03

154 14 0
                                    

Jeongyeon berjalan masuk kedalam rumah makan. Kali ini dia pergi sendiri, jujur dia masih kesal karena Tzuyu tidak memberinya libur di Minggu pertama kedatangannya di Korea. Karena itu dia menolak jika harus menghabiskan waktu istirahat ataupun pulang bersama Tzuyu.

Biarkan dia tenang jika sudah jam pulang kerja. Walaupun itu tidak mungkin.

Telfonnya berdering menampilkan nama Tzuyu disana.

'Jeongyeon, bagaimana kalau lu yang menggantikan gue kencan buta?'

"Ya?"

'Gue tadi telfon mama, gue dimarahin habis habisan kalau nggak ikut'

"Trus kenapa lu malah nyuruh gue gantiin?" Ucapnya sembari membalik daging di depannya.

'Gue males, lagian pria setampan, kaya, dan sepintar gue ngapain ikut kencan buta. Pasti nanti juga ada wanita dulu yang ngedeketin gue. lu aja yang pergi'

Jeongyeon menghela nafas, tinggi sekali tingkat kepedean temannya itu. Ketika ada perempuan yang mendekati Tzuyu, laki laki itu justru terlihat risih tak suka. Jika dia memang setampan, sekaya, dan sepintar itu, harusnya bos itu punya sedikitnya 5 pacar. Namun temannya itu malah memilih untuk berpacaran dengan perusahaan.

"Oke"

'Oke? Sip nanti gue pastiin-'

"Gue pastiin Tante Yoona tau dan lu bakal dihukum habis habisan"

Yang di sebrang sana diam membisu.

"Mending lu ikutin aja apa yang disuruh Tante, siapa tau ada yang cocok sama lu. Bye"

Jeongyeon menutup sepihak telfon mereka tak memberikan kesempatan Tzuyu untuk berbicara.

Untung saja daging yang dia panggang tidak gosong, setelah memotong menjadi beberapa bagian dan menunggu untuk lebih matang dia memindahkan keatas piringnya.

Belum sempat daging itu mengenai lidahnya, telfonnya kembali berdering.

Lagi-lagi Tzuyu

'Jeongyeon, kau ada materi mengenai Star manajemen? Sepertinya bank ilbum nya mulai bangkrut. Ku rasa perusahaan kita bisa meng-akuisisinya, jika kita-'

"Tzuyu, berhenti menelfonku tentang pekerjaan saat diluar jam kerja. Kau sudah tidak memberikanku libur masih saja mengangguku"

'Kau ingin libur? Kenapa tidak bilang?'

Jeongyeon terdiam sejenak "boleh?" Dia tak menyangka jika Tzuyu berencana memberinya libur.

'Tentu, kenapa tidak? Lusa, akan ku beri kau libur 2 hari'

Jeongyeon mengerjap mencerna omongan Tzuyu.

"Damn, Itu hari Sabtu dan Minggu, tentu saja libur. Jika tidak akan ku bakar kantormu Tzuyu"

Terdengar tawa kecil di sebrang sana

"Baiklah, aku juga tidak ingin berharap padamu. Akan kubawa datanya besok, sebagai gantinya jangan ganggu malem gue. Lu kalau mau sibuk, sibuk aja nggak usah ngerepotin gue. Bye"

Bahkan cara bicara Jeongyeon sudah berubah ubah. Setelah memastikan telfonnya tertutup dia kembali ke sesi makannya, untung dagingnya hanya sedikit rasa arang karena gosong.

"Permisi, boleh aku minta Soju?"

"Baik!"

Tak lama sojunya datang, namun yang membuat tak habis pikir oleh Jeongyeon adalah pelayan yang membawa minumannya. Perempuan itu adalah orang yang tadi siang menumpahkan mie cup panas di koreamarket. Berkat perempuan itu perutnya sekaligus roti sobeknya sukses melepuh.

Just For You (Michaeng Satzu 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang