File 2.1.13 - I Think It's a Murder

378 106 10
                                    

N. B. Series Dextra ditarik dulu deh. Aku nyerah sama idenya. Lalu maap alurnya lamban. Aku mau menghidupkan suasana latar sekolahnya.

***HAPPY READING***

Di pagi hari yang indah ini, Watson tidak ingin mencari keributan. Tapi sepertinya takdir tak mengizinkan karena Michelle menghampirinya. Saudara palsunya itu benar-benar memuakkan.

"Aku tahu kakak masih mengumpatiku dalam hati, namun aku mendapatkan petunjuk."

Buat apa coba. Bahkan Michelle bukan anggota klub. Kenapa dia repot-repot membuang waktunya melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan? Watson tidak pernah meminta bantuannya. Pasti gadis itu sedang cari muka.

"CCTV di ruang Dewan Siswa, ada satu file yang terhapus di tanggal 20 februari," lanjut Michelle membuat Watson seketika menatapnya tajam. "Aku berusaha merestorasi file itu dan berhasil."

Michelle merogoh saku, mengambil ponselnya. Dia sudah memindahkan video tersebut. Begitu video diputar, Watson terdiam melihat Raia dan Sasinmu yang berdebat di ruang konsil.

"Apa yang kamu lakukan diam-diam, huh?"

"Menolongmu. Apalagi?" sahut Michelle santai.

Petunjuk yang didapatkan Michelle sedikit membantu, tapi tetap sia-sia karena tidak ada suara. Mereka tak dapat mendengar isi perseteruan duo sejoli itu. Dan kenapa harus di tanggal itu, hari pendaftaran ketua konsil baru.

Walau begitu, video ini mencerahkan kepala Watson. Sasinmu dan Raia pernah berselisih pendapat sebelum akhirnya Raia menghilang. Bisa jadi pertengkaran inilah pemicunya.

Kira-kira apa yang mereka debatkan? Sebaiknya Watson coba terjemahkan kata-kata dari gerak bibir mereka saja dulu... Sherlock Pemurung itu meringis pelan. Pengetahuannya soal Phonetic masih cetek mengingat Sang Ibu sudah tiada. Tidak ada lagi yang bisa mengajarinya ini-itu.

[Note: Phonetic, ilmu membahas bagaimana suatu suara bisa terbentuk menggunakan beberapa bagian tubuh yaitu bibir, gigi, lidah, faring dan paru-paru. Ada juga Phonology. Ilmu yang sama-sama mengkaji tentang suara.]

Setelah ini Watson mesti rajin baca buku. Mulai sekarang dia harus meraup ilmu-ilmu secara otodidak. Tidak ada lagi mentor atau pengajar.

"Aku menyelidiki soal studio tua tempat Ayah Rainaly gantung diri. Namanya Studio Phataga. Aku memotret tempat itu dan mencetak fotonya supaya kakak juga bisa melihatnya."

Watson menyambar foto-foto yang Michelle serahkan. "Kamu menguping diskusi kami, huh? Tidak sopan," ucapnya mendengus masam.

"Itu tuduhan yang kejam. Aku menebak saja."

Di antara foto-foto tersebut, ada satu foto yang menyita perhatian Watson. Gambar akuarium yang sudah berdebu dan bersarang laba-laba. Bukannya itu akuarium yang sama di foto Nesty di tahun 2015? Pelataran dibelakangnya mirip!

Apakah Nesty pernah melakukan pemotretan di Phataga dengan Ayah Rainaly yang menjadi fotografernya? Atau tempat itu kenangan Nesty.

"Kak, aku rasa Ayah Rainaly dibunuh."

Watson mengangkat kepala. "Apa maksudmu?"

"Aku berada di Studio Phataga sampai jam 6 sore dan menemukan noda hitam di salah satu tumpukan kotak. Itu adalah darah. Jaraknya terlalu jauh dari titik korban gantung diri."

"Beliau baru saja meninggal 18 februari lalu, dan kamu mengotak-atik TKP bernotabene masih segar? Ke mana otakmu? Terlebih, kamu yakin yang kamu temukan darah? Itu hanya noda."

"Apa kakak lupa kegunaan FOB?"

[Note: Fecal Occult Blood, alat tes darah samar.]

Detective Moufrobi : There is Only One Main Character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang