Chapter 8. Pulang Bukannya Bawa Uang Malah Bawa Masalah.

3 2 0
                                    

Malam yang sunyi, cahaya rembulan menembus jendela kamar miliknya-menyinari setiap sudut ruangan. Disana terlihat, Yuuna yang tampak terus mendekati Rian.

"R-Rian... A-aku udah enggak t-tahan lagi..." Yuuna terus mendekatkan dirinya kepada Rian. Bahkan saking dekatnya, Rian sampai harus terjatuh keatas kasur karena terus mencoba untuk mundur dari Yuuna. Yuuna juga ikut terjatuh-menimpa Rian.

"Y-yuuna...!? K-kamu ngapain...?" panik dengan apa yang dilakukan Yuuna, Rian mencoba untuk memalingkan pandangannya dari Yuuna.

Yuuna tidak menjawab sama sekali. Yang ia dengar dari mulut Yuuna adalah suara desahannya. Dengan posisinya yang kini tengah duduk tepat diatas tubuh Rian, ia memasukan lengannya kedalam kaos milik Rian, bahkan Yuuna sampai meraba-raba perut Rian.

Rian hanya bisa menahan malu. Wajahnya memerah layaknya tomat, sambil sesekali tidak sengaja melihat Yuuna yang tengah membuka satu persatu kancing bajunya dengan menggunakan tangan kirinya, sampai kedua belahan dadanya kini terlihat sangat jelas didepan mata Rian.

"Wowowowow... Apa yang gw lihat ini anjirrr..." batin Rian.

Wajahnya semakin memerah, begitu pula dengan Yuuna. Ia lalu menempelkan samping wajahnya kebadan Rian, sambil terus meraba raba perut sampai kedadanya, dan perlahan tangan kanan Yuuna yang tadinya meraba tubuh Rian, kini mulai mengarah kebagian bawah atau lebih tepatnya kekemaluan Rian.

Suasana kamar yang hening, dan hanya ada suara detak jam, serta suara Yuuna yang terengah-engah. Tangan Yuuna pun perlahan mulai masuk kedalam celana Rian, dan...

****

"jangannn.... Yuunaaa...!"

Rian terbangun, dan mendapati dirinya berada didalam bus, ditemani dengan penumpang lain yang duduk bersebelahan dengan Rian. Teriakan tersebut berhasil membuat penumpang lainnya mengarahkan pandangannya pada Rian. Tentu Rian menjadi keheranan, begitu pula penumpang lain yang menatapnya. Rian lalu menutup wajahnya dengan jaket miliknya. "Mimpi ternyata..." batinnya. "Duh, mana tegak dikit lagi."

"Tegak apanya mas?" tanya seorang pria yang duduk disampingnya.

"Eh, nggak mas. Ini, maksudnya tegak jari saya gara-gara kebanyakan scroll YouTube Short."

"Ohhh... Yaudah."

Untuk saat ini, akhirnya Rian dapat bernafas dengan lega. Ia sempat memikirkan kembali mengenai mimpinya itu selama perjalanan.

****

Singkat cerita, Rian akhirnya sampai kembali kerumahnya. Dengan membawa tas di punggungnya, ia pun masuk kedalam rumahnya.

"Aku pulang, mah!"

"Wih, selamat datang kembali, Rian." ibu Rian menyambut hangat kepulangan anaknya itu. Namun tak lama, seorang gadis tiba-tiba datang dari kamar dan langsung memeluk Rian saat itu juga.

"Abang...! Selamat datang kembali!"

Namun wajah Rian tampak kurang senang kala itu. Ia lalu memegang lembut kepala adiknya, dan mencoba untuk menjauhkannya.

"Ih Abang, kok gitu sih!?" Anisa berusaha untuk terus mendekati Rian, namun hal itu terus dihalangi oleh Rian sendiri.

"Heh, heh, udah, udah, Rian, jangan kayak gitu ke adek kamu."

Mendengar ucapan itu dari ibunya sendiri, Rian mau tak mau membiarkan adiknya itu kembali memeluk dirinya. Namun, Rian terus memalingkan wajahnya dari Anisa.

My Wife Is From Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang