06. Kita Berteman?

78 14 9
                                    

Yechan menangis tersedu-sedu di depan rumahnya tanpa suara. Lagi-lagi ia sendiri dan rasanya seperti dejavu. Jika disituasi seperti ini, hanya satu orang saja yang mengerti kondisinya. Minjae.

Tiba-tiba, memori lama berputar di kepalanya. Ia teringat saat dulu ia dan Eomma-nya diusir, Minjae lah orang pertama yang ada untuknya setelah kepergian hyung-nya.

Saat itu, Yechan baru kelas tigaSMP yang saat itu pula, sedang menentang pada si pemilik rumah agar tidak mengusirnya. Bagaimana pun, rumah itu adalah rumah kedua mereka yang sangat berarti bagi mereka. Rumah yang memberinya banyak cerita yang tak terhitung jumlahnya.

"Ajjeossi! Kumohon beri kami kesempetan sekali lagi untuk melunasinya!"

"Kesempatan? Kau bilang kesempatan?! KALIAN SUDAH MELEWATI BATAS DAN KAU BILANG ITU KESEMPATAN?"laki-laki brewok itu berniat memukul Yechan yang saat itu ia baru kelas tiga SMP.

"Jangan sakiti putraku, dia tidak bersalah! Jika kau ingin memukul, pukul saja aku!"ibunya menghalanginya dan berniat untuk melindunginya. Melihat itu, Yechan dan menoleh cepat kearahnya.

"Eomma? Apa yang kau lakukan?"tak lama, Yechan menelpon seseorang dengan ragu. Hanya dia yang dia punya sebagai tempat bersandarnya sekarang.

"Hyung.....Minjae hyung.....kumohon datanglah kemari....kami membutuhkanmu....."

"Yechan-ie? Neo eodieyo? Jigeun gago isseyo! Nal gidaryeo!"

Disisi lain, Minjae yang saat itu baru kelas dua SMA, langsung berlari setelah mendapatkan telpon dari Yechan untuk segera kerumahnya. Sesampainya disana, ia membantu Yechan untuk melawan orang itu.

"Yechan-ie!"

"Hyung!"Minjae langsung menatap tajam ke arah prang itu.

"Ajeossi! Kumohon biarkan mereka tinggal disini! Apa kau tidak kasihan jika anak dan istrimu diperlakukan seperti itu oleh orang lain?! NEO MICHESEO?!"melihat drama seperti itu, membuat orang tadi berdecak.

"Ck, kalian menggangguku! Kalau begitu, jangan salahkan aku jika aku memukul kalian!"

Laki-laki tadi melayangkan pukulannya ke udara dan tertahan. Yechan langsung menyatukan kedua tangannya seraya memohon.

"Aku mohon, jangan usir kami dan memukul kami...."mohon Yechan kembali.

Alhasil, setelah perdebatan itu, Minjae menjadi korban kekerasan hingga membuat sudut bibirnya memar oleh orang tak memiliki hati seperti itu. Namun, baginya itu tidak masalah karena baginya, mereka jauh lebih penting. Mereka akhirnya diusir dari sana untuk selamanya.

....

Mereka berjalan di malam hari sembari membawa barang-barangnya. Entah kemana tujuan mereka sekarang, yang pasti mereka harus mencari tempat tinggal untuk sementara.

Ditengah kegiatan mereka berjalan menelusuri kota yang ramai itu, tiba-tiba ibu Yechan mendadak pingsan yang membuat mereka panik.

"Eomma! Gwenchana?"

"Yaa, Yechan-ie! Kita bawa ke rumah sakit! Palli!"setelah itu, mereka membawa ibu Yechan dengan bantuan orang-orang yang lewat.

Setelah dirawat disana beberapa hari, Minjae membawa mereka ke kontrakan yang sekarang mereka tinggali. Namun semenjak kejadian itu, ibu Yechan malah sakit-sakitan setelah beberapa hari lalu kehilangan anak sulungnya yang membuat Yechan menyalahkan Minjae atas kejadian itu.

Mysterious Song| XikersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang