TF: 13

123 13 0
                                    

Happy reading~

Satu Minggu sudah Krist keluar dari rumah sakit dan sudah satu Minggu Krist kembali ke kegiatan biasanya.

Tapi entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan kelima Phinya. Sejak dirinya keluar dari rumah sakit, mereka berlima jadi sering memperhatikannya dari jauh. Entah apa yang mereka lihat dari pemuda manis itu jika sedang tidak bersama mereka. Seperti saat ini...

Krist sedang mengerjakan tugas bersama salah satu temannya di sebuah taman yang tidak jauh dari kampus. Dan benar saja kelima Phinya memperhatikan dirinya dari jarak yang lumayan jauh. Ingin sekali Krist bertanya kepada mereka berlima tapi sekarang ia sedang bersama temannya dan itu sangat tidak sopan menurut Krist.

"Krist Lo kenapa sih dari tadi? Kayak gelisah gitu" Tanya teman perempuannya.

"Nggak papa Janhae" jawab Krist sambil memamerkan senyumnya.

"Yakin nggak papa?" Tanya gadis yang bernama Janhae.

"Iya nggak papa kok"

"Btw Krist Lo ngerasa nggak sih  mereka berlima ngeliatin kita dari tadi?" Tanya Janhae sambil menatap ke arah Singto dan yang lainnya.

"Iya ngerasa Janhae"

"Beneran kurang kerjaan banget sih mereka ngeliatin dari jauh, kalo ada perlu dateng kesini terus ngomong apa perlunya" Omel Janhae.

"Biarin aja Janhae nanti kalo capek berhenti sendiri" Ujar Krist sambil tersenyum tipis.

"Yaudah deh" ujar Janhae lalu kembali fokus ke bukunya.

Sedangkan disisi lain, Singto dan yang lainnya sedang memperhatikan Krist dari jarak yang lumayan jauh. Memperhatikan setiap gerak gerik yang dikeluarkan oleh Krist seakan tidak ingin terlewat sedikit pun.

"Gue mau nanya serius ya P'Sing, kita ini lagi ngapain sih? Krist cuman lagi belajar loh sama temennya nggak perlu kita ikutin terus" Tanya Gun.

"Bener kita ini lagi ngapain sih? Gue ini ada kesibukan sendiri loh Phi jadi nggak mungkin ngikutin Lo setiap hari" sambung New.

"Gue penasaran siapa sih cewek itu kok bisa deket sama Krist" jawab Singto yang masih memperhatikan Krist.

"Dia cuman temen Krist doang wahai Singto" ujar Gun yang sudah kelewat emosi.

"Ya bisa aja kan ada apa apa, lagian gue hari ini mau nembak Krist" Ujar Singgo dengan santai.

"Hah!!" Pekik Gun dan New membuat beberapa orang disekitar menatap mereka berlima.

"Seriusan Lo Sing? Kok nggak ngasih tau dulu" tanya Tay.

"Kan ini lagi gue kasih tau Tay"

"Ya Tuhan kenapa Lo nggak ngomong dari Minggu kemaren sih jadi kita bisa nolongin" ujar Gun setelah sadar dari keterkejutannya.

"Ya gimana ya gue sempet ragu Krist nggak ada pacar, kan banyak banget cewek sama cowok yang deketin dia" ujar Singto. "Jadi gue butuh waktu untuk mastiin Krist nggak ada pacar" lanjut Singto.

"Ya nggak begitu juga Jubaedah, Lo kira kita nggak capek apa ngikutin Krist kemana mana" ujar Off sambil menoyor Singto.

"Iya, Lo kira nggak capek apa ngikutin Krist terus, mana dia pergi cuman sama cewek itu aja lagi" timpal Tay.

"Bisa aja itu pacarnya kan" ujar Singto dan langsung mendapat pukulan dari yang lainnya.

"Wahai Singto Prachaya tolong anda ingat saya dan Gun itu siapa" ujar New.

"Lo nggak lupakan kalo gue sama New itu sahabat Krist, jadi kalo Krist udah pacaran sama tuh cewek pasti gue sama New tau dong Singto" ujar Gun.

"Eh Krist mau pergi yuk ikutin" ujar Singto sambil menarik tangan Off dan Tay. Sedangkan Gun dan New hanya mengikuti dari belakang.

"Seharusnya kita nggak usah setuju Singto pacaran sama Krist, Gun" ujar New setelah menghela nafasnya.

"Lo bener, sekarang nyesel banget gue setuju Singto pacaran sama Krist" setuju Gun.

Sedangkan Krist sedang berjalan menuju sebuah halte yang tak jauh dari taman untuk menunggu Mike menjemputnya.

'Gue nggak ngerti kenapa mereka berlima ngikutin gue terus' batin Krist saat merasa ada yang mengikutinya.

"Udah cepet nyatain perasaan lo sekarang Sing" Ujar Tay sambil mendorong tubuh Singto.

"Iya Sing cepet" Setuju Off ikut mendorong tubuh Singto. Hingga tanpa mereka sadari saat ini mereka sudah dekat halte tempat Krist berada.

"Kalian ngapain sih?" Tanya Krist ketika Singto tepat berada dihadapannya.

"Krist ada yang mau Singto omongin ke lo" Ujar Tay sambil melihat Off yang menyelipkan bunga mawar yang dibeli oleh Gun ketika ia dan Tay sibuk dengan Singto tadi ditangan pemuda berkulit eksotik ini.

"Mau ngomong apa ya Phi?" Tanya Krist dengan bingung. Sedangkan Singto hanya diam menatap wajah Krist dihadapannya. "Kalau nggak penting besok aja ya Phi, Kit udah dijemput sama P'Mike" Lanjut Krist pasalnya Singto hanya diam.

"Kit Phi suka sama kamu" Ujar Singto ketika kakinya diinjak oleh New. Apa yang dikatakan oleh Singto berhasil membuat Krist menatapnya dengan melotot.

"Phi nggak salahkan?" Tanya Krist.

"Nggak Kit, Phi beneran suka sama Kit. Dari pertama kali Phi ketemu sama Kit Phi udah suka. Phi janji akan jaga Kit, nggak akan buat Kit kecewa, nggak akan nyakitin Kit, nggak akan duain Kit" Ujar Singto mengutarakan janji-janji ke Krist. "Kit mau kan jadi pacar Phi?" Tanya Singto sambil mengenggam tangan Krist. Krist hanya diam mencerna apa yang Singto ucapkan.

"Kit mau Phi" Jawab Krist setelah sekian banyak pertimbangan.

"Yuhu!" Teriak Singto sembari melompat setelah mendengar jawaban dari Krist. "Makasih na Kit" Lanjut Singto lalu memeluk Krist.

Two Faces (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang