Bab 4

1.9K 223 19
                                    

"Ka"

Freen berbalik lalu melihat Becky yang nampak kebingungan membaca scrip yang dia pegang. Becky kemudian menunjuk kata yang tidak dia mengerti.

"Ini maksudnya gimana?"

Freen yang memang lebih mengerti karena orang pribumi cepat menjelaskan kata yang di tunjuk Becky.

"Itu maksudnya gini..." Freen memikirkan kata yang mudah dipahami disertai dengan gerakan agar Becky lebih mudah mengerti.

"Ngerti ga?"

Becky mengangguk "bentar lagi syuting buat teaser pilot, kaka udah siap?"

Freen mengangguk "yang aku tidak siap adalah scene di kolam renang"

Becky tersenyum tipis, ia tidak munafik bahwa ia menyukai scene itu. Kapan lagi merasakan bibir Freen iya kan? Pikir Becky.

Sedangkan Freen memikirkan apa mereka bisa mengeluarkan chemistri yang diingikan sutradara atau tidak.

"Apakah kita harus berlatih lagi?" Tawar Becky sambil mengedipkan matanya. Freen yang melihat itu malah malu sendiri, pandangannya melihat ke segala arah dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mmm...."

"Practice make it perfect" Potong Becky cepat. Ia sangat pandai menggoda Freen yang wajahnya sudah memerah.

"Ta-tapi bentar lagi juga mulai syutingnya" Jawab Freen mencoba menutupi kegugupan yang ada.

Becky tertawa cukup keras melihat ekspresi Freen yang sedikit panik, itu membuatnya beribu kali lipat lebih menawan.

"Denger ka, aku percaya sama kamu. Kaka boleh lakuin apa aja ke aku nanti,"
Becky menatap Freen tepat di bola matanya.

Freen mengangguk dan tersenyum, menggenggam tangan Becky dan mengusapnya pelan.

"Terima kasih, ayo lakukan yang terbaik untuk series kita kali ini"

Freen merentangkan tangannya dan Becky dengan cepat masuk ke pelukan Freen. Membuat keduanya nyaman seketika.

"Ayo... Kita mulai syutingnya"

Teriak staff yang berada disana, Freen Becky tersenyum satu sama lain dan saling menguatkan lalu menyemangati.
.
.
.
.

Syuting hari ini sudah selesai, kini Becky dan Freen juga sudah berada di apartemen Freen.

Ini pertama kalinya Becky ke sini, ia sangat terpesona dengan semua benda yang berada disini, dari sofa yang ada boneka kelinci, jam dinding yang cukup besar terbuat dari kayu. Becky pikir itu hanya hiasan karena jarum kecilnya tidak bergerak sama sekali.

Lalu ada beberapa vas bunga dengan bunga tulip yang cantik dan tumbuh dengan baik.

"Langsung ke kamar aja" Ucap Freen.

Becky menghentikan langkahnya, dia memandang Freen lama.
Freen yang menyadari Becky berhenti mengikutinya berbalik ke belakang.

"Ma-maksudnya letakin barang barang kamu di kamar gitu, kan ga mungkin kalo disini. Hehehe"

Becky mengangguk, lalu kembali mengikuti langkah Freen. Becky memasuki kamar Freen.

'Wangi banget disini'

Dia melihat Freen berdiri membelakanginya, Becky lelah, Becky ingin Freen memeluknya.

Tak berapa lama ia berdiri tepat dihadapan Freen lalu meletakan kepalanya di bahu Freen.

Freen tidak berkata apa apa, dia hanya mengusap pundak Becky lalu kepalanya. Seperti itu secara terus menerus sampai Becky kembali berdiri tegak.

"Udah enakan?" Tanya Freen tersenyum menampilkan gummy smilenya.

I'm Still Here (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang