chapter 7

56 17 0
                                    

Selain toko bunga, (Name) mempunyai toko roti sederhana yang menunya juga tercampur dengan kue. Awalnya sih cuma ada beberapa roti, namun tokonya yang lumayan ramai membuat Ibu (Name) berinovasi untuk membuat menu baru. Dan, entah mengapa Beliau memasukkan kue.

Mungkin disebabkan oleh Nyonya (Surname) berkeahlian membuat kue, makanya Beliau lebih memilih menu kudapan manis dibanding menambah rasa roti.

Kedua toko ini merupakan warisan keluarga Nyonya (Surname). Toko roti (Surname) adalah toko yang dibentuk ketika Kakek-Neneknya baru menikah, dengan modal yang mencukupi, mereka pun membangunnya bersama. Sedangkan untuk toko bunganya, dibentuk oleh Nenek (Surname) seorang diri setelah kepergian sang suami.

Ada kisah menyedihkan di baliknya. Bahwasanya Nenek (Surname) membuat toko bunga agar Beliau tidak lupa dengan awal pertemuannya berjumpa dengan Kakek (Surname). Agar Beliau masih mengingat moment-moment di mana mereka masih bersama, sehat, muda, dan yang paling penting jika si suami masih hidup di sampingnya.

Kisah romantis mereka membuat (Name) haru sekaligus iri. Ah, mungkin, daripada iri, ia lebih ke kesal. Mengapa orangtua Ibu (Name) mendapat kisah kebersamaan yang begitu romantis, namun anaknya tidak? Kenapa Nyonya (Surname) malah memiliki suami yang kasar dan acuh tak acuh terhadap keluarganya?

Apa karena sang Ayah merupakan anak Kota? Jadi, perilaku serta tentu sifat mereka berbeda dari anak-anak pedesaan seperti si Istri dan Anaknya?

(Name) tidak begitu mengerti. Ibunya bilang dulu Ayah tak kasar seperti sekarang. Beliau bilang suaminya merupakan sesosok pria yang perhatian, baik, pengertian terhadap dirinya. Lalu mengapa kini ia berubah? Apa yang salah?

Pertanyaan itu sampai sekarang belum terjawab oleh sang Ibu. Dan (Name) hingga detik ini masih terjebak dalam guncangan masa lampau.

Ngomong-ngomong soal Kota, (Name) sudah lama tidak berjumpa dengan Kakeknya di sana. Terakhir mampir saat Nenek (Name) yang di Kota masuk ruang rawat inap rumah sakit. Ayahnya masih ada menemani keluarga kecil mereka dahulu. Sudah lumayan lama sekali... Mungkin sekitar 3-4 tahun lalu.

......

Entah mengapa memikirkan hal ini sambil mengamati bunga-bunga cantik di hadapan sang gadis, rindu mendalam dirinya menguak keluar.

.

.

.

»»--⍟--««
Chapter 7:
Toko bunga
»»--⍟--««

.

.

.

"Hei, Tsumu! Bukankah aku sudah bilang kepadamu untuk berhenti mengganggu Aran tadi?!" Seruan remaja SMP lelaki berambut hitam itu menggelegar kala mereka berjalan di jalanan asing. "Coba lihat kita sekarang! Aran ninggalin kita, terus kita jadi nyasar begini."

"Mengapa hanya aku yang kena, Samu?! Omelin dirimu juga, lah! Karena kamu juga ikut-ikutan ngeledek Aran tadi," balas remaja seumuran dengan rambut berwarna coklat tua itu.

Mereka tampak selayaknya anak kembar. Tidak, mereka beneran kembar. Lelaki yang disebut Tsumu, memiliki rambut coklat tua yang disisir ke sebelah kanan, alis berwarna coklat tua yang sesuai rambut aslinya. Mata cokelat besar, berkerudung, dan sedikit terkulai. Sedangkan saudara kembarnya, yang disebut sebagai Samu, menyisir poni rambut ke kiri, ia pula memiliki mata abu-abu dengan kelopak mata berkerudung.

𝗠𝗘𝗟𝗘𝗣𝗔𝗦 𝗧𝗥𝗔𝗨𝗠𝗔 : ̗̀➛ Haikyuu!! Where stories live. Discover now