11. Eine Tatsache

146 20 0
                                    


.
.
.
.
.
Sudah beberapa hari ini Hongjoong selalu menghabiskan waktunya dengan Wooyoung. Entah mereka menghabiskan waktu mereka di books cafe atau hanya sekedar mengelilingi kota busan.

Hongjoong menyukai saat dia menghabiskan waktunya bersama Wooyoung. Rasanya sangat menyenangkan. Seperti kali ini, mereka sedang menghabiskan waktu dengan bermain dipantai.

"Hyung, ayo main air." Hongjoong menarik tangan Wooyoung untuk bermain air laut.

"Tidak ada main air Joong." Wooyoung menahan tangan Hongjoong supaya tidak berlari ke bibir pantai.

"Ah hyung, ayolah." Hongjoong memasang wajah memelas dihadapan Wooyoung.

"Tidak Joong, atau kau ingin aku laporkan pada Yeosang?" Hongjoong cemberut mendengar ancaman Wooyoung.

"Menyebalkan!" Wooyoung tertawa mendengar gerutuan Hongjoong.

"Kita tidak bisa lama disini Joong, aku ada janji bertemu seseorang dua jam lagi." Hongjoong beralih menatap Wooyoung yang sedang menatap jam tangannya.

"Kalau begitu ayo pulang sekarang hyung." Wooyoung menatap Hongjoong terkejut.

"Kau yakin?" Hongjoong hanya menganggukan kepalanya. Tak ada yang Wooyoung lakukan selain mengikuti Hongjoong yang sudah melangkah kearah parkiran mobil.
.
.
.
.
.
Suasana didalam mobil Wooyoung tampak canggung. Wooyoung yang sibuk menyetir dan Hongjoong yang sibuk menatap jalanan dari jendela mobil.

"Hyung, Wooyoung hyung." Wooyoung berdehem mendengar panggilan Hongjoong.

"Kenapa Joong?" Wooyoung menatap Hongjoong saat mobil berhenti di dilampu merah.

"Tidak apa hehe." Wooyoung menatap aneh pada Hongjoong.

"Jika mengantuk tidurlah, nanti akan ku bangunkan jika sudah sampai." Hongjoong tersenyum pada Wooyoung. Baru beberapa hari mengenal Wooyoung, lelaki itu sudah sangat mudah membaca setiap gerakan Hongjoong.

"Jangan ngebut ya hyung, aku masih ingin hidup." Wooyoung sebenarnya sudah ingin melempar Hongjoong keluar dari dalam mobil, tapi sayang Hongjoong terlalu manis.

"Baiklah-baiklah." Wooyoung kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
.
.
.
.
.
Mobil Wooyoung berhenti tepat didepan gedung apartemen Yeosang. Wooyoung menatap Hongjoong yang tertidur di sebelahnya. Hongjoong tampak sangat polos saat tertidur.

"Joong, Hongjoong." Wooyoung menepuk lengan Hongjoong pelan. Lelaki itu dapat melihat kelopak mata Hongjoong yang perlahan terbuka.

"Sudah sampai ya hyung?" Hongjoong bertanya sambil mengusap kedua matanya, sungguh itu membuat Wooyoung gemas.

"Ya, baru saja."

"Hyung mau mampir?" Hongjoong selalu menawarkan Wooyoung untuk mampir setiap lelaki itu mengantarnya pulang.

" Tidak Joong, mungkin besok, aku harus segera menemui orang itu." Wooyoung menolak lembut ajakan Hongjoong.

"Baiklah hyung, hati-hati ya." Setelah mengucapkan itu Hongjoong segera keluar dari mobil Wooyoung.

"Iya, sudah sana masuk." Setelah memastikan Hongjoong masuk ke dalam gedung, Wooyoung baru meninggalkan gedung tersebut. Memastikan Hongjoong aman katanya.
.
.
.
.
.
Ting

Hongjoong baru saja keluar dari lift dan akan menuju ke unit apartemen milik Yeosang, saat netranya menatap sosok lelaki yang sangat dikenalnya berdiri didepan pintu apartemen Yeosang.

"YUNHO HYUNG!?" Lelaki yang berdiri didepan pintu apartemen itu menengok saat mendengar suara teriakan Hongjoong.

"Jangan berlari Joongie." Hongjoong bisa mendengar teguran dari Yunho saat dia berlari kearah pemuda tinggi itu.

AuswahlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang