03. Bastard München

2.1K 120 0
                                    

München, Germany.

Gemerlap malam khas salah satu ibu kota terbesar bagian Bayern di Jerman—München. Gedung-gedung tinggi tak cukup menarik untuk menjadi pusat atensi. Terlalu sibuk dengan urusan lain yang berada di dalam tablet.

Jemari lentik mengulir beberapa foto. Sebuah potret lelaki bersurai oranye bersama lelaki lain bersurai dwiwarna menyita perhatian.

Mobil sport hitam berhenti di depan sebuah nightclub ternama yang sangat terkenal—Kser Barclub . Cukup banyak manusia-manusia berlalu lalang keluar masuk mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan malam.

Gaun merah gelap selutut memiliki berpotongan dada rendah memperlihatkan belahan dada sang pemilik.

Kaki jenjang berhiaskan heels tinggi melangkah masuk tanpa keraguan dengan memegang sebuah tas kecil. Bibir penuhnya terpoles lipstik berwarna kemerahan terang. Surainya dibiarkan jatuh tergerai.

Banyak pasang mata lelaki hidung belang memandang penuh minat. Bertanya-tanya siapakah wanita menawan ini? Hingga pertanyaan mereka nyaris terjawab oleh kilatan tajam memberi peringatan dari pemilik netra sedalam lautan itu.

Michael Kaiser— satu-satunya pewaris tunggal Kaiser Company sekaligus pemilik dari Kser Barclub— merangkul penuh posesif pinggang sang wanita. Seakan-akan menunjukkan bahwa wanita itu adalah miliknya.

"Berhenti bersikap posesif, Michael." Bisikan dari sang wanita malah semakin membuat lelaki bersurai dwiwarna itu mengeratkan rangkulannya.

Michael membawanya ke lantai atas di sebuah ruang VVIP. Kini tersisa mereka berdua tanpa keributan sekitar dan tidak banyak pasang mata memandang.

"Welcome to my club, (Name)." Michael menuangkan alkohol merk yang cukup terkenal lalu memberikan pada (Name).

Diraihnya gelas kecil itu sembari menyilangkan kaki di atas sofa. Netra segelap malam menelisik interior mewah di dalam ruangan yang cukup elegan. Sebelum akhirnya pandangan bertabrakan dengan sang pemilik club.

"Seleramu tidak buruk juga." Itu kata pertama yang keluar sebelum menyesap minumannya tanpa ragu.

Michael justru bergerak mendekat. Memeluk pinggang ramping itu dengan erat. Lantas berbisik menggoda di depan daun telinga (Name).

"Do you miss me (Name)?"

(Name) menoleh sesaat membalas dingin sorot penuh nafsu Michael. Sebelum akhirnya menjatuhkan pandangan ke arah lain.

Tujuannya bertemu Michael secara pribadi, bukan untuk berbasa-basi atau sekedar ingin menghangatkan tempat tidur.

Kalau bukan urusan penting, (Name) tak akan mau merepotkan diri menemui sang pemilik julukan Bastard München, dikarenakan lelaki itu terkenal akan sikapnya yang suka mempermainkan banyak perasaan wanita.

"Aku punya sedikit urusan dengan temanmu." (Name) mengeluarkan selembaran foto lelaki bersurai oranye. "Katakan di mana dia berada?"

"Kunigami Rensuke?" Michael mengernyitkan dahi. Kilatan cemburu terpancar jelas. "Ada urusan apa kau dengan si brengsek itu? Apa kau tertarik pada Rensuke?"

"Simpan pertanyaanmu itu Michael dan berikan saja jawabanmu." (Name) benar-benar malas berbasi-basi dengan Michael. Ia hanya butuh informasi langsung dari teman dekat orang yang dicarinya itu.

Michael tersenyum licik dengan berbagai ide kotor melintas di benaknya. (Name) tak mungkin mau menemuinya secara langsung jika itu bukan merupakan sesuatu yang penting.

"Aku tentu akan memberitahumu mengenai bajingan itu." Michael mengendus-endus ceruk leher (Name). Sebelah tangan bergulir masuk ke dalam gaun meremas lembut salah satu gundukan kenyal itu. "Tapi tentu tidak gratis. Kau paham kan maksudku?"

 Ágriɑ Fɑntɑsíɑ || Blue Lock (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang