11. cup cup cup

89 6 0
                                    

Warning typo bertebaran ⚠️

Happy reading ✿❦
-

-

-

-

-


Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, dan kini Arkan di temani sahabatnya sedang berada di parkiran menunggu Nana dan bestie-bestie nya.

"Tumben nih bu bos ngaret, apa dia udah balik duluan Kan?" Tanya Derren pada Arkan sembari menatap sekeliling yang sudah sepi.

"Tunggu bentar lagi, dia ada urusan mendadak kayanya" Sahut Arkan.

Berbeda dengan Arkan dan teman-temannya yang sedang menunggu. Di toilet sekolah terdapat Nana di temani sahabatnya di sana.

"Udah belum Na?" Tanya Celine dari balik bilik toilet.

"Udah nih, lo Ren udah?" Nana balik bertanya pada Renata yang berada di bilik toilet lain.

"Belum, dikit lagi nih" teriak Renata

"Ayo line, kita tinggalin Renata" ucap Nana sembari cekikikan.

"Tungguin gue bangsat, jangan ditinggal!" teriak Renata lagi.

"Hayo loh Ren, kita tinggal ntar ada yang ngesot-ngesot sambil ngetok pintu toilet lo" Celine mengompori. Pasalnya diantara mereka bertiga, Renata lah yang paling penakut jika membahas soal makhluk-makhluk tak kasat mata.

"Ngga ada ya, gue ngga takut!" seru Renata yang tau hanya di takut-takutti.

"Yaudah kalau gitu gue sama Celine tunggu di depan koridor" Ujar Nana, kemudian berjalan keluar dari toilet bersama Celine.

Selang beberapa menit suasana di toilet hening, yang terdengar hanya suara keran air dari bilik yang di gunakan Renata.

Renata terdiam kaku saat tiba-tiba lampu di toilet mati.

"Pasti mati lampu" batin Renata.

Selang beberapa saat lampu kembali menyala, membuat Renata bernafas lega. Setelah itu dia buru-buru keluar dari bilik toilet, dan mencuci tangan di wastafel.

Selesai mencuci tangan dan hendak mengambil tisu, lampu lagi-lagi mati. Kini lampu di toilet mati hidup persis seperti scane-scane di film horor yang pernah dia nonton bersama kedua sahabatnya.

"Line, Na! Lo berdua jangan bercanda ya, ngga lucu!" Ucap Renata berusaha biasa saja, padahal pikirannya sudah kemana-mana memikirkan yang tidak-tidak.

Hening, tidak ada sahutan setelah dia  berucap tadi, seketika bulu kuduk nya merinding.

"Aaaaaa mamaaa tolongin Renataaaa!!" Teriak Renata sembari berlari keluar dari toilet.

"Ahahahahaha, anjir larinya kenceng banget" tawa Celine mengudara, menyaksi bagaimana si barbar Renata berlari terbirit-birit karena takut. Tidak berbeda jauh dengan Nana yang memegangi perutnya yang sakit karena pms juga karena tertawa menjadi satu.

"Udah njir, sakit perut gue ahahaha" Nana berusaha menghentikan tawanya, mengingat komuk Renata yang sangat lucu.

Mereka berdua berjalan keluar toilet, dan mendapatkan Renata yang masih berusaha menormalkan nafasnya.

"Bangsat lo berdua kan!" Sentak Renata dengan wajah kesalnya.

"Celine tu, gue bantu support doang" sahut Nana santai

Couple goalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang