Sejenak aku tertawa dan selamanya aku menangis.
Badai yang tak kunjung reda berhasil menakuti perasaan kecil ini.
Kita masing-masing membisu.
Memang aku yang memulai menanam benih busuk itu.
Memang aku yang salah menaruh banyak prasangka.
Memang aku yang membuat rumah kita berantakan.
Kita menjadi saling tidak nyaman.
Bahkan tidak lagi saling senyum dan menyapa.
Ini wajar, jika badai terjadi kurang dari tiga hari.
Tapi ini aneh, karna hampir seminggu kita tak pulang juga ke rumah.
Aku sangat menyesal, menghancurkan kamar-kamar dan ruang-ruang nyaman yang kalian buat.
Aku memang suka berdiri belakang, tak hayal ada perasaan kosong melihat punggung kalian.
Entah apa itu perasaan? Entah juga perasaan terasingkan atau hal-hal yang mencurigakan.
Seharusnya kemarin di taman yang indah itu,
tak ku tanam bibit busuk, harusnya yang bagus aku pilih.
Aku sudah salah membakar taman kita kemarin.
Entah kemana aku yang waras.
Aku ingin maaf tanpa alasan.
Karna jika ada alasan, perlu beribu kata untuk merangkainya.Syahwi
22, Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
sedih nan senang
Randomhalo, ini cerita baruku. sedikit berbeda dari yang biasa aku bagi ke kalian, tapi semoga sedikit banyaknya puisi-puisi ini bisa mewakili beberapa perasaan. sajak-sajak puisiku tidak seindah itu untuk dinikmati, aku hanya menulis puisi itu agar terob...