03. Kim Minjae

125 16 5
                                    

Yechan telah tiba di depan rumahnya. Setelah itu, ia memakirkan asal sepedanya dan segera memasuki rumahnya. Setibanya di dalam, hanya kesepian yang menyerta. Tak ada kebisingan seperti dulu saat kakaknya masih ada. Hanya seorang Lee Yechan yang kesepian tanpa seorang teman yang menemaninya kecuali para hantu yang selalu mengajaknya berteman.

Sayangnya, Yechan selalu menolak, karena ia ingin hidup normal seperti orang lain tanpa ada mereka yang selalu meminta bantuannya. Dan di sini, ia hanya tinggal bersama ibunya sekaligus harus rela menjadi tulang punggung keluarganya untuk  merawat ibunya yang sakit.

Semenjak kakaknya meninggal, ibunya menjadi sakit-sakitan yang membuat dirinya harus merawatnya dan mencari nafkah untuk mencukupi keluarganya.

"Eomma? Aku membelikanmu sup rumput laut kesukaanmu. Makanlah selagi hangat, setelah itu, kau harus minum obat agar cepat sembuh."

"Eoh, gomawo Yechan-ie. Kau juga makan nak,"

"Aku sudah makan tadi siang, kau makanlah dulu."bohong.

Ia hanya memakan sebungkus roti dan sekaleng soda tadi siang yang jelas-jelas tidak membuatnya kenyang. Namun, itu bisa mengganjal rasa laparnya.

"Eomma? Aku ingin belajar. Kalau kau membutuhkanku, panggil saja namaku."

"Ne."setelah itu, Yechan keluar dari kamar ibunya menuju kamarnya.

Di dalam kamar, ia mengganti pakaiannya, lantas mengeluarkan buku-buku pelajarannya tadi untuk ia salin. Sebelumnya, ia sudah meminjam buku Yujun untuk ia catat agar ia tidk ketinggalan pelajaran. Hanya Yujun saja yang memiliki tulisan rapi sehingga Yechan bisa memahami semua materi. Dan itu sudah sering ia lakukan.

Beberapa menit kemudian, ia membereskan buku-bukunya lalu keluar kamarnya untuk bekerja paruh waktu. Ia bekerja menjadi apa saja asalkan bisa menghasilkan banyak uang dan halal. Ia bekerja sebagai pengantar makanan, penjaga kasir minimarket, tutor les anak SD, atau menyebarkan brosur-brosur pada pejalan kaki dan ia melakukan semua pekerjaan itu bergantian hingga malam.

Tak lupa, ia terkadang juga mengikuti pelatihan seni bela diri Korea yang membuat ia sering tidur sepanjang pelajaran. Dengan bekalan sepeda kesayangannya, ia berjuang untuk bertahan hidup seperti sekarang.

"Kamsahamnida!"Yechan membungkuk sopan, tak lupa dengan senyum indah yang ia miliki.

Jika ibunya membutuhkan pertolongannya segera, maka dengan cepat ia akan kembali ke rumahnya dan meminta izin untuk mengurus ibunya. Sebrandal apapun ia di sekolah dan sering melanggar aturan, tetapi ia adalah anak yang berbakti pada orang tuanaya.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 20.30 KST berarti sudah tiga setengah jam ia meninggalkan rumahnya sepulang sekolah. Sepertinya ia harus pulang untuk menjenguk ibunya. Sebelum itu, ia berpamitan dahulu pada pemilik kedai.

"Ahjeossi? Aku harus pulang ke rumah. Aku takut Eommaku sudang membutuhkanku sekarang."

"Eoh, gomawo Yechan-ie, kau sudah bekerja keras hari ini. Kalau begitu, kau bisa pulang ke rumah. Dan ini, ada sedikit uang untukmu. Semoga cukup untuk kehidupanmu dan membeli obat untuk Eommamu."

"Kamsahamnida Ahjeossi!"Yechan menerima uang itu, lantas segera pergi dengan perasaan bahagia.

Yechan mengambil sepedanya lantas mengendarainya menuju rumahnya dengan kecepatan tinggi. Begitu tiba di penyebrangan jalan, ia menghentikan laju sepedanya lantas ia menoleh kesana kemari.

Tiba-tiba ia menyium bau yang begitu busuk. Setelah ia cari, rupannya bau itu berasal dari seorang pria paruh baya yang hendak menyebrang.

Laki-laki itu sudah menginjakkan kakinya di aspal yang membuat Yechan bingung harus bagaimana. Pasalnya, kendaran sedang melaju kencang di depannya hingga hendak menabrak pria itu. Dengan panik, Yechan berteriak pada pria itu, sayangnya mobil tadi sudah melintas ke pria tadi.

Mysterious Song| XikersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang