Warning Typo Bertebaran ⚠️
Happy Reading❀
-
-
-
-
-
-Pagi hari Arkan sudah siap dengan seragam sekolahnya, sekarang dia sedang berada di depan cermin memandangi wajahnya sendiri.
"Pantesan dia ngambek, orang gue makin keren kalau punya luka kek gini" tuturnya lalu mengoleskan concealer pada sudut bibirnya yang lebam.
"Selesai" ucapnya kemudin mengambil ponsel dan tasnya lalu keluar dari kamarnya.
"Morning" Arkan menyapa kedua orangtuanya juga adik nya yang sudah berada di meja makan.
"Morning to" sapa balik mereka yang berada di sana.
Arkan langsung saja mengambil roti yang sudah di beri selai coklat oleh mami-nya kemudian meneguk susu coklat kesukaannya.
"Mi, Pi aku berangkat ya, mau jemput Nana" pamit Arkan.
"Nebeng bang" tutur Arthur adik Arkan.
"Yaudah ayuk" ucap Arkan berlalu dari sana di susul Arthur di belakang.
Mobil Arkan terparkir di halaman mansion bercat putih dengan nuansa moderen clasic, kemudian dia keluar dari dalam mobil berjalan menuju pintu rumah mansion itu dan memencet bel yang berada di dekat pintu.
"Arkan? mau jemput Nana ya?" tanya Maudy, mommy-nya Nana.
"Iya mom, Nana-nya belum berangkat kan?" tanya Arkan, memang Arkan memanggil mommy dan daddy pada orang tua Nana, begitu juga sebaliknya Nana.
"Belum kok, Nana lagi sarapan di dalam, Ayuk masuk sekalian sarapan bareng ajak adek kamu juga" ajak Maudy melihat ke arah Arthur yang duduk di kursi belakang mobil sambil bermain ponsel.
"Ngga usah mom, kita udah sarapan tadi, nungguin Nana aja di sini" tolak Arkan halus
"Yaudah bentar mommy panggilin Nana-nya" Maudy lalu kembali masuk kedalam.
Selang beberapa saat Nana keluar dengan tas yang di sampirkan di bahunya, dia berdiri di depan pintu sambil bersedekap.
"Ngapain jemput?" Tanya Nana dengan nada cuek
"Kan semalam gue bilang mau jemput" mendengar itu Nana merotasikan bola matanya malas, lalu pandangannya tertuju pada Arthur yang sibuk dengan ponselnya.
"Kiww cowo" panggil Nana berlalu ke arah mobil Arkan, meninggalkan Arkan yang masih duduk di teras rumahnya.
Arthur yang mendengar panggilan bernada genit itu mengalihkan fokusnya dari ponsel, kemudian tersenyum kearah Nana.
"Pagi kak" sapa Arthur membukakan pintu mobil untuk Nana, di susul Nana yang masuk kedalam mobil dan duduk di samping Arthur.
Arkan yang melihat itu berdecak malas "jadi sopir nih gue" kesalnya berjalan kearah mobilnya dan masuk kedalam. Setelah itu dia menjalankan mobilnya meninggalkan halaman mansion Nana.
Sesekali Arkan melihat ke belakang melalui kaca di depannya, melihat interaksi pacar dan adiknya.
"Thur, kamu kapan punya pacar" tanya Nana menghadap Arthur.
Sebelum menjawab Arthur melirik kakaknya sekilas, lalu menjawab.
"Nunggu kak Nana putus sama bang Arkan" mendengar itu Nana berkerut tidak mengerti
Arthur yang mengerti raut wajah kebingungan Nana kembali berucap "kan aku mau jadi pacar kak Nana" ucap Arthur membuat Nana tertawa berbeda dengan Arkan yang menatap Arthur datar.
"Yaudah ayuk pacaran" Nana berucap membuat Arthur menoleh ke arahnya dengan senyum khasnya.
"Apaan" Arkan menyahut namun tak di respon mereka berdua.
"Yaudah gas lah" Arthur beralih menggenggam tangan Nana yang tentu saja di balas oleh Nana.
"Turun lo" kesal Arkan mengehentikan mobilnya membuat Arthur menoleh ke samping ternyata sudah sampai di sekolahnya, just info Arthur itu kelas 3 smp.
"Yaudah aku sekolah dulu ya" pamit Arthur pada Nana layaknya seorang pacar.
Setelah Arthur keluar dari mobil Nana membuka jendela mobil lalu melambai pada Arthur yang juga melambai padanya.
"Semangat pacar" teriak Nana membuat Arkan langsung melaju meninggalkan sekolah adiknya.
Di perjalanan Nana sibuk pada ponselnya, Arkan sendiri malas membuka suara karena masih kesal dengan yang tadi.
Mobil Arkan berhenti di parkiran SMA Antartika, menyadari itu Nana dengan cepat bergerak untuk keluar dari dalam mobil, namun tidak bisa karena pintu mobil yang terkunci.
"Buka"
"Istirahat ke roftop" ucap Arkan melihat Nana lewat spion depan, setelah itu membuka kunci mobil, bersamaan dengan itu Nana keluar dari sana dan berlalu meninggalkan area parkiran.
Di susul dengan Arkan yang keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri teman-temannya yang berada di parkiran.
"Kenapa tuh?" Tanya Aldo teman Arkan
"Lebam" jawab Arkan seadanya membuat mereka mengangguk.
"Eh tapi ko ngga ada lebam-nya" timpal Manuel sambil memperhatikan wajah Arkan.
"Gue tutupin pake concealer punya mami"
"Oh pake bedak" Manuel mengangguk mengerti.
"Concealer, bukan bedak" ralat Arkan
"Kan sejenis sama bedak beb" ucap Manuel mencolek dagu Arkan.
"Gue tampol ya lo colak colek gue" kesal Arkan
" Bentar lagi bakal ada lomba antar sekolah kan ya" tutur Aldo di mendapat anggukan dari yang berada di sana "Nah lomba apa aja?"
"Katanya bakal di umumin setelah OSIS selesai rapat, yakan Zi " timpal Dereen menyenggol Zian yang sedari tadi diam, Zian merespon dengan anggukan saja.
"Yaudah ke kelas" ajak Arkan.
Setelah itu mereka berlalu ke kelas mereka, kebetulan mereka semua berada di kelas yang sama.
TBC ○...○
Kita kenalan dulu sama teman-teman Arkan.
Aldo si kalem bisa bobrok juga, receh, jomblo.
Manuel si bobrok, playboy.
Zian si kalem, sekali ngomong nyelekik, ketua OSIS, jomblo.
Derren kang julid, pendukung nomber one couple Arkana, jomblo juga.
Mereka berlima adalah anggota dari tim basket di SMA Antartika dan juga Anggota inti Dexter yang di ketuai oleh Arkan sendiri.
Dexter sendiri adalah perkumpulan pemuda dengan mobil sport, yang selalu melalukan balapan sebagai hobby untuk bersenang-senang. Anggota Dexter tidak terlalu banyak hanya berkisar 50 orang saja dan terdiri dari orang-orang kalangan atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple goals
Teen FictionArkan & Ayana. siapa yang tidak mengenal dua nama itu? nama yang yang selalu membuat iri banyak orang jika membahas tentang hubungan. berpacaran semenjak duduk di bangku SMP hingga sekarang mereka duduk di bangku SMA. Bahkan penghuni sekolah pun s...