Aku kembali menangis, Tuan.
Apa tidak bisa kau usap kembali air mataku ini? Lalu berbicara dengan nada tenang dan lembut.
Seakan, akulah makhluk terapuh di semesta ini.
Saat itu aku juga merasa, tak ada lagi kekurangan dihidupku.
Semua sempurna, karna hadirmu.Tuan, saat kau genggam piluku itu.
Aku merasa nyaman dan aman yang tiada batas.
Rasanya, tempat pulang yang aku inginkan sudah kudapatkan.
Aku tak perlu khawatir lagi akan berlari ke mana saat mataku membengkak, atau mengadu tentang semesta.
karna, saat itu masih ada kamu.Saat itu, rasa senang kita tiada berkurang satu mili pun.
Rasa rindu juga selalu terukir manis.
kita, saling menyukai.
Terasa indah, sangat ... indah.
Hingga, tanpa sadar kita terlalu berlama-lama menetap tanpa belajar.
Kita tak memahami gemuruh awan dan bumi.Lalu, inilah kita yang sekarang.
Hanya dua bayang manusia yang dulu pernah memadu kasih.
Hanya seuntai puisi yang tak sempat dibaca lagi.
Dan hanya selembar kisah usang, yang tak mau kamu eja lagi.untuk pria terkasihku
20 november 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
sedih nan senang
De Todohalo, ini cerita baruku. sedikit berbeda dari yang biasa aku bagi ke kalian, tapi semoga sedikit banyaknya puisi-puisi ini bisa mewakili beberapa perasaan. sajak-sajak puisiku tidak seindah itu untuk dinikmati, aku hanya menulis puisi itu agar terob...