chapter 2

144 28 0
                                    

Ketika (Name) sudah masuk sekolah lagi, dia berangkat-pulang selalu ditemani oleh 'penjaga'nya, Iwaizumi Hajime. Dan, ini sudah hari ke lima mereka bersama.

"Bagaimana? Apakah kamu bisa mengerjakan ujian kelulusan tadi?" Tanya Iwaizumi selagi kedua tangan anak itu dimasuki ke dalam kantong celana. Netra hitamnya melirik gadis di samping yang menjawab pertanyaannya secara mengangguk.

"...Setelah aku selesai ujian, kau akan ulangan kenaikan kelas kan, ya?" (Name) bertanya saat suasana di antara mereka sudah berubah sepi.

"Masih lama sebenarnya," jawab Iwaizumi cepat. "Tapi kau nggak salah. Mungkin sekitar dua atau tiga minggu setelah kamu ujian, aku akan ulangan kenaikan kelas."

(Name) mengangguk paham. Dia beralih menatap Iwaizumi yang agak tinggi darinya ketika lelaki tersebut kembali berbicara.

"Nanti kau wisuda di mana? Sekolah atau pergi keluar Prefektur?"

"Keluar Prefektur. Aku akan pergi ke Hyogo."

Iwaizumi mengangkat satu alis. "Hyogo? Jauh sekali, bayarannya pasti mahal."

"Iya, bayarannya mahal. Makanya aku ikut membantu Ibu jualan, tapi Ibu malah nyuruh aku buat jaga Toko Bunga Nenek saja." Dahi (Name) sedikit mengernyit saat berkata demikian. "Yang sejujurnya, toko nenek tidak terlalu ramai pengunjung."

Toko Bunga? Toko Neneknya? Ah, benar. Kalau tak salah ingat Iwaizumi pernah mengunjungi toko tersebut ketika masih berada di jenjang SD. Dia juga ingat ayah, ibu, dan dirinya datang ke pemakaman Nenek (Surname) tahun lalu. Tapi sekali lagi, dia tidak melihat sosok (Name) di mana-mana.

"Apakah kamu suka bunga, (Surname)-san?"

"Eh, iya... Aku suka bunga."

"Kalau begitu kau tetap jaga saja tokonya dan menyirami bunga-bunga di sana. Akan sangat disayangkan jika sesuatu yang kau sukai hilang begitu saja," nasehat Iwaizumi. Kemudian dia menoleh ke (Name), agak menunduk karena dia lebih tinggi dari si gadis. "Tenang saja, aku akan mampir ke tokomu sesering mungkin."

Lelaki tersebut jadi salah tingkah sendiri ketika (Name) tidak bicara apa-apa, hanya menatapnya kagum. Iwaizumi yakin kalau dia melihat blink-blink di sekitar wajah gadis itu. Dia pun memalingkan muka ke samping berupaya untuk menyembunyikan pipinya yang memerah.

"Iwaizumi-san, sini lebih dekat, atau kau akan tertabrak mobil yang mau lewat di depan." Peringatan dari sang gadis membuat Iwaizumi sadar. Lelaki tersebut berjalan sedikit lebih dekat ke samping (Name), tapi berhenti ketika ia sadar sesuatu.

Gadis yang lebih muda tersenyum lembut ke arah Iwaizumi, membuat lelaki itu merasakan desiran aneh di dadanya. "Tenang saja, aku tidak akan pingsan karena kau mendekat beberapa inci ke tempatku," kata (Name). Lantas Iwaizumi kembali melangkah kecil.

"Iwaizumi-san, maukah kau menemaniku memotret nanti?" Lelaki yang disebut mengangguk menjawab pertanyaan sang gadis.

"Aku sih tidak masalah. Tapi, kau kan sedang ulangan."

"Aku juga nggak masalah. Aku bisa belajar saat malam hari."

Iwaizumi menghela napas pada keras kepala (Name). "Baiklah, kalau kau memaksa." Lalu senyum miring tercipta di wajah tampannya, sembari melirik si gadis ia lagi-lagi berkata. "Lagipula aku ada tempat yang cocok untuk melakukan itu."

𝗠𝗘𝗟𝗘𝗣𝗔𝗦 𝗧𝗥𝗔𝗨𝗠𝗔 : ̗̀➛ Haikyuu!! Where stories live. Discover now