15

54 9 5
                                    

"geseran dikit sana ah, nempel mulu lo daritadi"

Neisha kesal karena dari awal mereka sampai di pantai Celvin tidak pernah menjauhkan diri darinya.

"nanti lo kecebur gua yang repot" balas Celvin

"aman ege, orang gua kaga ke tengah ini kan cuma di pinggir doang"

"bawel lo, tinggal nurut aja apa susahnya"

"lo yang bawel"

Mereka berakhir hanya pergi berdua saja, karena Winar tidak bisa ikut sebab tiba-tiba saja dia ada acara dengan keluarganya.

Setelah lama bermain air mereka menepi, duduk santai di pondok kayu yang tersedia di sana untuk pengunjung. Tadi Celvin sudah membelikan beberapa camilan untuk menemani mereka mengobrol. Sebenarnya tidak bisa dianggap mengobrol, karena Neisha sedari tadi hanya diam fokus dengan camilannya, sedangkan Celvin fokus memperhatikan Neisha.

"lo beneran suka sama gua?" tanya Neisha tanpa menoleh.

"iya sih kayanya" jawaban Celvin membuat Neisha seketika menoleh

"kok kayanya?"

"kalo gua nembak lo sekarang, lo bakal terima ga?" nada bicara Celvin terdengar serius.

Neisha mengedipkan matanya beberapa kali, tiba-tiba saja dirinya menjadi gugup.

"pftt-" Celvin tidak bisa menahan tawa melihat wajah Neisha yang memerah.

"bercanda doang kali"

Neisha mendengus, lalu menglihkan perhatiannya pada camilannya lagi.

"tapi kayanya lo bakal nolak ga sih?"

"tau darimana?"

"anjing berati beneran nolak?" Celvin berdiri tegap didepan Neisha.

Neisha menjulurkan lidahnya lalu tertawa puas melihat ekspresi Celvin yang begitu terkejut.

"Arthur" Rosanna memanggil anaknya.

"iya bunda" jawab sang anak

"kamu mau temenin bunda ga?"

"kemana?"

"bunda mau nganterin kue, sekalian jalan-jalan" jawab Rosanna yang sudah menenteng beberapa tumpukan box kue"

"bunda mau kasih ke tante Rania ya?" tanya Arthur

"bukan, kamu inget sama suami-istri yang beli rumah kita dulu? nah bunda mau kasih kue ini ke mereka. bunda berteman baik sama mereka, katanya juga mereka punya anak perempuan seumuran kamu loh, pasti seru kalau kalian temenan" jelas Rosanna

Arthur hanya bisa menganggukan kepalanya saja, sepertinya bundanya ini terlalu berharap lebih bahwa semua orang akan menerima anaknya sebagai teman.

"yaudah ayo kita berangkat"

"iya bunda"

"bilang ke gua Nei, kurangnya gua dimana, pinter? iya, ganteng? jelas, kaya? gausah ditanya lagi"

Sedari tadi Celvin terus mengoceh meminta Neisha memberi tahu alasan dia tidak menerima Celvin.

"ga butuh gua semua itu, yang gua butuh mah orang yang beneran sayang ke gua"

"masalah sayang mah gausah diragukan lagi Nei, sayang banget gua sama lo"

equal love (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang