009

334 48 8
                                    

"Gue udah tutup mulut buat rencana lo. Bahkan sampe gue nyakitin hati Anna sama Jordan" Kini, pemuda dengan surai hitam pekatnya alias Reyhan sedang berbicara empat mata dengan sang adik bungsu -- Juna.

"Sebenernya kenapa lo nekat jual beli narkoba Jun?" Juna menoleh ke arah sang kakak lalu menggeleng

"Buat yang itu bukan urusan lo Bang" ucap Juna

"Jelas urusan gue, lo adek gue" ucap Reyhan

"Denger Juna, almarhum Papa bakal benci banget sama lo kalo tau lo jual narkoba" ucap Reyhan

"Gak usah sok bener bang, malah lo lebih parah dari gue" ucap Juna

"Lebih? Kata lo lebih? Senakal nakalnya gue, gue gak pernah jual beli narkoba Jun" ucap Reyhan

"Tapi lo pernah ngebunuh orang Bang. Impas kan kita?" Reyhan diam tidak berkutik

"Lo, Jordan, sama Anna gak ada bedanya. Sama sama pembunuh yang gak mau ngakuin perbuatannya" ucap Juna

"Anna gak ngebunuh Papa Jun" ucap Reyhan

"Lo mana tau bang, peduli lo apa sama Papa? Lo taunya berantem doang sama Papa" ucap Juna

"Papa lo itu Papa gue juga Jun" ucap Reyhan

"Iya gue tau, tapi lo benci Papa lo sendiri Bang. Gue gak bego, gue bukan anak kecil lagi yang bisa lo bego begoin" ucap Juna

"Lo, Jordan, sama Anna. Kalian bertiga benci sama Papa. Iya kan?!" Juna menatap Reyhan dengan tatapan penuh kebencian. Reyhan bener bener gak habis pikir sama Juna

"Gue gak pernah benci Papa, asal lo tau itu" ucap Reyhan

"Kalo lo gak benci Papa, harusnya lo tinggal sama Mama sekarang. Bukan malah pergi dari rumah dan gak meduliin kita berdua" ucap Juna

"Gue gak peduli sama lo dari segi mananya Juna?! Gue bahkan rela di jadiin target polisi demi lo! Demi adek gak tau diri kayak lo!" ucap Reyhan

"Cukup Bang! Kalo lo ngajakkin gue ketemuan cuma mau marahin gue aja, mending gue cabut" Juna beranjak dari duduknya dan pergi dari halaman belakang rumah mereka itu.

Reyhan? Pemuda itu hanya bisa merapalkan doa agar Juna segera tobat dari perbuatan nyelenehnya itu

~♥~

"Anjing nyesel gue nyuruh semuanya pergi" Anna kini tengah mondar mandir di dalam kamarnya. Di markas sebesar itu dia sendirian. Yang lainnya? Anna suruh mereka melakukan misi keluar. Hayden, Kenan, dan Iqbal memata matai perusahaan Jasmine. Jefano, Marvel, Marvio, Winata mata matain Jerry. Bagas, Elang, dan Ben memata matai Juna.

"Gabut" Anna merebahkan dirinya di kasur empuknya lalu menatap ponselnya yang tidak ada notif sama sekali

"YA TUHAN KENAPA SEKARANG GUE GAMPANG HORNY SIH?!"

Anna melirik kembali ponselnya yang tidak ada satu pun pesan masuk yang tertera di layar kuncinya. Anna berpikir sejenak lalu ide cemerlang terlintas di otaknya.

Anna buru buru membuka grup chat yang isinya teman temannya itu dan mulai mengirim pesan singkat di sana

Black Rebel

You :
Masih lama?

Benten gila:
Emang lo kira mata matain orang segampang ngambil upil di idung?

BREAK THE RULES [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang