E.M.P.A.T.B.E.L.A.S

154 18 1
                                    


Part 2 dari kasus kemarin.

⚠️⚠️⚠️

Suicide
.
Oknum
.
Not real
.
Just Fiction

⚠️⚠️⚠️






















Selamat membacaaa











🌏☀️







Keesokannya mereka memutuskan untuk ke kantor polisi yang menangani masalah penemuan mayat kemarin. Sekolah juga memutuskan untuk membiarkan siswa nya bersaksi dan memberi pendapat untuk kasus ini, sekolah juga ingin masalah ini cepat selesai dan nama baik sekolah kembali bersih.

Terbukti dari ke 4 serangkai yang tengah menunggu Sera dan Sarah di introgasi. Mereka menunggu di luar ruangan, membiarkan ke 2 siswi itu memberi keterangan.

Cukup lama Sera dan Sarah di dalam ruangan itu, sudah sekitar 1 jam lebih mereka menunggu.

"Kenapa lama banget yah?" Tanya Jemian.

Jemian sungguh lelah menunggu seperti orang bodoh, planga plongo gak jelas. Mana kursi yang jelek, punggung dia kan jadi sakit.

"Iya yah, lama banget dah" ucap Chakra setuju dengan Jemian.

Lama sekali, karena dalam pikiran mereka gak akan selama ini, yah cuma memberi keterangan lalu pendapat sudah selesai. Tapi tidak semudah dan secepat itu, realita tidak semenyenangkan ekspetasi.

"Kira-kira apa aja yah yang ditanya?" Celetuk Jendral.

Karena kemungkinan polisi juga banyak memberi pertanyaan-pertanyaan untuk membantu menyelidiki kasus ini.

"Yah mungkin kejadian yang mereka liat atau bisa jadi mereka sempat melihat orang lain atau nggak" jawab Rendi.

"Iya bener tuh, tapi yah ini kayak aneh aja kasus nya, kenapa harus di sekolah dan di ruang osis yang lama? Emang bener gitu korbannya salah satu murid di sekolah kita? Bisa jadi bukan gak sih?" Tanya Chakra beruntun.

Chakra masih merasa aneh dengan kasus ini, melihat nya saja membuat Chakra bingung dan merinding. Kayak gak ada alasan untuk kasus pembunuhan di sekolah, karena sekolah mereka juga di kenal sekolah yang menjunjung tinggi kenyamanan para siswa, jadi tidak mungkin kasus pembunuhan ini terjadi.

Walau masih ada bullying tapi tidak sampai ke kasus bunuh diri apa lagi kasus pembunuhan. Yah bisa jadi sih tapi sedikit aneh saja.

"Menurut gue biarin polisi yang selesaikan kasus ini, lagian kan Sera sama Sarah juga udah kasih keterangan gak usah dipikirin lagi deh" saran Rendi.

Dia gak mau temen-temen nya pusing mikirin kasus ini apa lagi Chakra, lebih baik kerjain proposal dan kepentingan lain untuk osis saja.

"Yah kita penasaran aja" ucap Jemian.

Rendi juga penasaran tapi kan sudah ada polisi yang menangani kasus ini.

"Gue kadang gak percaya sama polisi" celetuk Jendral.

Dan celetukan Jendral membuat yang lain melotot tak percaya. Bukan apa-apa tapi posisi mereka sekarang ada di kantor polisi dan bisa-bisa nya Jendral bilang seperti itu. Tidak takut kah?.

"Apa?!" Kesal Jendral.

Jendral merasa ucapan dia tidak salah, ucapan dia benar kok. Dia tidak percaya sama polisi wajar saja karena memang oknum polisi 'terkadang' lambat, yang katanya polisi sih. Mereka lebih mementingkan cuan. Ingat sekali 'katanya' polisi. Bukan polisi asli yah.

Bumi Matahari || 00 Line DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang