Bab. 3

5.6K 604 50
                                    

Our Mariage
Chapter.3
14.02.23

Jam telah menunjukkan angka tujuh malam saat Lan Wangji kembali ke rumah, gurat penat tercetak jelas pada wajahnya yang tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam telah menunjukkan angka tujuh malam saat Lan Wangji kembali ke rumah, gurat penat tercetak jelas pada wajahnya yang tampan. Namun selelah apa pun dirinya, Lan Wangji harus selalu mempersiapkan diri untuk semua kemungkinan buruk yang akan ia hadapi di rumahnya. Pasalnya, bagi dirinya, Wei Wuxian adalah perang lain yang harus dia hadapi di dalam hidupnya. Lelaki muda yang ia nikahi demi mendapatkan dukungan bagi keluarganya yang bangkrut itu adalah sumber masalah yang tiada habisnya.

Dan sejengah apa pun Lan Wangji, dia hanya bisa menahan semuanya karena janji yang pernah diberikannya pada mendiang ibu dari lelaki muda itu.

“Wangji, aku langsung pergi ya.”

“Gege tidak masuk dulu?”

Yuchen menatap adik bungsunya, dia tahu Lan Wangji mungkin berniat berkata bahwa istrinya, Jiang Yanli masih di rumah orang tuanya dan berniat mengajaknya makan bersama. Hanya saja dibandingkan makan, yang saat ini lebih dia perlukan adalah menghindari mahluk bernama Wei Wuxian. Tuan muda yang tidak segan memberikan pernyataan menyakitkan tentang kehidupannya yang kini jatuh dalam kemiskinan.

Lan Yuchen sesungguhnya ingin menjawab dengan ketus tentang; untuk apa Wangji mengajaknya makan jika pada akhirnya dia hanya akan menjadi objek penghinaan Wuxian. Namun ... ia tidak sampai hati mengatakannya, jadi ....

“Tidak perlu, aku hanya ingin beristirahat.”

Lan Wangji menganguk dalam diam. Seperti sang kakak yang mengetahui isi pikirannya hanya dengan memeta gurat tipis di wajahnya, Wangji juga bisa tahu isi hati sang kakak lewat tatapannya. Setelah Yuchen pergi menggunakan mobil miliknya yang dipergunakan untuk berangkat ke kantor, Lan Wangji kemudian menghela nafas dan beranjak memasuki rumah.

“Selamat datang, Tuan.”

Lan Wangji hanya mengangguk dan segera masuk ke kamarnya sendiri. Sejak malam pernikahan, ia memang telah meningalkan Wuxian untuk berpisah kamar dengannya. Ia butuh ruang untuk merasa nyaman, sementara Wuxian hanya selalu menempelinya seperti lintah yang menyerap habis semua kesabaran dan konsentrasinya untuk melakukan pekerjaan. Mereka tidak menikah berdasarkan cinta, karenanya, ia sunguh merasa tidak suka ditempeli terus oleh seseorang yang bahkan tidak sanggup merebut atensi dan rasa kagumnya.

Setelah mandi dan memakai baju santai, Wangji ke meja makan dan menunggu sampai Nuan kembali menemuinya.

“Maaf Tuan Besar.” Nuan terlihat ragu untuk meneruskan sampai ia kemudian berkata. “Tuan Wei tidak akan turun untuk makan malam, dia ... akan malan di kamar saja.”

Lan Wangji mengerutkan keningnya. Dua tahun lebih dia hidup bersama seorang Wei Wuxian hanya untuk mendapati lelaki muda itu selalu menuntut perhatian padanya, bahkan akan meluapkan amarah dengan memecahkan barang atau melukai pelayan jika dia menolak makan malam dan sarapan bersama. Namun sekarang lelaki muda itu menghindar?

(SPOILER 11 CHAPTER ) Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang