5 : confession 🔞

2K 10 0
                                    

Max menopang dagunya, dia mulai bosan memainkan game sejak tadi dia mainkan. Lelaki itu lalu log out, sambil sesekali dia memperhatikan bagaimana suasana di warnet hari itu. Beberapa dari mereka, Max kenal karena satu sekolah walaupun tidak terlalu dekat. Beberapa lagi juga dari sekolah lain yang Max tidak kenal. Lelaki itu menghela napasnya lelah, dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Matanya menatap langit-langit, dia kembali memikirkan Sthella dan itu membuatnya kembali gelisah entah mengapa. Sebenarnya dia ingin bertanya pada Sthella kenapa wanita itu menjual dirinya sendiri. Max merasa frustasi karena terus memikirkan Sthella, jika semua hal yang Sthella lakukan saat ini hanya karena uang dapatkan dia membantunya. Walaupun gaji Max sebagai penjaga warnet tidak seberapa, tapi dia memiliki sedikit tabungan yang dia simpan beberapa bulan ini.

"Apa aku harus memberikannya? "

Max terus bertanya-tanya bagaimana baiknya dia mengambil tindakan. Bagaimana pun dia tidak ingin melihat Sthella dikelilingi lelaki lagi.

.
.
.

Keesokan harinya seperti biasa Max masuk sekolah. Lelaki itu masuk ke kelas dan meletakan tasnya di mejanya, setelahnya dia menghampiri meja Sthella dan menyodorkan pada wanita yang tengah sibuk membaca novel itu sebuah amplop coklat. Sthella mendongakkan wajahnya menatap Max dengan berkerut bingung.

"Apa ini? " Tanya Sthella enggan mengambil apa yang Max sodorkan padanya.

"Ambil saja. Aku tidak tahu ini cukup membantu apa tidak, tapi kamu bisa memakainya! "

Sthella semakin bingung dengan apa yang Max ucapkan. Jadi dia meraih amplop itu dan membukanya, dia terkejut ketika melihat uang berada di dalam.

"Apa maksudnya ini? " Tanya Sthella kembali menatap wajah Max.

Lelaki itu lalu sedikit membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Sthella.

"Ini untukmu, aku tidak tahu apa alasanmu melakukannya. Tapi jika kamu sangat membutuhkan uang, pakai ini. Jadi kamu tidak perlu berurusan dengan Avillio lagi. " Bisik Max pada Sthella yang membuat wanita itu menghela napas. Sekarang dia tahu maksud Max memberinya amplop berisi uang.

Sthella lalu meraih tangan Max dan mengembalikan amplop itu pada pemiliknya.

"Aku tidak butuh ini. Kamu bisa menyimpannya. Lagi pula dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? "

"Ini uang tabunganku sendiri. Aku bekerja selama ini, jadi aku dapat uang. Ini bukan uang sekolah atau apapun itu. " Jelas Max agar Sthella tidak salah paham.

"Max, aku tidak mengerti kenapa kamu sangat menggangguku akhir-akhir ini. Aku tahu kamu bersimpati, tapi maaf aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Jadi berhentilah melakukan hal seperti ini. " Ucap Sthella kembali mempertegas situasi yang mereka alami saat ini.

Raut wajah Max berubah sedih, dia pikir Sthella akan senang karena dia dapat membantunya. Namun wanita itu justru menolaknya mentah-mentah.

"Aku tidak mengerti kenapa kamu menolak semua bantuanku. Waktu itu kamu juga menolak melaporkan Avillio, sekarang kamu juga menolak ini. Aku benar-benar tidak mengerti. "

"Max, jujur saja aku juga tidak mengerti kamu. Tidak paham dengan semua yang coba kamu lakukan, padahal dulu kamu tidak pernah bersikap seperti ini. Tapi kenapa sekarang seperti ini? "

Max mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak bisa mengatakan jika lelaki itu memiliki perasaan terhadap Sthella.

"Kenapa kamu jadi diam? " Tegur Sthella ingin tahu alasan Max sebenarnya. Namun lelaki itu hanya menundukan wajahnya dan tidak mengatakan apapun.

Bel masuk berbunyi, beberapa murid yang tadi berada di lorong mulai masuk ke dalam kelas. Melihat itu Sthella memasukan novel yang tadi dia baca ke dalam tas namun suara Max menghentikannya. Sthella terkejut bukan main, dia lalu mendongak kembali menatap wajah serius Max.

Max & Sthella :  Black SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang