10

138 16 0
                                    

Mina memandang dirinya didepan cermin besar yang menampilkan tubuh bagian kepala hingga ujung kakinya. Dia sungguh rupawan bak lukisan seorang pelukis terhebat. Dia seolah putri yang keluar dari sebuah novel.

"Cantik"

Seseorang berjalan mendekatinya dari belakang tersenyum menyentuh kedua sisi bahu Mina. Dia tersenyum bangga sekaligus ikut terpesona oleh perempuan itu.

"Anak perempuan eomma memang yang tercantik di dunia"

Mina ikut tersenyum bertatapan dengan ibunya. Dia bisa tumbuh seperti ini juga karena kasih sayang ibunya.

"Huh, cantik elite nikah sulit"

"Appa!!"

"Kenapa? Appa benarkan? Kau lupa sudah berapa orang yang melamarmu tapi kau tolak semua!?"

Mina dibuat cemberut oleh Omelan sang ayahnya. Namun perempuan itu tau jika sang ayah tidak marah. Mana mungkin ayah yang bucin padanya itu berani memarahi.

"Jangan gitu sayang, kamu tau kan seberapa keras kepalanya Mina jika ingin sesuatu. Kamu sendiri juga tau kan siapa yang diinginkan Mina buat pendamping hidup? Bukannya kamu juga udah setuju?"

Ayah Mina menghela nafas menatap putrinya yang cemberut pura pura sedih.

"Kalau kamu mau sama Chaeyoung ya buat kemajuan lah. Pacaran, tunangan, kalau bisa langsung nikah. Liatlah, kalian aja dari dulu nggak ada kemajuan"

"Nggak semudah itu, Appa"

"Memang sih nak Chaeyoung itu sangat pencundang untuk masalah ini" Mina mengangguk setuju atas perkataan ibunya. 1000% setuju

"Ya kau lah yang coba bilang dulu ke dia. Ajak dia pacaran"

"Nggak boleh gitulah sayang, perempuan harus punya harga diri"

"Itu benar, aku setuju padamu eomma"

Ayah Mina kembali dibuat menghela nafas pasrah. Dia teringat kembali atas seberapa tinggi gengsi istrinya dulu waktu masih muda. Gengsinya yang bahkan bisa sampai menembus ke luar angkasa yang selalu membuatnya tak habis pikir sampai sekarang. Sekarang dia mempunyai 2 orang wanita yang membuatnya tak habis pikir namun tidak tergantikan.

"Apa perlu appa menjodohkan kalian?"



Mina tersenyum gugup berjalan keluar rumah, disana sudah ada Chaeyoung yang berdiri bersandar di mobil. Mina mendengus, itu mobil baru Chaeyoung modelnya benar benar keren.

Sepertinya Chaeyoung tidak menyadari keberadaan Mina, dia masih fokus mengetikkan beberapa pesan di ponselnya sambil mengerutkan dahi.

"Ada yang membuatmu kesal?"

Chaeyoung mendongak. Dia dibuat terpaku untuk beberapa saat. Mina memang selalu cantik di mata Chaeyoung, tapi yang ini berlipat ganda indahnya.

"Chaeng?"

Chaeyoung tersadar buru buru memasukkan ponsel kedalam saku dan menggaruk tengkuknya salah tingkah.

"Tumben kau secantik ini. Mau menggoda siapa?"

"Entahlah"

Chaeyoung tersenyum tipis. Dia mengeluarkan benda yang sedari tadi dia sembunyikan dibalik badannya.

"Teruntuk Dewi rembulan yang jatuh malam ini"

Jangan tanya apa yang dirasakan Mina saat ini. Dia sungguh ingin berteriak kencang dibuat kesenangan. Mana ada perempuan yang tidak baper jika diperlukan romantis seperti ini?

Chaeyoung kembali tersenyum melihat bunga itu sudah beralih di tangan Mina. Tangan Chaeyoung terulur mengelus lembut Surai rambut hitam Mina.

"Tunggu"

Just For You (Michaeng Satzu 2yeon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang