13

62 14 3
                                    

Celvin menahan tangan Neisha yang akan keluar kelas. Neisha pun seketika berhenti dan menoleh ke arah Celvin.

"kenapa?"

"besok jadi kan?" tanya Celvin

"jalan kan? iya jadi" jawab Neisha

"eh tapi ini kita cuma berdua? kenapa ga ajak yang lain juga biar lebih rame, Winar atau Arthur gitu" lanjutnya

"kenapa kok sebut-sebut nama aku?" Winar yang merasa namanya dipanggil pun ikut dalam obrolan.

"ini si Celvin ngajakin jalan, lo mau ikut ga?" tanya Neisha

"kapan emangnya?"

"besok sih, gimana? ada acara ga lo kira-kira?"

"kayanya sih gaada, cuma bertiga aja?" tanya Winar

"eum gimana kalo kita ajak Arthur?" saran Neisha

Neisha menatap kedua temannya yang terdiam itu.

"gimana vin, boleh?" tanya Neisha

Celvin menghembuskan nafasnya, lalu dia menganggukkan kepalanya tanda menyetujui.

Neisha pun bersorak senang,
"yaudah gua mau cari Arthur dulu, siapa tau dia belum pulang"

Neisha berlari keluar kelas mencari keberadaan Arthur.

"vin, kamu yakin?" tanya Winar saat Celvin hendak keluar kelas.

"yakin apa?"

"ya itu soal ngajakin Arthur, gimana soal kak Yohan?" Winar meremat tali tasnya.

"aman, kalo sama gua semuanya bakal aman. lagian Neisha maunya ngajak Arthur, jadi ya mau gimana lagi." jawab Celvin

"aku takut kalo Neisha malah jadi sasaran kak Yohan juga"

Melihat tatapan khawatir Winar, Celvin pun memegang pundak temannya itu.

"gabakal. kaya yang gua bilang tadi, selama ada gua semuanya bakal aman. jadi lo tenang aja" ucapnya menenangkan

Winar mengangguk cepat. Untuk saat ini dia harus percaya kepada Celvin. karena memang hanya dia yang dapat menahan sikap kakak kelasnya itu.

"yaudah pulang gih, atau mau nebeng?"

"ga kok, aku pulang sama Kirana. itu dia udah nunggu di parkiran"

"kalo gitu gua duluan" Celvin pergi dari sana.

"Arthur" panggil Neisha saat netranya menangkap keberadaan Arthur.

Arthur yang sedang berjalan pun sontak menghentikan langkahnya. Yohan dan kedua temannya yang memang berjalan didepan Arthur pun ikut berhenti.

Neisha mempercepat langkahnya untuk sampai dihadapan Arthur. Dia dibuat kesal melihat ada banyak tas yang dibawa Arthur. Lalu dia menatap ketiga laki-laki yang berada tak jauh didepannya.

Sekarang dia tahu bahwa tas ini milik mereka. Yohan, Jinan dan Juna.

Neisha mengambil tas-tas itu dari Arthur dan melemparkannya pada sang pemilik. Mereka reflek menangkap tas yang dilempar oleh Neisha.

Yohan melangkah maju mendekati Neisha, dia memajukan wajahnya hingga tersisa sedikit jarak antara wajahnya dengan wajahnya Neisha.

Yohan mengangkat dagu Neisha dengan jari telunjuknya. Menampilkan senyum yang menjengkelkan dimata Neisha.

"cantik" ucapnya

equal love (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang