3. Miris

37 42 56
                                    

"Jangan jadi bodoh, Tuhan kasih lo cobaan mungkin untuk menjadi pribadi yang kuat bukan menjadi pribadi yang lemah"

_Elora aqueena_

-•-

Sepulang dari Sekolah tadi Kalingga memang tidak langsung kembali ke apartemennya, melainkan kerumah orang tuanya. Lebih tepatnya rumah ayahnya.

Memang setelah kematian ibunya dia sebenarnya tinggal bersama ayahnya tapi semenjak kedatangan dua orang baru dalam hidupnya, yaitu ibu dan adik tirinya semuanya langsung berubah. Perlahan kasih sayang yang dulu sering didapatkan Kalingga kini telah menghilang tergantikan oleh kekerasan fisik maupun mental, dan sejak hari itu Abiseka kakek Kalingga membawa cucunya untuk tinggal bersama di apartemennya.

Kalingga memang merasakan kasih sayang dari kakeknya, tapi tidak bertahan lama hanya 8 tahun. Tepat pada hari dimana kalingga berumur 15 tahun sang kakek pun menghembuskan nafas terakhirnya akibat kecelakaan yang menimpanya sepulangnya dari tugas di negara Singapura karena kakek Kalingga adalah seorang abdi negara. Dan semenjak kejadian itu tinggallah Kalingga sendirian di apartemennya.

Itulah sedikit kisah tentang Kalingga.

Ting tong ting tongg

Ceklek

"Mau apa lo kesini ?" yang tadi membukakan Kalingga pintu adalah Raja - adik tiri Kalingga.

Naraja adelio anderson pria tampan yang merupakan adik tiri Kalingga, sifatnya licik dia memiliki beribu - ribu cara muslihat yang dia kerjakan agar bisa membuat Kalingga terkena masalah. Bisa di bilang dia sangat membenci Kalingga dan begitupun sebaliknya.

"Suka - suka gue ini rumah gue" balas Kalingga dengan tampang datar.

"Rumah lo bilang" ucapnya dengan senyum mering dengan menjeda ucapannya "Lo udah diusir dari sini, otomatis gue yang punya ini semua termasuk rumah lo."

"Terserah gue cuma mau ketemu sama papa bukan adu bacot sama lo."

"Yakin lo ngga kangen sama gue ?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Raja Kalingga lebih memilih langsung masuk ke dalam rumahnya. Dari pada meladeni ucapan Raja yang tidak ada habisnya kan lebih baik menghiraukannya saja. Sangat membuang - buang waktu pikir Kalingga.

"Heh ngapain lo masuk."

"Ini ada apasih ribut - ribut" ucap seorang wanita yang baru saja turun dari tangga, siapa lagi kalau bukan Mareta ibu tiri Kalingga.

"Owh ternyata si anak kandung, kenapa kemari kamu kan sudah di usir" lanjut Mareta menekankan kata 'kandung'.

"Ck bukan urusan lo."

"Heh Kalingga kamu harus sopan ya dengan saya, ingat saya ini ibu tiri kamu" dia sangat kesal dengan anak tirinya tersebut karena sejak dari dulu tidak ingin memanggilnya dengan sebutan mama.

"Jangan pernah sebut nama gue dengan mulut munafik lo" desis Kalingga merasa tidak suka namanya dipanggil oleh manusia modelan munafik seperti ini.

"Jaga ucapan mu Kalingga" ucap seseorang yang baru saja datang Distara ayah kandung Kalingga.

"Untuk apa pa, Kalingga ngga suka nama Kalingga di panggil oleh orang munafik seperti dia."

KABUT [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang