Bab 10

1.6K 193 20
                                    

Bi Isum menyediakan minuman dua gelas untuk tamunya ini dan Becky. Irene melihat Becky yang memakai sesuatu dikeningnya.
Ia ingin menanyakan tapi sepertinya bukan urusan dia. Ia hanya ingin bertemu dengan Freen.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Becky dingin.

Irene menyinggungkan senyum "bukan urusan lo, gue kesini mau ketemu Freen. Lagian ngapain lo...."

"Gue pacarnya, gue berhak ada disini" Potong Becky cepat. Sakit yang ia rasakan lenyap begitu saja berhadapan dengan Irene membuat sisi lain dari Becky bangkit seketika.

"Woahhh" Irene bertepuk tangan dan terkekeh kecil.

"Freen emang jago sii buat mainin hati orang"

Becky terdiam sambil memandang Irene lebih tepatnya menunggu kalimat apa yang akan ia lemparkan.

Irene tau bahwa Becky mungkin sangat mudah dipengaruhi, ia menatap serius ke arah bola matanya "yakin lo cuma sendiri? Lo tau kan Freen social butterfly? Lo pikir, lo bisa buat Freen jatuh cinta ke lo?"

Becky tersenyum miring.
"Gue bersyukur Freen ga pernah balik lagi sama lo, ternyata lo emang semunafik ini"

Ketegangan mulai terasa diantara mereka berdua, Irene tersinggung dengan ucapan Becky karena Irene tau pasti Freen akan lebih memilih Becky dari pada dirinya yang meninggalkan Freen tanpa sebab yang pasti.
Irene hanya bosan itu saja.

Bi Isum yang diam diam menghubungi Freen meminta pertolongan agar dua wanita dihadapannya ini tidak baku hantam.

"Mending lo putusin Freen, lo ga pantes buat dapetin dia." Irene menunjukan fotonya dengan Freen yang sedang tersenyum menunjukan gummy smilenya.

"Hahaha" Tawa keras Becky mengundang rasa bingung pada Irene.

"Mending lo deh yang jauh jauh dari pacar gue, gue berhak dan gue bakal bahagiain dia. Dari pada lo yang ga pernah bersyukur milikin dia" Becky beranjak dari duduknya berniat meninggalkan Irene.

"Dan makasih yaa udah ninggalin Freen waktu itu, kalo engga, gue yakin gue ga akan bisa dapetin berlian seperti Freen"

Irene menggenggam ponselnya erat, anak kecil dihadapannya ini sangat mampu untuk membalikkan kata katanya. Ia tidak bisa tinggal diam. Jika Irene diam, dia akan benar benar kehilangan Freen selamanya.

"Tunggu..."

Cklek
Tap tap tap.

Becky berbalik dan melihat Freen muncul dengan wajah cemasnya, Irene segera menghampiri Freen dan menciumnya tepat dibibir. Becky melotot melihat pemandangan dihadapannya.

"Lo ngapain sih ah." Freen mendorong Irene. Ia mengusap bibirnya dan menghampiri Becky, dipeluknya pinggang Becky menariknya hingga tidak ada jarak dn mulai melumat bibir Becky dengan pelan.

Becky melingkarkan tangannya ke leher Freen menikmati setiap ciuman yang Freen berikan, kini Irene yang nampak kesal, ia segera beranjak pergi meninggalkan apartemen milik Freen.

Bi Isum tersenyum lebar begitu Irene pergi, tapi kemudian malu karena Freen dan Becky masih saja berciuman bahkan semakin intens seperti tidak ada siapa siapa disekitar mereka.

"Ehem"

Akhirnya ciuman berhenti ketika bi Isum mengeluarkan suara, Becky nampak malu ketika Freen menggendongnya ke kamar. Dia menyembunyikan wajahnya dileher Freen.

Dengan pelan diturunkannya Becky, ia menempelkan telapak tangannya pada kening dan leher Becky.

"Masih demam, belum makan ya?" Tanya Freen karena bubur disamping ranjang masih utuh. Becky menggeleng dan siap dengan suapan yang akan Freen berikan.

I'm Still Here (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang