Bel istirahat baru saja berbunyi membuat murid berbondong-bondong berlalu ke arah kantin.
"Na, kantin yuk" ajak Celin sahabat Nana
"Duluan aja gue ada urusan" Nana berujar sembari memasukan buku tulisnya kedalam tas.
"Urusan sama siapa?" Tanya Renata sahabat Nana juga.
"Arkan" mendengar itu Celin dan Renata mengangguk mengerti.
Mereka bertiga berjalan keluar kelas "gue duluan ya" ujar Nana lalu berbelok kearah kiri dan menaiki tangga menuju roftop sekolah, sementara Celin dan Renata berjalan ke arah kantin.
Nana sampai di roftop sekolah yang di sana sudah ada Arkan yang berdiri sambil menyesap sebatang rokok.
"Ekhem" Nana berdehem membuat Arkan menoleh kemudian mematikan rokoknya.
"Sini" intrupsi Arkan agar Nana berdiri di sebelahnya.
Nana menurut berdiri di sebelah Arkan sambil memandang lurus ke depan, pandangannya kini beralih pada lengan kekar yang melingkar di pinggangnya.
"Sorry babe" ucap Arkan sambil menumpuh dagunya di bahu Nana kemudian beralih mendusel-duselkan hidungnya pada leher jenjang Nana, menghirup aroma yang menjadi candu-nya.
"Kenapa lo gigit njir" kesal Nana saat Arkan menggigit lehernya.
"Makanya ngomong" Arkan menjauhkan wajahnya dari leher Nana.
Nana berbalik menghadap arkan yang masih melingkarkan tangannya pada pinggangnya.
Tangannya terulur pada sudut bibir Arkan lalu menekan sedikit kuat membuat sang empu meringis.
"Di tutupin pake apa?" tanya-nya sambil mengusap sudut bibir Arkan yang dia tekan tadi.
"Concealer punya mami"
"Kalau sampe lebam lagi, gue diemin seminggu" Arkan mengangguk mengerti
Arkan kembali menumpukan kepalanya pada bahu Nana, tangan Nana refleks mengelus rambut tebal Arkan.
Arkan menjauhkan wajahnya lalu menatap dalam mata Nana dan beralih pada bibir berwarna pink Cherry milik Nana, lalu kembali menatap Nana seakan meminta izin, Mendapatkan anggukan dari Nana membuat Arkan mendekatkan wajahnya pada Nana. Sementara itu Nana memejamkan matanya saat merasakan sesuatu yang halus dan kenyal menempel di bibirnya.
Dengan perlahan mereka saling melumat mengikuti insting mereka masing-masing, sesekali Nana mengigit kecil bibir Arkan membuat Arkan terkekeh sembari tersenyum miring.
"Cabut woi cabut" suara gaduh dari arah pintu roftop membuat Arkan dan Nana mengehentikan aktifitas mereka lalu menatap kearah pintu masuk roftop yang terdapat teman-teman Arkan yang sedang kocar kacir kabur dari sana.
"Ck, ganggu aja" decak Arkan lalu beralih melihat kearah bibir atas Nana yang sedikit membengkak akibat ulahnya.
Cup~
Arkan melayangkan kecupan singkat pada bibir Nana.
"Yuk kantin" ajak Arkan pada Nana.
Mereka pun berjalan turun dari roftop dan menuju kantin, sesampainya di kantin mereka mencari meja yang kosong namun tidak ada.
"Kan sini!" teriak Manuel membuat Arkan menoleh kearah mereka, yang ternyata di sana ada sahabat Nana juga.
Arkan merangkul Nana membawanya berjalan ke sana, lalu mendudukkan Nana di kursi yang tersedia.
"Kayak biasa?" Tanya Arkan pada Nana yang di jawab anggukan, setelah itu Arkan pergi ke stand makanan.
"Bibir lo abis di gigit nyamuk Na?" Tanya Celin melihat bibir atas Nana yang sedikit membengkak.
"Lo ngga tau ya? Nana di gigit nyamuk gede banget" ucap manuel membuat Aldo dan yang lain tertawa minus Celin, dan Renata yang tidak mengerti.
"Ha? Beneran Na di gigit nyamuk?" Tanya Celine lagi. Celine ini tu di bilang polos ya nggak, di bilang ngga polos juga ngga.
"Lo mana paham, masih kecil" ujar Manuel santai
"Apanya yang kecil?" Tanya Celine
"Otak lo yang kecil" ucap Manuel sementara Celine menatap kesal padanya.
Arkan datang membawa dua porsi nasi goreng seafood dibantu sang penjual yang membawa jus alpukat pesanannya.
"Udah Lin makan, ngga usah bahas nyamuk" ujar Nana membuat Arkan menatap bingung mereka, kenapa membahas nyamuk pikirnya.
Kursi yang berada di depan Arkan di tarik oleh Zian yang baru saja sampai di kantin.
"Gimana rapatnya?" Tanya Derren melihat Zian selesai meneguk minumannya.
"Lancar, tahun ini SMA Merah Putih yang bakal jadi tuan rumah" ucap Zian
"Dan sekolah yang ikut berpartisipasi ada SMA Pelita Harapan, SMA Tuna Bangsa, SMA Kertajaya, SMA Pancasila sama sekolah kita" lanjutnya menjelaskan.
"Terus lomba apa aja yang bakal di Adain?" Tanya Arkan
"Cerdas cermat, Basket Putra Putri, Volly putri, lari maraton" ucap Zian.
"Widih SMA Kertajaya ikut partisipasi, dari yang gue denger sih murid-murid cewek Kertajaya pada cantik-cantik, fiks sih gue bakal cari doi baru" Tutur Manuel yang di hadiahi lemparan tisu dari Derren.
"Kek ganteng aja lo" sinis Derren
"Lah emang gue ganteng, buktinya cewek gue banyak" sahut Manuel sambil menyugar rambutnya
"Sasimo sih kata gue" Zian menimpali membuat Manuel mendelik ke arahnya.
"Syirik aja lo, kalah saing mah ngaku aja" ujar Manuel dengan muka songong nya.
"Sorry ngga minat bersaing sama yang murah-murah" ucap Zian santai sembari menyesap minumannya.
"Hahaha anjir kenal ulti ngga tuh" Derren tertawa ngakak melihat wajah masam Manuel.
Sementara Aldo hanya menyimak membuat Arkan yang memperhatikannya sedari tadi berkerut bingung tidak biasanya manusia satu ini kalem seperti ini.
"Lo kenapa?" tanya Arkan pada Aldo membuat Aldo menjadi pusat perhatian di meja mereka.
"Gue sariawan" jawabnya, mendengar itu Arkan hanya ber-oh saja.
Aldo kembali memakan makanan nya dengan perlahan, sesekali melirik pada sahabat Nana "Moga ngga sariawan beneran" ucap Aldo dalam hati. Padahal mah dia lagi ngga sariawan cuman lagi jaga image aja depan mbak crush.
Hayo sapa tuh Crush nya Aldo kwkwk.
TBC ○...○
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple goals
Teen FictionArkan & Ayana. siapa yang tidak mengenal dua nama itu? nama yang yang selalu membuat iri banyak orang jika membahas tentang hubungan. berpacaran semenjak duduk di bangku SMP hingga sekarang mereka duduk di bangku SMA. Bahkan penghuni sekolah pun s...