File 2.4.4 - Who Dares Distrub My Beloved Grandson?!

522 109 19
                                    

Ada alasan mengapa Wakil Kepala Sekolah menyetujui interpretasi Jin Woo.

Setelah angkatan Apol lulus, 'pergaulan bebas' sedang marak-maraknya terjadi di Madoka. Para pelajar mulai mengabaikan peraturan. Murid cewek-cowok melakukan skinship tanpa tahu tempat dan batasan, merokok, kedapatan membawa majalah 21+, bahkan di antaranya ada yang ketahuan membawa kondom dan alat kontrasepsi.

Makanya Jin Woo terpilih menjadi Ketua Dewan Siswa baru karena dia akan merombak kaidah-kaidah di Madoka yang sudah tidak bisa mengatur murid lagi-

"Hei, Tuhan(?)! Bukan waktunya membahas itu! Engkau memberi kami masalah lagi!"

Michelle-aduh, sekali lagi, yang benarnya Sey Sivilain!-menepuk pelan lengan Hellen, menunjuk Aiden yang berteriak-teriak pada langit. "Aiden mengomel pada siapa?"

"Ah, abaikan saja. Terkadang kami memang seperti itu, menerobos Fourth Wall. Amat berguna untuk melepas stres."

Dinding keempat? Apa maksudnya?

"Kita tidak bisa mengabaikan masalah duo sejoli ini begitu saja, kan? Sambil mencari Watson, kita akan menyambil membantu menemukan teman mereka yang hilang. Michelle, ah bukan, maksudku Sey..."

"Begini... kalau kalian sudah nyaman memanggilku Michelle, panggil saja aku demikian. Aku tidak keberatan. Lagi pula aku masuk ke sekolah ini dengan nama Michelle Dan." Dia menoleh ke belakang. "Anda juga," katanya pada tembok kosong.

"Dengan siapa kamu berbicara?"

"Melakukan apa yang dilakukan Aiden."

"Hebat! Kamu langsung menguasainya. Tak semua orang bisa menguasai Fourth Wall. Bahkan Jeremy dan Dextra tidak tahu."

Jeremy dan Dextra hanya bisa diam pelanga-pelongo, tidak mengerti apa pun walau nama mereka di-trigger Hellen.

*

Nama klien adalah Nema (si cewek) dan Gervas (si cowok). Sementara nama teman mereka yang (katanya) diculik itu, Enda Oroco. Mereka dari Grimwyn High School tahun kedua yang mana lebih muda setahun daripada member klub detektif.

Btw, Enda itu cowok. Jangan salah paham!

Sejak dua minggu lalu, Enda menerima pesan anonim. Awalnya dia menganggap pemilik nomor misterius itu adalah secret admirer-nya dan tidak menanggapinya dengan serius, malahan mereka berteman.

Tapi suatu saat, 'secret admirer' ini mulai menceritakan hal-hal aneh pada Enda.

Dia terus memberitahu tentang sebuah tempat misterius pada Enda, menyuruhnya untum pergi ke sana. Sosok itu seakan tahu Enda adalah tipe lelaki plagmatis alias mudah percaya. Enda juga mudah terpengaruh oleh omongan orang lain.

"Apa kami boleh lihat percakapannya?" tanya Aiden. "Kami takkan melihat obrolan lain. Aku sedikit penasaran dengan sosok Secret Admirer-nya Enda Oroco."

"Tentu! Nema, kamu membawanya, kan?"

Nema mengangguk, menyerahkan ponsel Enda. Aiden pun memeriksanya. Yang lain segera beringsut ke sebelah Aiden.

Foto profil yang dipakai oleh nomor tak dikenal itu adalah huruf J. Tidak ada hal yang sekiranya aneh, itu hanya obrolan normal seperti chat dari teman lama. Lalu terakhir J mengirimkan sesuatu link.

Kalau Watson ada di sana, apa yang akan dia pikirkan, ya? Sherlock Pemurung itu punya banyak asumsi di kepalanya.

"Sebentar!" Michelle berseru.

"Apa apa, Elle?" tanya Aiden cepat.

Michelle membaca ulang balon obrolan J berkali-kali. Dilihat dari gaya chatnya yang bersifat 'membujuk', sosok ini sepertinya dari awal mendekati Enda untuk menyuruh Enda pergi ke alamat yang dia kirim.

Detective Moufrobi : There is Only One Main Character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang