"Hei, apa aku bisa bergabung dengan mereka? " Tanya Avillio tanpa mengalihkan pandangannya dari Sthella yang kini tengah dikerumuni oleh beberapa lelaki. Avillio entah mengapa menjadi kesal ketika melihat Sthella tengah melakukan sex dengan beberapa lelaki lain, padahal lelaki itu yang meminta Sthella melakukannya.
Aaron yang sejak tadi berdiri di samping Avillio menolehkan wajahnya pada lelaki di sampingnya dengan wajah tersenyum.
"Tentu, lagi pula dia wanitamu. Kamu bisa melakukannya juga jika kamu mau. " Ucap Aaron pada Avillio dengan nada sedikit berat, sebenarnya lelaki itu juga terlihat sedikit bergairah ketika melihat adegan sex gangbang di depannya. Namun dia harus terlihat profesional dengan pekerjaannya sebagai sutradara dari film dewasa yang tengah dia rekam kali ini.
Setelah mendengar ucapan Aaron, Avillio langsung bergegas menghampiri Sthella yang tengah terbaring di atas ranjang dengan tubuh yang dipenuhi sperma lelaki yang menyetubuhinya secara bergiliran.
"Menyingkirlah!! " Ucap Avillio pada seorang lelaki yang akan memasuki vagina Sthella namun dicegah oleh Avillio. Lelaki itu menoleh ke arah Aaron dan Aaron segera memberi isyarat pada lelaki itu untuk menyingkir saja.
Avillio memandang tubuh Sthella yang berantakan, dia juga bisa melihat banyaknya sperma yang keluar dari vagina Sthella yang terbuka seolah siap untuk menerima penis dari lelaki lain lagi. Avillio berdecak kesal, dia lalu menurunkan resletingnya dan mengeluarkan penisnya yang sudah ereksi. Dengan sedikit kasar lelaki itu memasukan vaginanya tanpa merasa kesulitan karena banyaknya sperma yang juga menjadi pelumas untuknya agar mudah masuk.
"Sialan! Lihatlah dirimu, aku bahkan tidak bersusah payah memasukkannya seperti biasanya!! Apa kamu sangat menikmati ini, Sthella? " Tanya Avillio sambil lelaki itu mulai menyetubuhi Sthella.
Wanita itu tidak menjawab Avillio, dia hanya membungkam mulutnya dan merasakan penis lelaki itu keluar dan masuk ke dalam vaginanya. Sesekali Sthella mengeluarkan erangan dan desahannya ketika Avillio menyentuh titik sensitif miliknya.
"Kamu sangat kotor, aku bahkan tidak tahu harus menciummu di mana, semuanya penuh sperma lelaki lain. Menjijikan!! " bisik Avillio membuat Sthella hampir saja menangis mendengarnya. Padahal dia sendiri yang menyeretnya ke tempat ini tanpa persetujuan darinya, tapi kini lelaki itu merasa jijik ketika dia digilir di depan matanya sendiri.
"Ughhh!! Kencangkan lubangmu!! " Perintah Avillio karena merasakan vagina Sthella tidak lagi ketat seperti sebelumnya. Bahkan jika wanita itu sehabis menjual tubuhnya dan Avillio menyetubuhinya setelahnya vagina Sthella akan tetap ketat tapi kali ini dia merasakan sedikit longgar, apa karena wanita itu baru saja disetubuhi oleh banyak lelaki bahkan Avillio tidak tahu berapa penis yang memasuki vagina Sthella hari ini.
.
.
."Bersihkan tubuhmu jangan sampai aku masih mencium sperma lelaki lain di tubuhmu! " Perintah Avillio sambil menyodorkan handuk pada Sthella.
Syuting hari itu berakhir pada tengah malam, Sthella bahkan beberapa kali pingsan karena tidak sanggup lagi melakukan sex dengan berbagai mainan juga kekerasan yang dia terima.
"Aku tidak mau melakukan ini lagi! " Ucap Sthella sambil bergetar. Wanita itu menundukan wajahnya takut dengan reaksi Avillio setelah mendengar keputusannya saat ini. Tapi dia tidak mendengar apapun dari Avillio untuk beberapa saat, membuat Sthella semakin gelisah. Wanita itu mencengkram erat handuk yang ada di pangkuannya sampai sebuah tangan menyentuh kepalanya dan mengusapnya dengan lembut.
"Aku melakukan ini bukan untuk kesenanganku hanya karena kamu kuanggap tidak lebih dari mainan, Sthella. Semua ini untukmu, untuk adikmu yang terbaring di rumah sakit dan membutuhkan biaya yang tidak kecil setiap bulannya. Aku mengerti ini berat, tapi jika memang kamu tidak ingin melakukannya lagi apa boleh buat, aku akan menghentikan ini sesuai keinginanmu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Sthella : Black Side
Fiksi Remaja⚠️Adult stories are not for minors, full of violence and dirty words that are not enviable. We ask the discretion of the reader in determining the reading. Sthella adalah siswi tahun kedua sekolah menengah atas, gadis yang pendiam dan tidak banyak t...