"Aku baru saja meminta mereka untuk menjemputmu, karena kamu lama dari jam janjian kita. Tapi baguslah jika kamu sudah datang, ini tidak mengasyikkan jika kamu tidak datang. " Seru Avillio sambil menghampiri Sthella dan merangkul wanita itu. Namun sialnya, Sthella justru langsung menyingkirkan tangan Avillio dari bahunya membuat lelaki itu sedikit geram, tapi itu hanya beberapa detik saja ketika dia melihat apa yang di lakukan Sthella. Kini wanita itu melepas satu persatu kemeja yang dia kenakan dan melemparkannya sembarang, tidak lupa juga dengan rok yang dia kenakan pun tidak luput Sthella lepas di depan 11 lelaki tanpa rasa malu.
Avillio mengukir senyum melihat pemandangan indah di depannya, namun tujuannya hari ini bukan hanya untuk menyetubuhi wanita itu tapi juga mengajarkannya soal siapa yang memegang kendali. Sthella menoleh pada Avillio yang masih mengagumi keindahan tubuhnya yang bahkan sudah entah keberapa kali sudah Avillio lihat.
"Kamu selalu tahu bagaimana cara menyenangkanku. " Bisik Avillio pada telinga kiri Sthella.
Lelaki itu lantas mengulurkan tangannya dan membelai lembut pinggang Sthella.
"Akan aku pastikan, kamu mengingat moment ini. " Lanjutnya sambil menyeringai. Dia lalu menarik lengan Sthella dan melempar wanita itu ke atas ranjang.
"Lebarkan kakimu dan perlihatkan lubang pelacurmu itu pada semua orang!! " Perintah Avillio yang mau tidak mau tetap Sthella lakukan.
Perlahan Sthella membuka kedua pahanya, memperlihatkan bibir vaginanya yang mulai terbuka membuat semua orang yang ada di sana bersorak kegirangan. Sedangkan William yang melihat Sthella dilecehkan lagi oleh Avillio dan teman-temannya itu hanya bisa diam, walaupun sebenarnya dia sangat ingin membantu wanita itu untuk terbebas dari perlakuan keji Avillio.
Avillio mendekati Sthella, naik ke sisi ranjang lalu tangannya kembali membelai paha Sthella dengan gerakan seksual membuat pemiliknya melenguh merasakan sensasi nikmat dari sentuhan tangan Avillio. Mata mereka saling memandang satu sama lain dan Sthella tahu Avillio kini sudah diselimuti nafsu birahinya.
Setelah puas dengan paha Sthella lelaki itu lalu menyentuh bibir vagina milik Sthella, mengusapnya dengan gerakan memutar selama beberapa detik sampai akhirnya dia memasukan dua jarinya sekaligus ke dalam vagina Sthella yang sudah basah.
"Eughh!! " Erang Sthella sambil meremas sprei. Matanya tidak lepas dari tangan Avillio yang tengah mengorek isi vaginanya, sesekali dia memejamkan matanya ketika Avillio dengan sengaja menyentuh titik nikmatinya. Lelaki itu tersenyum ketika mendengar desahan keluar dari mulut Sthella membuat penisnya mengeras seketika.
Avillio menarik jarinya dan memperlihatkan jari itu pada Sthella dengan tatapan mengejek.
"Lihat, kamu sudah sebasah ini? Apa kamu tidak sabar untuk di setubuhi semua orang, huh? " Ujar Avillio jelas sekali menghina Sthella, namun wanita itu paham betul sifat Avillio yang suka merendahkannya ketika mereka melakukan sex jadi Sthella sudah terbiasa dan tidak terganggu dengan hinaan yang terus Avillio lontarkan padanya.
"Jadi, penis siapa yang kamu inginkan lebih dulu untuk memasukimu? " Tanya Avillio dan tanpa basa basi Sthella menunjuk Avillio.
"Milikmu! " Jawab wanita itu membuat senyuman dibibir Avillio semakin mengembang.
"Dasar pelacur!! " Umpatnya sambil menurutkan risleting celana yang dia kenakan lalu mengeluarkan penisnya yang sejak tadi terus berkedut.
"Ini penis yang kamu mau, jalang!! " Ucap Avillio sambil memasukan penisnya ke dalam vagina Sthella dengan kasar.
"Arghh!! "
Tubuh Sthella melengkuk ke atas ketima merasakan ujung penis Avillio menyentuh dinding rahimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Sthella : Black Side
Teen Fiction⚠️Adult stories are not for minors, full of violence and dirty words that are not enviable. We ask the discretion of the reader in determining the reading. Sthella adalah siswi tahun kedua sekolah menengah atas, gadis yang pendiam dan tidak banyak t...