04. Misconception

1.7K 110 0
                                    

Tokyo, Japan.

Sehabis melakukan kegiatan panas bersama Michael, (Name) langsung bertolak ke Tokyo. Sementara waktu tak ingin berurusan dengan kepercayaan diri Michael, sebab telah berhasil membuatnya merangkak sendirian di atas tempat tidur.

Hari ini mungkin merupakan hari sial bagi (Name). Kopernya tertukar saat entah sejak kapan. (Name) baru sadar ketika membuka koper itu dan agak terkejut melihat isinya. Selain barang-barang pria ada juga majalah-majalah dewasa keluaran terbaru.

Pening di kepala semakin bertambah, ketika mengetahui identitas si pemilik koper. Dia adalah Itoshi Rin— adik kandung Itoshi Sae. Sepertinya takdir terus mempertemukan (Name) dengan Itoshi bersaudara itu.

Itoshi Rin— terkenal akan sifat dingin seperti es kutub selatan. Meski sudah tak lagi aktif sebagai pemain, Rin menjabat sebagai pelatih timnas muda.

"Masih maniak bola rupanya." (Name) mencibir ketika mengetahui semua fakta tentang Itoshi Rin.

Bunyi nyaring dering ponsel mengambil atensi (Name). Di layar tertera nama Itoshi Rin. Perlahan ibu jari bergulir menekan tombol hijau lalu menempelkamenempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Di mana?" Suara dingin Rin menyapa indra pendengaran (Name).

"Kantor. Aku sibuk, kau bisa mengambil kopermu nanti sore di apartemenku."

"Oke."

Setelahnya panggilan terputus sepihak. (Name) meletakkan ponselnya di atas meja. Kemudian mengambil sebuah majalah dewasa koleksi milik Rin.

Di sampulnya terdapat wanita cantik mengenakan lingerie merah terang, yang terikat tali dengan kuat hingga permukaan kulitnya memerah.

"Hmm, selera yang cukup menarik." (Name) tersenyum tipis.

Jarum jam semakin berputar. Tak terasa langit sudah menunjukkan warna kekuningan. Wanita di kursi kebesarannya itu memberikan dokumen pada Ego. Mengenai misi rahasia yang hanya diketahui keduanya.

"Bagaimana Chigiri?" tanya (Name) memperhatikan layar tablet yang menunjukkan aktivitas di CCTV tersembunyi mansion. Lebih tepatnya ruang kamar yang di tempati Chigiri. Memperhatikan aktivitas lelaki itu.

"Dia baik-baik saja selama Anda pergi, tapi dia juga menanyakan tentang Anda."

"Aku akan pulang nanti malam atau mungkin besok." (Name) merapikan jas long coatnya sebelum keluar dari ruangan. Disusul oleh Ego di belakangnya.



Apartemen Blue Suites




Itoshi Rin berada di ruang tamu apartemen menunggu (Name) mengambil koper di dalam kamar. Netra teal mengamati intens tiap gerak-gerik wanita itu. Menarik kopernya tepat di sebelah Rin.

Penampilan (Name) terlihat lebih kasual. Baju oversize putih dan celana jeans selutut membalut tubuh rampingnya. Rambut panjangnya diikat ke atas mengekspos leher jenjang mulus (Name).

Rin mengakui kalau (Name) memang terlihat berbeda dengan penampilan biasanya, yang selalu memakai pakaian formal. Kali ini lebih cantik dan menggoda.

Indra penglihatannya menangkap bekas kemerahan pudar yang tidak tertutup sempurna. Seketika menimbulkan kernyitan di alis Itoshi bungsu.

Rin cukup tahu mengenai affair di antara kakaknya dan (Name). Ia tak mau menerima kenyataan pahit tersebut, karena Rin sudah lama menaruh rasa suka pada (Name). Sekalipun (Name) tak pernah meliriknya.

Paras tampan, popularitas, ataupun kekayaan yang dimiliki tak cukup agar (Name) menyadari kehadiran Rin. Lelaki bersurai hitam itu masih saja kalah selangkah dari Sae.

 Ágriɑ Fɑntɑsíɑ || Blue Lock (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang