.
.
.
.
.
Wooyoung berjalan masuk kedalam cafe tempat dia berjanji akan bertemu Hongjoong. Dia bisa menemukan Hongjoong yang sedang sibuk memakan kue nya."Hongjoong." Hongjoong mendongak menatap sosok Wooyoung yang sudah duduk dihadapannya.
"Hyung." Wooyoung tertegun saat melihat mata Hongjoong yang berkaca-kaca, apakah dia membuat Hongjoong takut semalam?
"Sudah jangan menangis, Joongie." Wooyoung menghapus air mata yang jatuh dipipi Hongjoong.
"Maafkan aku hyung." Hongjoong menundukkan kepalanya, dia merasa bersalah pada lelaki dihadapannya.
"Jangan minta maaf Joongie, itu bukan salahmu."
"T-tapi, aku tahu semuanya hyung."
" Tidak apa Joongie, sudah jangan menangis." Wooyoung mencoba membujuk Hongjoong supaya berhenti menangis.
"Hyung, jangan marah ya." Hongjoong menggenggam tangan Wooyoung, memohon maaf untuk segala yang terjadi.
"Aku tidak marah Joongie, hyung hanya kecewa karena Yeosang menganggapku pengganti." Hongjoong menatap Wooyoung lekat.
"Hyung, jangan terluka lagi ya." Wooyoung mengangguk dan tersenyum pada Hongjoong.
"Joongie, boleh aku tau tentang Hanbi?" Hongjoong terkesiap mendengar pertanyaan Wooyoung.
"Hyung ingin mendengar sebuah cerita?" Hongjoong memainkan jarinya gugup.
"Cerita apa hm?" Wooyoung menatap Hongjoong lembut.
"Cerita tentang seorang laki-laki bernama Hanbi."
"Ceritakan saja Joongie." Hongjoong mulai membuka cerita saat mendengar jawaban Wooyoung.
.
.
.
.
.
Flashback.Busan, 23 juni 2007
Seorang remaja berusia 18 tahun, berlari memasuki sebuah mansion mewah dengan semangat. Ditangannya terdapat dua tangkai bunga mawar merah juga setangkai mawar putih.
Senyum manis tercetak dengan jelas diwajahnya. Mengelilingi mansion, guna menemukan orang-orang yang dicarinya. Hingga netranya melihat orang-orang yang dicarinya berada dihalaman belakang mansion. Remaja itu berlari menghampiri dua orang pemuda yang saling menatap tajam.
"San hyung, Yeosang hyung!" remaja itu menghampiri keduanya dengan riang, membuahkan senyum diwajah kedua orang yang namanya disebut.
"Jangan terlalu sering berlari Han." remaja bernama Hanbi itu langsung mencibir kearah San yang sedang menasehatinya.
"Biar saja, aku berlari menggunakan kaki ku sendiri, tidak menggunakan kaki hyung." Hanbi memposisikan dirinya diantara San dan Yeosang yang sedang duduk di bawah pohon.
"Yeosang hyung, kenapa kau diam saja? San hyung menjahilimu lagi ya?" Hanbi mengalihkan tatapannya pada Yeosang yang hanya diam sambil memandangnya.
"Enak saja, aku tidak menjahili anak cengeng itu!" Hanbi melotot mendengar jawaban tiba-tiba San.
"Aku kan bertanya pada Yeosang hyung, bukan padamu, jadi San hyung diam saja." San langsung menutup mulutnya melihat Hanbi melotot lucu. Bukan diam hanya sedang menahan tawa.
"San hyung tidak menjahiliku Han." Yeosang akhirnya mengeluarkan suara, saat melihat tanda-tanda bahwa Hanbi akan segera merajuk. Membujuk Hanbi yang merajuk cukup melelahkan.
"Baguslah, ini untuk kalian." San dan Yeosang menatap kedua tangan Hanbi yang mengangsurkan masing-masing setangkai bunga mawar merah pada mereka.
"Wah wah manis sekali kesayangan hyung." Yeosang mencubit pipi Hanbi gemas. Sedangkan San langsung saja menyingkirkan tangan Yeosang dari pipi Hanbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auswahl
FanfictionWooyoung itu abu-abu saat bertemu San dan Yeosang. Menyayangi keduanya sama besar, tidak pernah berfikir bahwa suatu saat dia harus memilih salah satu dari keduanya. Apa yang akan di pilih Wooyoung? Hitam atau putih? San atau Yeosang? Remake story b...