01. Schwarz

659 48 0
                                    

.
.
.
.
.

Jangan pernah bertanya tentang warna di kehidupan padaku, karena akan ku pastikan bahwa tidak akan ada jawaban atas itu.

Karena aku hanya tahu satu warna yaitu hitam, hitam sudah jadi bagian hidup ku sejak kecil.

Tapi itu dulu, dulu sebelum aku bertemu dan mengenalnya.

Sejak dia datang ada warna yang masuk ke dalam hidup ku, dia berharga untukku.

.
.
.
.

Selama ini aku selalu berpikir tidak akan ada orang yang mau menerima ku apa adanya terutama mereka yang sudah mengetahui kekuranganku.

Aku bukan orang baik menurut banyak orang-semua orang yang mengenalku sebenarnya.

Aku sendiri mengakui bahwa aku termasuk dalam kategori orang jahat-sangat jahat malah.

Aku bisa melakukan apapun yang ku mau pada orang yang sudah membuat hatiku sakit atau tersinggung tanpa takut adanya hukuman penjara atau semacamnya.

Ayolah memang nya siapa yang akan memenjarakan orang sepertiku.




Aku San.
Choi San.

Ya, aku orang korea yang terpaksa tinggal di jepang sejak kecil, dan baru kembali ke korea saat dewasa.

Jangan pernah tertipu oleh wajah tampanku, coba tebak berapa usiaku? Hm.

17?

20?

23?

25?

Semua nya salah.

Jangan terkejut ya kalau ternyata usiaku lebih dari pada yang di sebutkan diatas.

Usia ku 33 tahun, dan aku belum menikah, bukan karena tidak ada yang mau menjadi istriku tapi karena belum ada yang bisa membuatku tertarik dan bisa mengimbangi permainanku.

Ya tentu saja permainan yang berbeda dengan yang di mainkan oleh orang lain.

Tidak ada yang bisa membaca apa yang ada dipikiranku selama ini tapi dia bisa, dia yang notabennya adalah orang yang baru saja ku kenal.

Disaat semua orang takut dan menjauh, dia malah tanpa takut berjalan mendekat dan menantangku dalam banyak hal, menawarkan sebuah ikatan yang sebelumnya tidak pernah aku percaya.

Ikatan pertemanan.

Dulu untukku teman itu bisa di beli dengan uang, kenapa? Karena semua yang mengaku sebagai teman itu hanya ada saat aku senang, saat aku susah mereka menghilang, raib bagai di telan bumi.

Tapi aku menerima tawaran pertemanan darinya tanpa berpikir panjang-seperti bukan diriku saja.

Dia mengajarkanku tentang banyak hal, memberikan berbagai warna di hidupku yang semula hanya hitam, membawa kembali senyum yang sudah lama tidak aku tunjukkan, dia bukan hanya membawa kebahagian di hidupku, tapi juga sebuah kesedihan yang ikut menyeruak dari dasar hatiku yang sudah lama mati.

Ada rasa rindu dan bersalah yang tiba-tiba muncul di hatiku saat melihatnya untuk pertama kali.

Dia...semua yang ada pada dirinya mengingatkanku pada sosok yang sangat ku sayangi tapi harus pergi karena kesalahanku

Saudara kecilku.
Choi Hanbi.
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.
Selamat malam
Kaget ya?
Maaf aku tiba-tiba up book baru
Hasil remake dari cerita ku sebelumnya...
Sistem kebut kayaknya bakal berlaku di cerita ini, jadi jangan kaget ya...

Selamat membaca dan semoga suka...

See ya...

-Moon-

AuswahlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang