Bab. 6
Fears from The Past
25.02.23Khai double up buat kemis juga ya.
Wuxian mengalami trauma yang nyata di akhir perjalanan hidupnya.
Ketika ia diceraikan Lan Wangji dan menemukan dirinya ternyata dibuang ke tempat prostitusi, Wei Wuxian sungguh tak bisa menerimanya. Baiklah dia mungkin jahat, tapi bagaimana bisa mantan suaminya yang dikatakan memiliki pribadi yang baik itu membuangnya ke tempat semacam itu?!
Pada awal dirinya harus melakukan hal nista seperti membuka kakinya di depan tamu, dia tentunya memberontak kuat hingga melukai salah satu di antaranya, sikap yang kemudian membuat dirinya mendapat hukuman yang sangat menyakitkan oleh pemilik rumah prostitusi itu yang tidak terlalu ia ingat wajahnya.
Hukuman yang bahkan tidak pernah Wei Wuxian bayangkan sanggup dilakukan seorang manusia kepada manusia lainnya.
Setelah diampuni, dan setelah seminggu dalam perawatan, ia kemudian dipekerjakan kembali. Dan kali ini, ia harus membiasakan dirinya untuk bersabar menerima perlakukan kasar dari para tamu yang datang untuk menikmati tubuhnya. Bukan hanya diikat, dipukul, dicekik, dan ditampar. Bagian bawah tubuhnya juga sering kali dimasuki benda –benda di luar nalar manusia yang membuatnya merasa sedemikian rusak dan kotor.
Sering kali dalam proses ‘pemaksaan’ itu, Wuxian mendapati dirinya terbangun di siang hari dengan darah di bagian bawahnya yang telah menjadi kering. Setiap hari, ia juga harus merasakan perutnya yang menjadi sedemikian sakit karena terlalu banyak cairan cum di dalamnya. Terkadang, ia bahkan mendapatkan beberapa memar dan goresan panjang dari benda tajam yang dibawa tamunya.
Dan salah satu dari mereka, yang kemudian setiap malam berkunjung, dan setiap malam menyiksanya dengan kejam adalah ... Lan Yuchen.
Putra pertama Lan yang kehilangan sang istri setelah kecelakaan yang juga membunuh bayi mereka.
Setelah sang istri mengalami kecelakaan yang menewaskan bayi yang telah mereka tunggu dalam tujuh tahun kedatangannya itu, Jiang Yanli menjadi depresi. Yuchen dan keluarga Jiang menghabiskan banyak uang, hingga banyak berhutang untuk mengobati mental wanita muda itu. Hampir satu setengah tahun lebih Jiang Yanli dalam perawatan dokter hingga kejiwaan wanita yang menyalahkan dirinya atas kematian sang anak itu akhirnya dinyatakan membaik.
Namun ... malam di mana pasangan itu kemudian mengunjungi kediaman Wei untuk menghadiri perayaan pernikahan Lan Wangji dan Wuxian yang keempat, adalah tragedi yang sesungguhnya.
Wuxian di masa lalu ... tanpa memikirkan kesakitan yang telah dialami wanita itu akan kehilangan yang dialaminya ... kemudian menuduhnya sebagai pembunuh bayi, sebagai wanita yang tidak berguna dalam menjaga buah hatinya sendiri, dia ... dan beberapa teman yang sering mengajaknya untuk mabuk, adalah pelaku yang kemudian mendorong mental Jiang Yanli jatuh sampai ke dasar hanya dalam setengah jam pertemuan mereka.
Hingga ... wanita itu kemudian memutuskan untuk mengikuti jejak bayinya, dan mengakhiri hidupnya saat itu juga. Dengan melompat dari balkon ruang pesta di lantai dua dan memecahkan tengkorak kepalanya di jalanan setapak di mana mawar di tanam di sisi kanan dan kirinya.
Malam di mana merah bertemu merah.
Wuxian masih ingat seperti apa wajah Jiang Yanli saat itu, karena sebelum wanita itu memutuskan menjatuhkan dirinya pada tangan kematian, ia menatap Wuxian dalam keputusasaan. Maniknya seperti lubang hitam yang membuat Wuxian takut. Dengan air mata beruarai, wanita itu menatapnya, lalu menerjunkan dirinya ke bawah, pada tumpukan bebatuan besar yang ditata di sisi taman.
“Yanli!”
Suara teriakan dan tangisan Yuchen yang membahana membuat Wuxian sadar atas tindakan apa yang telah dilakukannya bersamaan suara –suara teriakan lainnya mulai ikut terdengar juga. Bersahutan, dan membuatnya Wuxian menghadapi ketakutan.
“Seseorang jatuh dari balkon!”
“Astaga, dia melompat?!”
“Bukankah itu Jiang Yanli? Putri Keluarga Jiang?”
Dari ketinggian lantai dua balkon, Wuxian hanya bisa menatap dalam diam bagaimana mayat Yanli terkapar di bawah sana, bersimbah darah dalam pangkuan Lan Yuchen yang menjerit meminta wanita itu kembali ke sisinya.
“Astaga Wei Wuxian, apa ini akibat perkataanmu tadi?” Salah satu teman menyebut dan segera saja Wuxian menjadi sorotan tatapan kebencian bagi yang lainnya.
Wuxian terdiam dan menatap panik pada sekitarnya, hingga kemudian maniknya bertemu tatap dengan manik keemasan sang suami di bawah sana yang menatap lurus padanya. Dan itulah pertama kalinya Wuxian melihat siluet kebencian yang nyata terpeta di dalam manik Lan Wangji yang sangat dia cintai itu.
Setelah kejadian itu, Lan Wangji tidak pernah kembali ke rumah, Wuxian pikir, pria itu mungkin sedang menghibur kakak pertamanya. Jadi berusaha menahan dirinya, ia menunggu dengan sabar.
Meski di kemudian hari, ia kemudian mengatahui bahwa Lan Wangji tengah hidup bahagia dengan adik angkatnya, Xuanyu, yang tahun itu juga melahirkan Shizui. Dan setahun kemudian, alpha itu kembali hanya untuk memperkenalkan keluarga barunya di acara peringatan pernikahan mereka yang ke lima, seolah ia sengaja melakukannya untuk membalas sakit yang dirasakan sang kakak sulung dengan melemparkan Wuxian ke dalam neraka.
Malam itu, Wuxian pertama kalinya melihat senyum iblis Lan Yuchen padanya, senyum penuh kemenangan dan senyum yang menyiratkan bahwa itulah saatnya lelaki yang telah menanggung kehilangan akan istri dan anaknya itu membalas dendam.
.
.
.
“Sakit ... tolong berhentilah, sakiit ....”
“Tuan muda?”
Demi mendengar suara rintihan itu, Nuan yang saat ini duduk di samping Pengawal Xue Yang --yang menyetir mobil untuk kembali ke Kediaman Wei-- menoleh ke belakang di mana Wuxian yang tertidur terlihat menggeliat dengan tidak nyaman. Namun melihat bahwa ternyata tuan besarnya tidak melakukan apa pun pada sang tuan muda, gadis pelayan itu dengan sopan kembali mengalihkan tatapan ke depan.
“Jangan ... sakiit ... ampuni aku ... sakiit ....”
Lan Wangji yang memiliki sedikit gestur terkejut di wajahnya hanya bisa diam dan menatap Wuxian. Mimik wajahnya seolah menyiratkan bahwa dia tidak tahu harus berbuat apa.
“Ampun ... aku akan diam ... aku akan patuh ... ampun ... sakit ....”
Tangisan Wuxian yang terdengar putus asa membuat Nuan meremas tangannya dengan gelisah, perlahan ia kembali melirik ke belakang untuk melihat apa yang terjadi. Meski kemudian gadis pelayan itu segera menunduk saat Lan Wangji kemudian menoleh padanya.
Nuan merasakan hampir tak bisa menahan diri saat tangisan Wuxian semakin terdengar menyayat. Rintihannya terdengar begitu nyata. Apa yang sebenarnya dimimpikan lelaki muda itu hingga ia memohon seolah seseorang tengah menyiksanya dengan begitu brutal?
Lan Wangji yang sedari tadi hanya diam melihat bagaimana Wuxian menangis pada akhirnya perlahan menaruh telapak tangannya yang besar pada dahi lelaki muda yang saat ini kepalanya berada dalam pangkuannya itu. Dan melihat itu cukup ampuh untuk sedikit membuat Wuxian mendapatkan ketenangannya, maka Lan Wangji mulai menepuk dengan lembut kepala lelaki muda itu dan sesekali mengusap air matanya.
Xue Yang yang sedari tadi hanya diam, kali ini melirik ke belakang lewat kaca spion di dalam mobil, sama seperti yang dilakukan Nuan yang tidak lagi bisa menahan rasa penasarannya ketika mendengar tangisan Wuxian yang akhirnya perlahan berhenti.
Keduanya kemudian dibuat terkejut saat melihat sang tuan besar menundukkan kepalanya dan memberikan kecupan di kening lelaki muda yang perlahan kembali tertidur dengan lelap di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPOILER 11 CHAPTER ) Our Marriage
FanfictionBxb, Omegavers. Pada kehidupan terdahulu, Wei Wuxian begitu percaya diri bahwa Lan Wangji mencintainya, bahwa alpha yang dikenal dunia sebagai sosok dingin yang tidak bisa ditaklukkkan itu telah jatuh dan bersimpuh di hadapannya dalam upacara pernik...