05. Not a Stalker

1.8K 111 5
                                    

Skylar Mansion

Sekitar tengah malam, wanita itu baru saja memarkirkan mobil di pelataran mansion. Suasana sekitar sepi hanya beberapa bodyguard yang bertugas menjaga di malam hari berlalu lalang. Pencahayaan cukup remang karena sebagian lampu mansion telah dipadamkan.

Seluruh penghuni mansion sudah beristirahat di ruangan masing-masing. Lorong tiap koridor minim pencahayaan. Berbagai lukisan menghias dinding koridor terkesan menyeramkan. Pantulan suara langkah kaki terdengar amat jelas menuju ke lantai dua.

Mengulurkan tangan meraih engsel pintu perlahan membuka lalu ditutup sepelan mungkin. Langkah kaki dipelankan mendekat ke arah ranjang.

Pencahayaan remang berasal dari lampu tidur di atas nakas, menyoroti seorang lelaki berparas cantik dengan surai merah panjang terlelap pulas di atas tempat tidur.

Senyum menghias bibir. Jemari terangkat mengusap lembut surai indah beralih mengelus pipi mulus sang lelaki. Bibir merah muda sedikit terbuka. Perlahan mendekatkan wajah mengecup sebentar. Lantas kembali mengamati wajah cantik lelaki itu.

Tungkai berjalan ke arah pintu balkon yang tirainya tidak tertutup rapat. Keluar sejenak menikmati sejuknya angin malam. Terdiam pandangi dingin langit gelap dipenuhi bintang tanpa bulan.

Seorang lelaki berpotongan rambut mangkok berkacamata segi empat. Menunduk hormat di belakangnya. Memberikan laporan dari tugas yang diembannya.

"Saya menunggu perintah Anda selanjutnya, Nona."

"Berikan penyiksaan dalam bentuk apa pun sampai dia mau membuka mulut secara suka rela."

"Baik, Nona Skylar." Setelah pamit ia melenggang pergi melaksana tugas dari sang nona besar.

"Belum ada satu pun tikus yang bisa melarikan diri dengan mudah dari genggaman Skylar."  Pemilik netra segelap malam menyorot dingin telapak tangan yang seolah berlumuran darah

Berdecak kesal tak suka melihat kotor pada telapak tangannya. Meski berkali-kali sudah dibasuh di atas wastafel hingga nyaris memerah. Noda itu masih ada seolah melekat.

Mengusap wajahnya mengamati pantulan diri pada cermin. Paras yang teramat dibenci.

Setelahnya ia keluar dari kamar mandi. Lantas merangsek masuk ke dalam selimut, memeluk erat leher lelaki bersurai merah itu.

"(Name)? Kau sudah pulang?" Suaranya terdengar serak khas baru bangun. Lebih tepatnya terbangun oleh gerakan (Name).

"Aku tidak bermaksud membangunkanmu. Ayo kita tidur kembali, Chigiri." (Name) menyembunyikan wajah di dada bidang Chigiri.

Lantas lelaki itu mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping (Name). Kelopak mata dihiasi bulu mata lentik kembali terpejam.

Apartemen Blue Suites

Nagi Seishiro— gamers ganteng idaman— tengah mengawasi sejak lama tetangga apartemennya, yang ternyata adalah teman sekelasnya dulu saat menempuh sekolah menengah atas.

Bukan bermaksud menjadi stalker, lelaki bersurai putih bertubuh jangkung menjulang hanya penasaran akan daya tarik seorang (Name). Dulu terkenal sebagai primadona sekolah. Padahal wanita itu selalu acuh pada sekitar.

Menurut data yang didapatkannya dari seorang informan, (Name) Skylar dibesarkan oleh sang Kakek— mendiang Adam Skylar yang merupakan blasteran Belanda-Jerman, sempat menetap di Jepang dan menikah dengan wanita asli Jepang yang masih memiliki keturunan darah biru— mendiang Misaki Skylar.

Ayahnya yaitu Kaizen Skylar adalah anak tunggal, meninggal akibat kecelakaan mobil. Ibunya, Hikari Nemoto dikabarkan sudah lama menghilang.

Setelah kepergian sang kakek, (Name) Skylar resmi menjadi pewaris tunggal Skylar Company yang berpusat di Berlin, dan memiliki beberapa cabang di luar negeri termasuk di Jepang.

 Ágriɑ Fɑntɑsíɑ || Blue Lock (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang