01. A Slave

2.3K 155 15
                                    

Ruang bawah tanah ramai dikunjungi berbagai kalangan atas elit dan bukan orang sembarangan. Identitas mereka semua di rahasiakan menggunakan topeng hitam.

Berbagai merk botol alkohol mahal menghias meja. Mereka saling bersulang, sekedar memberikan sapaan basa-basi.

Di tingkat dua bagian dekat tralis, seorang wanita bergaun hitam tanpa lengan dengan perpotongan dada rendah dan punggung mulus terekspos—menatap ke bawah para orang bodoh itu tanpa minat.

"Selamat malam, Skylar-sama." Otoya Eita—pemuda sipit keturunan China-Jepang itu menyapa ramah, tersenyum hingga mata menyipit.

"Yeah, selamat malam Otoya-san."

"Saya hampir bersedih karena untuk kesekian kalinya Anda mungkin menolak undangan saya, tapi melihat Anda hadir di sini membuat saya amat senang."

(Name) mengangguk kecil menanggapi basa-basi itu. Otoya Eita pintar menganalisis orang-orang hebat yang bisa diajak bekerja sama untuk mencari keuntungan.

Seperti saat ini pemuda itu masih berusaha mengajak (Name) berbincang, walau hanya mendapat tanggapan singkat.

Di balik topeng hitam sorot tajam menelisik. Pertunjukkan perdagangan manusia telah dimulai. Suara-suara saling mematok harga untuk membeli budak itu saling bersahutan. Sejauh mata memandang belum ada yang menarik perhatiannya.

"Baiklah kita sambut barang terakhir, masterpiece kami!" sorak MC begitu roda berempat keluar dari balik tirai.

Di dalam kandang terdapat sosok berambut merah panjang seperti wanita, mengenakan kain putih hingga  menutup paha. Kaki, tangan, beserta leher jenjangnya terikat rantai. Dia mendongak menatap di sekitar penuh rasa jijik. Bahkan ketika tak berdaya pun kesombongannya masih ada.

"10 juta yen." Lelaki gendut bertopeng dengan kumis lebat melihat penuh nafsu.

"20 juta yen." Wanita tua membawa dua budak lelaki di kiri kanannya mengangkat papan.

Seiring berjalan waktu semakin naik drastis pula nominal dari harga budak tersebut. Banyak dari mereka yang tergiur memperebutkan pemuda cantik itu. Kemudian terhenti kembali pada lelaki gendut yang menawar di awal.

"Yaa 100 juta yen! Apa masih ada lagi?" tanya si MC penuh semangat. "Baiklah kita hitung mundur tigaaa ... duaaa--"

"200 juta yen." Wanita bergaun hitam di atas tingkat dua mengangkat tangan.

"Wahh 200 juta yen! Pasti sudah tidak ada yang mau menaikkan harga kan?!" MC mengendarkan pandangan sekitar.

"Oke sold out! Dengan harga 200 juta yen selamat untuk nona cantik di atas sana!" MC mengedipkan mata menggoda. Namun, tak direspon karena tampak seseorang di samping sang wanita membisikkan sesuatu.

"Aku rasa aku harus pergi melihat barangku, Otoya-san," pamit (Name) berdiri bersama Ego di belakangnya. 

"Sayang sekali Skylar-sama tak melihat acara penutupan."

"Mungkin lain kali." (Name) melenggang pergi.

Lain kali itu tak pernah ada. Untuk pertama dan terakhir kali (Name) menghadiri acara sampah ini. Suasana di tempat ini sangat memuakkan. Terlebih lagi ia menemukan hal mengejutkan yang berhasil menarik minatnya.

Di dalam mobil, (Name) menunggu kedatangan Ego membawa sosok budak yang dibelinya tadi dengan harga fantastis. Topeng sialan yang dikenakan telah di buang ke tong sampah saat ia keluar dari tempat memuakkan itu.

Ego datang membuka pintu di sebelah (Name). Lantas mendorong budak itu masuk.

Borgol masih melekat di pergelangan tangan menyambung ke leher. Kunci dari belenggu itu tentu berada di tangan si pembeli. Suasana masih hening bahkan ketika mobil sudah melaju.

 Ágriɑ Fɑntɑsíɑ || Blue Lock (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang