04. Rückkehr des Schwarzen

279 33 0
                                    


.
.
.
.
.
.
Seoul, 12 maret 2015

Seorang lelaki tampan berdiri didepan altar seorang diri dengan tangan terkepal, meskipun wajahnya tampak sangat datar.

"Dasar wanita jalang." gumamnya lirih.

Lelaki itu San.

Satu jam sebelumnya dia mendapat kabar bahwa kekasihnya tidak bisa meneruskan hubungan mereka.

Kabar itu seakan menjadi petir di siang terik untuk San. Wanita yang dicintainya memutuskan hubungan mereka dihari seharusnya mereka mengucapkan janji suci, ya hari ini adalah hari pernikahan mereka.

Wanita itu bukan hanya menggoreskan luka dihati San, tapi juga meninggalkan rasa malu di hadapan keluarga besarnya.

San telah memberikan segala hal yang diinginkan wanita itu, harta sekaligus seluruh cinta dihatinya, tapi yang didapatnya hanyalah luka.

Setelah mendengar kabar itu, satu persatu keluarga yang seharusnya menjadi saksi hari bahagia itu meninggalkan San seorang diri yang masih setia berdiri dialtar.
.
.
.
Seoul, 20 maret 2015

Breaking news.
Kebakaran terjadi di mansion mewah milik seorang pengusaha yang mengakibatkan seluruh penghuni mansion tewas.
.
.
.

Klek

"San, kau sudah melihat berita hari ini?" Yunho masuk kedalam ruang kerja San dengan beberapa map di tangannya.

"Ya." Yunho menghela nafas menatap San yang tidak mengalihkan tatapannya dari dokumen dimeja kerjanya.

Yunho menutup pintu ruangan San dan menguncinya, sebelum memutuskan mendekati San dan meletakkan beberapa map berisi dokumen kerja sama dengan perusahaan lain di meja kerja San.

"Kau yang melakukannya?" Yunho menatap San intens mengamati semua ekspresi dan pergerakan yang dilakukan San.

"Ya." San menatap map yang diletakkan Yunho dihadapannya.

"Kenapa?" Yunho meruntuk dalam hati setelah mengucapkan itu, dia bertanya hal yang sudah jelas dia tahu jawabannya.

"Hanya ingin." Sepertinya setelah ini Yunho harus menyiapkan mental dan tenaganya, jika tiba-tiba saja sahabat sekaligus bosnya ini membuat ulah yang lebih besar.

yunho mengalihkan tatapannya kearah televisi di ruangan itu yang sedang menyiarkan berita kebakaran yang baru terjadi dini hari tadi. Tidak ada korban selamat dari kebakaran itu, seluruh penghuni mansion tewas terpanggang.

Polisi mengatakan kebakaran itu terjadi karen konsleting arus listrik, dan ditetapkan sebagai kecelakaan. Ya, Yunho sangat paham bosnya itu selalu bermain rapi.

Kesalahan satu orang yang harus ditanggung oleh seluruh penghuni mansion mewah itu.

"Yunho, siapkan tiket ke jepang, kita akan ke jepang malam ini." Yunho segera menatap San yang berucap ringan, seolah tidak pernah terjadi apapun, meskipun kenyataannya dia baru saja menghilangkan 24 nyawa manusia dalam dua jam.

"Baik." Yunho segera melangkah keluar dari ruangan San.

Setelah Yunho keluar, San menyeringai mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Dia mendatangi mansion itu dengan tenang semalam, tanpa menimbulkan kecurigaan, dia membuat seluruh penghuni mansion pingsan lalu membakar seluruh mansion sebelum meninggalkan tempat itu dengan senyuman.

"Kau mencari masalah dengan orang yang salah, dasar jalang." San mematikan televisi setelah bosan mendengar berita tentang kebakaran akibat ulahnya itu.
.
.
.
.
.
.
Yunho menghela nafas saat melihat banyak nya wartawan didepan gedung perusahaan tempatnya bekerja sekarang.

AuswahlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang