TF: 22

213 15 7
                                    

Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆ₳Đł₦₲


Singto berhasil mengakhiri hubungannya dengan Namtan. Tay pun berhasil membujuk Gun agar mau mengantarkan mereka ke rumah Krist. Ketika mereka sampai, mereka melihat sebuah bangunan yang tak layak disebut dengan rumah tempat ini lebih baik disebut dengan mansion atau istana. Tapi sayangnya bangunan ini terlalu tertutup untuk sebuah tempat tinggal seorang pemuda. Lihatlah betapa tingginya pagar yang mengelilingi bangunan ini.

"Lo yakin kita diizinin masuk?" Tanya Off mulai tak yakin.

"Ya kalau kita berhasil ngelewatin pemeriksaan" Jawab Gun.

"Sangpotirat" Ujar New ketika membaca papan pemilik rumah yang ada disebelah gerbang.

"Kayak nggak asing" Gumam Tay yang juga membaca nama keluarga itu.

"Ayo kita coba masuk" Ajak Gun dengan hati yang berdebar.

"Iya ada apa?" Tanya seorang pemuda yang berbadan besar kearah mereka.

"Apa bisa kami bertemu Tuan Krist?" Tanya Gun dengan gugup.

"Maaf Tuan Muda tidak bisa diganggu" Jawab pengawal itu.

"Atau bisakah kita bertemu seseorang yang memiliki wewenang? Karena kami membawakan berita penting" Tanya Off, ia sangat paham dengan situasi seperti ini.

"Maaf, semua orang yang memiliki wewenang sedang tidak berada di tempat" Jawab pemuda itu. "Anda bisa mencoba lusa, karena saat itu ketiga orang yang berwenang sudah berada di tempat" Lanjut pemuda itu lalu masuk ke dalam tanpa menunggu balasan dari calon tamu mereka.

"Lo dengan Sing, lusa baru ada orang yang bisa ngomong sama lo" Ujar Off sambil menekan salah satu katanya. Sedangkan Singto ia hanya menatap kearah tempat tinggal Krist.

-: ✧ :-゜・.-: ✧ :-゜・.-: ✧ :-゜・.

"Orang-orang bodoh" Ujar seorang gadis sambil melihat 5 orang yang baru saja memasuki mobil. "Kenapa lo mau denger alasan dia Top?" Tanya gadis itu kepada pemuda yang sedang memperhatikan pemuda lain yang tengah terlelap.

"Anggap aja sebuah permainan Mook" Jawab Toptap sambil menyeka keringat yang ada di kening Krist.

"Lusa?" Tanya Mook yang masih tak paham.

"Karena Nammon pergi ke kantor untuk melihat perusahaan" Jawab Toptap kemudian kembali dengan kegiatannya menatap wajah Krist.

"Sebenarnya lo nggak perlu denger alasannya kan?" Tebak Mook.

"Kita harus buat mereka bener-bener menjauh Mook" Jawab Toptap. Sedangkan Mook tidak lagi melanjutkan pertanyaan karena semua itu percuma.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penjaga itu, hari ini Singto dan yang lain datang lagi ke tempat tinggal Krist. Setelah melewati pemeriksaan yang memakan waktu akhirnya mereka semua berhasil masuk dan disambut oleh seorang pemuda yang berpakaian seperti pelayan.

"Silakan duduk, saya akan memanggil orang yang berbicara dengan anda semua" Ujar pelayan itu lalu pergi menuju lantai dua.

Tak lama langkah kaki terdengar menuruni tangga, dapat mereka lihat seorang pemuda yang mengenakan pakaian pengawal berjalan menghampiri mereka kemudian duduk tepat disofa depan mereka.

"Ada perlu apa ya Tuan-Tuan" Ujar Toptap ya pemuda itu adalah Toptap.

"Mana Krist?" Tanya Singto sambil menatap Toptap sengit.

"Apa tuan-tuan sudah memiliki janji?" Tanya Toptap berusaha sopan.

"Belum, tapi apakah bisa kami berbicara dengan Krist?" Tanya Off mencoba menjadi penengah.

"Sayangnya tidak bisa, karena Tuan Muda tidak bisa diganggu oleh siapapun" Jawab Toptap dengan senyum mengejek kearah Singto.

"Apa tidak boleh kami melihat Krist tanpa berbicara?" Tanya Tay.

"Tidak bisa Tuan, karena bukan wewenang saya dalam mengambil keputusan" Jawab Toptap dengan senyum sopan.

"Apa bisa kita bertemu dengan orang itu? Karena kami sangat ingin bertemu dengan Krist" Tanya Gun. Hei ia juga ingin bertemu dengan Krist walaupun singkat.

"Demi keselamatan bersama, saya tidak akan mengizinkan anda semua bertemu dengan dia" Jawab Toptap.

'Bukan cuman kalian yang kena tapi gue juga nanti' batin Toptap.

"Jadi kapan kita bisa bertemu dengan Krist?" Tanya New.

"Ketika orang itu mengizinkan" Jawab Toptap.

"Krist Sayang Aku Pulang!!!!" Teriak seorang gadis memasuki rumah dengan pintu terbuka kasar. "Aah ada tamu ternyata" Lanjutnya kemudian berjalan menuju lantai dua.

"Maaf atas ketidaknyamanan, ia salah satu tamu spesial Tuan muda" Ujar Toptap mencoba mengalihkan perhatian 5 pemuda yang ada dihadapannya.

"Huh menyebalkan padahal baru berjalan sebentar" Gerutu seorang pemuda yang diikuti oleh seorang pemuda dibelakangnya.

"Lo masih sakit Krist" Ujar pemuda yang berjalan dibelakang.

"Gue nggak sakit, kenapa kalian bertiga selebay itu sama gue" Ujar Krist sambil melangkah memasuki rumahnya tanpa menyadari tamu-tamunya. "Lagian Nammon seharusnya lo itu masih dikantor" Lanjut Krist dengan kaki yang terhentak hentak.

"Udah kok tadi sekarang waktunya gue manja-manja sama sepupu manis gue" Balas Nammon sambil memeluk Krist dari belakang. Tapi Nammon merasakan hal aneh karena Krist tidak sama sekali melawan, malahan tubuh Krist bergetar ketakutan. "Hey kenapa Krist?" Tanya Nammon khawatir lalu matanya menatap orang-orang yang tak ingin ia temui dengan Krist.

"Kenapa kalian berlima ada disini Hah!!" Bentak Nammon kepada 5 tamu sedangkan tubuhnya mencoba untuk memeluk Krist bagai menyembunyikan Krist dari rasa takutnya.

"Krist" Panggil Singto makin membuat emosi Nammon meninggi.

"Diam disana sialan jangan berani lo bergerak kesini!" Ancam Nammon sambil menatap Singto dengan sengit ketika melihat Singto ingin bergerak.

"Kenapa sangat berisik?" Tanya seorang gadis yang turun dari lantai 2.

"No..nona muda" Gumam beberapa bodyguard dengan ketakutan.

"Apa yang terjadi dengan Krist!! Apa kalian tidak bisa menjaga satu orang dengan benar!!!" Teriak gadis itu membuat beberapa orang bodyguard mundur beberapa langkah.

"Mook" Lirih Krist sambil menatap gadis tadi.

"Krist sayang, seharusnya kamu nggak keluar dari kamar lihatlah keadaan kamu sekarang" Ujar Mook membuat Singto marah dan tak terima dengan panggilan yang dilayangkan ke Krist-nya.

"Nggak usah khawatir" Ujar Krist sambil mengusap wajah Mook.

"Gue Calon Istri Lo Krist Perawat!!" Teriak Mook tak terima dengan apa yang Krist katakan.

"Benar" Lirih Krist dengan senyum kecil dibibirnya kemudian matanya menatap kearah Singto. Lalu tubuhnya jatuh pingsan karena tak bisa melawan ketakutannya.

"Bawa Krist ke kamarnya" Perintah Nammon kepada Lee yang berdiri disebelahnya.

"Sebaiknya kalian pergi, dan jangan pernah datang lagi" Usir Nammon kemudian berjalan beriringan dengan Mook.

"Apa maksud cewek itu tadi?" Tanya Singto dengan kepala menunduk. Pertanyaan itu membuat Nammon berhenti melangkah dan menatap kearah Singto.

"Ya sesuai dengan yang ada dipikirkan lo, Mook Worranit gadis yang dijodohkan dengan Krist 5 tahun lalu. Dan bagusnya lo mempermudah perjodohan itu dengan perbuatan lo" Jawab Nammon lalu berjalan menaiki tangga.

"Apa perjodohan itu bisa dibatalkan?" Tanya Singto ke Toptap yang masih berdiri dihadapannya.

"Untuk sebelumnya bisa, tapi untuk sekarang tidak bisa karena Tuan Muda sudah setuju dengan perjodohan ini" Jawab Toptap. "Dan untuk alasan Tuan Muda saya yakin anda sendiri tau apa alasannya" Lanjut Toptap.

Two Faces (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang