EPILOG

2.3K 160 28
                                    

Freen Pov

Rebbeca Armstrong.
Siapa yang tidak terpesona oleh wanita blasteran ini? Wajah yang cantik, attitude yang baik, senyum yang menawan dan tatapannya yang polos, serta diberkahi otak yang encer. Sempurna, bukan?

Itulah yang aku lihat dari Becky, teman baruku di agensi. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana mendekatinya. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh sambil berharap aku bisa dekat dengannya.

Heng dan Nam selalu mencoba mendekatkan kami berdua, aku senang, sangat senang. Karena sejujurnya aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.

Muka polosnya memberikan getaran dalam dadaku, membuatku selalu ingin menghabiskan waktuku bersama.

Sampai suatu hari, kami ditakdirkan memainkan series bersama. Benar, itu tidak terpikirkan olehku atau Becky sekalipun. Kami hanya pemain figuran di series sebelumnya. Tidak pernah berharap bisa memiliki series sendiri.

"Semesta sepertinya memang sedang baik kepadaku" Ucapku kepada Nam dan Heng yang sudah menjadi sahabatku sejak lama.

Aku tersenyum lebar ketika dia berdiri didepanku bermain sebaik "Mon" Yang sifatnya hampir persis seperti dirinya, perlahan aku dan dia dekat. Dia zona ternyamanku. Aku bisa menceritakan apa saja, dia tidak akan menghakimiku atau menyalahkanku atas apa yang terjadi, sebaliknya dia akan menenangkan dengan caranya sendiri. Katakan padaku bagaimana mungkin rasa cintaku tidak semakin dalam padanya?

Sampai dititik aku kehilangan ibuku selamanya, syuting series kami berhenti untuk beberapa waktu. Aku terpuruk, aku berada dititik terendahku. Heng dan Nam berada disekitarku untuk sekedar menemani lalu seseorang mengulurkan tangannya padaku.

Becky, dia menemaniku dan terus berada disisiku selama 24 jam penuh, bahkan berhari hari.

Aku semakin terpesona olehnya, aku semakin menginginkan dia dihidupku. Tapi, aku pikir tidak semudah itu. Karena kenyataannya Becky mempunyai masalalu yang belum sepenuhnya ia lupakan.

Percayalah hatiku terluka saat itu, aku menjauh darinya beberapa hari untuk sekedar berpikir apa yang harus aku lakukan. Tapi Nam meyakinkanku untuk melakukan apa yang diinginkan hatiku.

Aku bimbang, saat sedang melamun sendiri di apartemenku, aku mulai merasakan rinduku padanya. rindu yang menyebabkan rasa sesak didada, rindu yang memaksa untuk keluar. Sampai akhirnya aku menghubunginya dan mengajaknya bertemu.

Kami bertemu disebuah resto dekat rumah orang tuanya. Aku tau Becky adalah anak perempuan terakhir yang pasti sangat disayang oleh keluarganya, sehingga aku tidak mungkin mengajaknya pergi jauh dengan mudah.

Kakiku sedikit bergetar menanti kedatangan perempuan yang menghantuiku beberapa hari ini. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang aku rasakan. Aku hanya ingin menemuinya sekarang.

Tak lama dia datang dengan anggunnya, dengan dress hitam panjang. Rambutnya ia biarkan terurai ke belakang, dengan make up yang tipis ia malam ini sangat sempurna.

"Udah nunggu lama?"

Aku menyergapkan mataku beberapa kali untuk menyadarkanku kembali ke dunia.

"Tidak, aku baru saja datang"

Aku tersenyum lebar,
"Kamu cantik banget malam ini"
Sebuah pujian yang bisa aku keluarkan hari itu, membuatnya sedikit tersipu malu.

Ah, inikah jatuh cinta?

Malam itu aku bercerita semua hal yang aku alami tanpa terkecuali, aku tidak menceritakan kenapa aku menjauh darinya. Aku rasa tidak perlu. Aku hanya membuat semuanya mengalir sesuai keinginan hatiku.

Jika memang suatu hari aku tidak mendapatkan dia seutuhnya, aku tidak apa apa. Yang terpenting, aku sudah menghabiskan waktu dan memberikan yang terbaik untuknya.

I'm Still Here (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang