Warning typo betebaran ⚠️
Happy reading ✿❦
-
-
-
-Nana melenguh, perlahan matanya terbuka karena merasakan belaian lembut di pipinya. Pemandangan pertama yang dia lihat setelah membuka matanya adalah wajah tampan Arkan yang tersenyum kearahnya.
Arkan melayangkan kecupan lembut di dahi Nana "bangun yuk kita makan malam" ucapnya, masih setia mengelus pipi kekasihnya.
Nana bangun mendudukkan diri untuk mengumpulkan nyawanya, Arkan yang melihat itu malah memeluk Nana dari belakang, melayangkan kecupan singkat di leher sang kekasih.
"Jangan di kucek" Arkan menahan tangan Nana yang mengucek matanya.
Setelah nyawanya terkumpul, Nana menelisik sekitar ternyata dia berada di kamar Arkan saat ini
"Aku udah nelfon mommy, ngabarin kalau kamu di sini" tutur Arkan di respon anggukan mengerti dari Nana.
Nana bangun dari duduknya, lalu berjalan ke kamar mandi tapi sebelum itu dia mengambil benda berharga didalam tasnya. Arkan sendiri hanya diam mempertahankan.
Dia sengaja membawa Nana kerumahnya karena tidak mungkin dia memulangkan gadisnya dengan kondisi mata sembab, bisa-bisa dia di kick jadi calon mantu. Diapun memilih memainkan ponselnya, sembari menunNana selesai.
Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Arkan menoleh, Nana keluar dari sana dengan wajah yang lebih fresh.
"Ayuk ke bawah" ajak Arkan merangkul Nana keluar dari kamarnya."Selamat malam sayang" sapa Diana, mommy Arkan.
"Malam mi!" Sapa balik Nana sembari tersenyum.
"Arkan? Itu kenapa mata Nana sembab gitu? Kamu apakan?" Tanya Mardiaz memperhatikan mata calon mantu-nya.
"Bukan Arkan kok Pi, tadi sebelum tidur Nana nonton Drakor sad ending, makanya nangis" Nana menjawab pertanyaan dari Mardiaz.
Sepertinya saat Arkan membawanya kesini orangtuanya belum pulang.
Diana yang melihat itu memicingkan matanya kearah Arkan yang langsung mengalihkan perhatiannya menatap kearah lain
"Awas ya kamu buat mantu mami nangis, mami kick dari KK!" ancam Diana.
"Kick aja Mi, terus jodohin aku sama kak Nana" sambung Arthur yang baru datang dari arah ruang keluarga.
Nana yang mendengar itu terkekeh lalu mengacak rambut Arthur yang sedikit lebih tinggi darinya. Arthur yang mendapat perlakuan dari Nana tentu salting sendiri.
"Jauh-jauh sana lo" kesal Arkan menarik Nana merapat kearahnya.
Sementara itu Diana juga Mardiaz hanya bisa menggelengkan melihat tingkah laku kedua anak mereka.
"Sudah duduk, kita mulai makan malamnya" intrupsi Mardiaz di turuti ketiga remaja itu yang masih setia berdiri.
Makan malam di lakukan dengan hening, yang terdengar hanya dentingan sendok dan garpu.
Setelah selesai makan malam, Nana sempat berbincang sebentar dengan kedua calon mertuanya juga calon adek iparnya, yang sesekali menggodanya.
Dia melirik jam pada ponselnya sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, dia harus berpamitan sekarang.
"Mi, Pi, Nana pamit pulang dulu ya? Udah malem soalnya" pamit Nana, membuat Arthur memasang raut sedih.
"Kak Nana ngga mau nginep aja di sini?"
Tanya-nya. Mendengar itu Nana sontak saja mengusap kepala Arthur gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple goals
Teen FictionArkan & Ayana. siapa yang tidak mengenal dua nama itu? nama yang yang selalu membuat iri banyak orang jika membahas tentang hubungan. berpacaran semenjak duduk di bangku SMP hingga sekarang mereka duduk di bangku SMA. Bahkan penghuni sekolah pun s...