"Hei, ketua kelas. Ini tugasmu, cepat antar ke kantor guru sebelum bel masuk! " Tegur Sthella pada seorang lelaki yang menjabat sebagai ketua kelas. Wanita itu sedikit kesal karena pemilik jabatan tertinggi di kelasnya itu selalu mangkir dari hampir seluruh tugasnya dan selalu membebani dirinya yang hanya seorang Bendahara. Bahkan lelaki itu hampir tidak pernah meminta wakil ketua-nya untuk menggantikan tugas-tugasnya. Sthella sudah muak karena seolah dia yang harus mengerjakan segala hal yang menjadi urusan di kelas.
Namun ingin ditegur berapa kali pun, lelaki itu seolah acuh tak acuh dan hanya peduli pada game yang selalu dia mainkan di ponselnya. Karena itu semakin membuat Sthella kesal bukan main, jadi dia berniat mengembalikan tugas yang seharusnya diemban dirinya sebagai ketua kelas.
"Itukan hanya tumpukan buku, kamu bisa melakukannya tanpaku. "
"Tapi ini sudah menjadi tugasmu! Aku melihat kelas lain ketuanya tidak seperti dirimu! "
"Hah ... Apa kamu tidak lihat aku sedang sibuk? "
"Setidaknya berikan tugasmu pada wakil-mu. Aku lihat dia tidak cukup sibuk sekarang? " Sthella melirik sekilas ke arah wakil ketua yang dengan cepat wanita itu berpura-pura membuka bukunya dan mengerjakan sesuatu. Membuat Sthella memutar bola matanya dengan malas. Dasar wanita licik.
"Dia sedang belajar, aku lihat. " Sahut Ketua kelas dengan malas.
"Dia bisa berhenti belajar sama sepertimu yang bisa berhenti bermain game online dan melakukan tugasmu! "
"Hah ... Kenapa kamu cerewet sekali, aku sibuk jadi kamu yang harus melakukannya! " Lelaki itu terlihat sedikit kesal karena jam bermainnya diganggu.
"Menyebalkan! Tahun depan tidak usah lagi menjabat ketua kelas! " Sungut Sthella menyerah pada akhirnya. Dia lalu berjalan ke mejanya dan mengambil buku yang sejak tadi dia abaikan. Bahkan semua murid mulai memperlakukannya seperti ini dan selalu mengumpulkan tugas di mejanya, tidak peduli jika guru meminta ketua kelas yang melakukannya pada akhirnya dia yang akan pergi ke kantor guru dan menyerahkan semua tugas itu.
Dengan menahan kesal Sthella keluar kelas sambil membawa tumpukan buku ke kantor guru berada. Dia benar-benar sial mendapatkan ketua kelas tidak berguna, sebenarnya kenapa dulu semua orang memilihnya sebagai ketua diawal masuk sekolah. Setelah berjalan beberapa saat, Sthella akhirnya sampai di depan pintu kantor guru dan dengan susah payah dia mencoba membuka pintu geser itu.
"Sial, bahkan tidak ada satupun dari mereka yang membantu! " Umpat Sthella karena kesusahan membuka pintu sampai seseorang membantunya menggeser pintu di depannya.
"Oh, terima kasih ... " Sthella menoleh sambil tersenyum namun ketika melihat siapa yang membantunya wajah itu kembali masam.
"Kenapa? Kamu tidak suka aku membantumu? " Tanya lelaki itu menyadari perubahan raut wajah Sthella.
"Tidak juga, tapi terima kasih. "
Lelaki itu tersenyum mendengarnya, lalu dia mengambil alih semua buku yang Sthella bawa dan membawanya masuk ke dalam ruang guru.
"Hei, apa yang kamu lakukan? "
"Kamu tidak lihat, aku sedang membantumu. "
"Kamu tidak perlu melakukannya, aku bisa sendiri. "
"Tidak masalah, aku memaksa untuk membantumu. " Ucap lelaki itu sambil tersenyum manis. Membuat Sthella merasa canggung untuk beberapa saat, lalu mereka berdua masuk ke dalam dan berjalan ke arah meja guru yang memberi kelasnya tugas untuk dikumpulkan. Setelah selesai dengan bukan yang menjadi tugasnya, Sthella akan kembali ke kelas saat sebuah tangan menahannya pergi.
"Ada apa? " Tanya Sthella acuh tak acuh. Saat ini mereka berada di lorong kelas yang terlihat sepi karena bel sudah berbunyi dan semua murid sudah berada di kelas untuk pelajaran selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Sthella : Black Side
Teen Fiction⚠️Adult stories are not for minors, full of violence and dirty words that are not enviable. We ask the discretion of the reader in determining the reading. Sthella adalah siswi tahun kedua sekolah menengah atas, gadis yang pendiam dan tidak banyak t...