Chapter 3. Mengajari Seseorang Dengan Perasaan.

6 2 0
                                    

"Maaf ya-aku kelamaan. Kamu pasti, bosen nunggu, 'kan?"

"E-eh, Rian? E-enggak kok ..." ucap Yuuna yang tersipu malu.

"Ah, yang terpenting, aku bawa sesuatu untukmu."

"Hum?" Yuuna cukup kebingungan. Apa yang akan Rian berikan padanya? Itu yang ada dipikirannya.

Rian lalu menunjukan isi kantung belanja yang ia bawa pulang. Di sana terlihat, banyak pakaian wanita yang Rian beli hanya agar Yuuna tidak mengenakan bajunya lagi.

"R-Rian-ini seperti ... pakaian wanita?"

"Ini beneran pakaian wanita."

"Oh-untukku? Apa Rian yang membelinya dengan uang sendiri?"

"Begitu lah."

"E-eh ... tidak apa-apa? Aku akan segera menggantinya!" Yuuna menunjukan beberapa kepingan koin emas sisa pada Rian, "Segini, cukup?"

"Ee ... Yuuna ... Kamu gak perlu sampai seperti itu. Lagi pula, mata uang disini berbeda."

"Yahh ..."

Rian lalu mengeluarkan satu persatu pakaian yang berada di kantung belanjanya. Baju-baju itu terlihat indah dan menawan, yang mungkin akan sangat cocok bila dipakai oleh Yuuna.

"Nih, coba pakai." Rian menyodorkan salah satu pakaiannya dihadapan Yuuna.

Mau tak mau, Yuuna harus memakainya. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke kamar membawa pakaian yang Rian berikan, untuk kemudian ia pakai.

Di dalam, Yuuna cukup kesulitan memakainya karena model bajunya berbeda dengan di dunia asalnya.

"I-ini, tinggal pakai saja kan? Aku cukup terkejut dengan pakaiannya yang sangat berbeda jauh dari asalku ..."

Setelah beberapa lama, akhirnya Yuuna keluar dari kamar dengan penampilan barunya. Wajahnya yang cantik nan imut, setiap helaian rambutnya yang terlihat elegan, serta kulitnya yang seputih salju, menjadikan pakaian itu cocok baginya. Rian kini beranggapan jika baju seperti apapun, sepertinya akan cocok bagi Yuuna. Tentu bukan tanpa alasan, Rian berpendapat bahwa Yuuna terlalu cantik, bahkan baju seburuk apapun selama tidak menutupi wajahnya, itu akan sama saja terlihat cantik.

"Uwah ... jadi ini yang dinamakan keindahan surgawi ...," batin Rian. Ia menganga melihat betapa cantiknya Yuuna, tanpa menyadari Yuuna sedari tadi memperhatikan.

"R-Rian ... Bagaimana?" Yuuna memegang erat kedua tangannya.

"I ... Itu ... K-keliatan ... sangat cocok untuk mu, Yuuna." Rian, benar-benar dibuat ternganga dengan kecantikan Yuuna. Ia bahkan sampai kesulitan mengungkapkannya. Y-yah ... kamu ... keliatan sangat cantik, kok ...," lirih Rian.

Yuuna tampak cukup senang. Pakaian ini juga dirasa sangat nyaman baginya. Jika dibandingkan dengan pakaian di dunianya, ia rasa ini jauh lebih baik.

Rian lalu menepuk-nepuk area sofa yang kosong disampingnya, mengisyaratkan Yuuna untuk duduk disampingnya. Yuuna lantas meng iyakan, dan berjalan menghampiri Rian, untuk kemudian duduk disampingnya.

"Coba pakai ini." Rian memasangkan jepit rambut pada Yuuna. Kini, penampilan Yuuna terlihat sangat sempurna dengan adanya jepit rambut yang terpasang dirambutnya.

"I-ini ... apa?" Yuuna memegangi jepit rambut yang baru saja Rian pasang.

"Ini tuh, jepit rambut buat aksesoris. Aku dapet ini gratis tadi."

"Bisa dapet gratis gitu ya?" ucap Yuuna lirih. Rian lalu menunjukan kaca dihadapan Yuuna. "Gimana?" tanya Rian.

Yuuna yang melihat dirinya dicermin juga cukup terkejut dengan penampilan nya sekarang. Ia merasa sangat berbeda dengan sebelumnya. Tentu dengan ini, ia juga merasa senang, sambil berkata, "Woah ... cantik ...!"

My Wife Is From Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang