ada di kelas tetapi anak itu tidak juga muncul dari jam pertama pelajaran, kemudian dengan iseng mencarinya dan menemukan lelaki itu meringkuk sendirian di bilik toilet terakhir yang dikatakan seram dan berhantu.

(SPOILER 11 CHAPTER ) Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang