𝗦iscon! : DILUC

1.4K 66 0
                                    

𓍢ִ໋🀦. today's crumbs : Diluc R. !
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡

(っ- ‸ - ς)

Adik satu satunya Diluc Ragnvindr. Sebenarnya, [name]...bukan keluarga kandung keluarga Ragnvindr. Dia hanya anak kecil yang dibesarkan Crepus, dia iba karena orang tua [name] meninggalkannya di usia yang masih muda.
Diluc, yang waktu itu masih muda sangat senang, ia mempunyai adik perempuan mulai sekarang ʚ(。˃ ᵕ ˂ )ɞ

Pada awalnya, rasa sayang Diluc terlihat tidak berbahaya, berasal dari keinginannya untuk melindungi dan merawat [name] sebagai adik perempuannya. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaannya berkembang menjadi sesuatu yang lebih gelap dan posesif. Dia menjadi terobsesi dengan setiap aspek kehidupan adiknya, mulai dari rutinitas harian hingga hubungan pribadi [name].

Diluc berubah menjadi sesuatu yang tertekan dan marah saat dia cemburu terhadap siapa pun yang dekat dengan [name]. Dia melihat orang yang disukai [name] selain dirinya sebagai ancaman, percaya bahwa orang itu tidak dapat benar-benar mencintai dan memahami adiknya seperti yang dia lakukan. Rasa posesif ini mendorongnya untuk mengambil tindakan ekstrem untuk menghilangkan siapa pun yang dia anggap sebagai rival, dengan menggunakan manipulasi, sabotase, atau bahkan kekerasan.

Seiring dengan meningkatnya obsesinya yang semakin meningkat, Diluc mengisolasi [name] dari dunia luar, pokoknya dia gaboleh keluar rumah kecuali Diluc yang mengajak:( tapi dia masih membolehkanmu main di halaman sih 🤤. Dia memutuskan hubungan [name] dengan teman-teman dan orang yang dia cintai. Dia bersikeras bahwa hanya dia yang bisa melindungi dan memenuhi kebutuhan [name], ia memanipulasi mu agar SELALU bergantung pada kakak tiri mu<3 Tindakannya semakin mengontrol, dengan setiap aspek kehidupan [name] diukir halus oleh keegoisan- maksudku, keinginannya. pokoknya [name] gaboleh berkata 'tidak' padanya.

'kamu harus bersyukur, sekarang kamu hanya mempunyai diriku, kalau tidak ada diriku, memangnya kau akan menjadi apa?'

Dia selalu mengatakan kata 'kalau tidak ada aku' bla bla bla nanti [name] terluka lah, [name] masih belum siap lah, dan lain lain.

Namun, di balik rasa obsesinya, tindakan Diluc didorong oleh rasa takut yang mendalam kehilangan [name]. Dia percaya bahwa cintanya padanya adalah murni dan langkah-langkah ekstrem yang diambilnya dapat dibenarkan demi memastikan keselamatannya<3. Di pikirannya, dia bersedia melakukan apa pun untuk menjaga [name] di sisinya.

[Name] merasakan adanya perubahan dalam hubungannya dengan Diluc seiring berjalannya waktu. Obsesi dan sifat posesifnya semakin kuat, membatasi kebebasan dan kehidupan [name]. Setiap langkah yang dia pijak selalu diawasi dengan cermat, dan satu satunya anak perempuan di Dawn Winery merasa terjebak dalam lingkaran ketakutan dan kontrol.

Yah, seketatnya Diluc, dia masih memperbolehkan mu mengobrol dengan maid-maidnya agar [name] tidak merasa kesepian saat dia tidak ada sih...

Diluc mulai memperlihatkan tanda-tanda kekerasan emosional dan fisik. Dia mungkin menggunakan kekuatannya untuk melindungi adiknya dengan cara yang berlebihan, bahkan jika [name] ga memerlukannya. [Name] merasakan rasa takut yang terus-menerus dan kecemasan yang mendalam karena tidak tahu apa yang akan Diluc lakukan jika [name] melanggar peraturannya.

Perlahan tapi pasti, [name] menyadari bahwa hubungan ini tidak sehat dan berbahaya. Meskipun ada banyaknya kasih sayang dari Diluc, itu tidak bisa menutupi ketidaksehatan dan ketidakseimbangan yang ada.


─────────────────────────
Tubuh Diluc bersimbah darah, bukan darahnya sendiri, melainkan darah 'teman laki laki' adik perempuannya. Dia menghela nafas dan melempar pisau itu ke tanah. Pisau itu jauh ke lantai seperti koin yang terjatuh. Pria bersurai merah itu menatap mayat rivalnya dengan tatapan kosong. Diluc memperhatikannya sejenak. Kemudian dia berbalik dan pergi.

Teleponnya berdering- ah, adik perempuannya tercinta.
Dia menjawab telepon. "Kakak? Kapan kamu pulang?" Suara adiknya terdengar cemas. "sudah dalam perjalanan," katanya. "Dan jangan khawatir tentang cowo itu," tambahnya santai. "Dia hanya orang bodoh lain yang beruntung hari ini."
"Cowo apa..?" Dia berbicara dengan nada bingung.

Diluc tertawa lembut, suaranya terdengar terkandung kegelapan. "Oh, hanya seorang pengganggu yang mengira dia bisa membawamu pergi dari ku, [name]. Tapi jangan khawatir, sudah kuurus. Dia tidak akan mengganggu kita lagi."

Ada momen keheningan di ujung telepon sebelum adiknya berbicara lagi, suaranya gemetar. "Kakak... Apakah kamu... Apakah kamu melukai seseorang?"

Senyum Diluc melebar, tak terlihat oleh adiknya di telepon. "Tidak perlu khawatir tentang hal-hal sepele seperti itu, Yang penting adalah bahwa kamu aman dan kita bisa bersama selamanya."

Suara adiknya bergetar dengan rasa takut dan keprihatinan. "Tapi, kakak, ini tidak benar. Kamu tidak bisa terus melukai orang demi aku. Ini tidak sehat, ini bukan cinta."

Senyuman Diluc memudar, kilatan kemarahan melintas di matanya. "Bagaimana kamu bisa mengatakan itu, [name]? Tidakkah kamu mengerti? Aku melakukan semua ini karena cinta untukmu. Tidak ada orang lain yang bisa mencintaimu sepertiku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun datang di antara kita."

Air mata membanjiri mata adiknya, suaranya terputus-putus. "Kakak, ini bukan cinta. Ini obsesi. Kita tidak bisa terus seperti ini."

Pegangan Diluc pada telepon semakin erat, bukunya berubah menjadi putih. "Kamu tidak mengerti. Cinta kita istimewa, unik. Tidak ada orang lain yang bisa memahaminya. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkannya."

Suara adiknya menjadi putus asa, memohon. "Tolong, kakak, aku tidak ingin orang lain terluka. Aku menyayangimu, tapi kita harus mencari cara yang lebih baik, cara yang lebih sehat untuk bersama."

Sebuah perpaduan emosi bertarung

dalam diri Diluc, terkoyak antara cintanya pada adiknya dan kesadaran bahwa mungkin dia telah melampaui batas. Dia mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

"Siapa yang mengajarimu untuk melawan perkataan kakakmu?"

Diluc mengakhiri panggilan telepon, menatap teleponnya sejenak sebelum memasukkannya kembali ke saku. Campuran tekad dan ketidakpastian mengisi hatinya. Dia tahu dalam-dalam bahwa tindakannya tidak timbul dari cinta, tetapi dia tidak tahan membayangkan kehilangan adiknya.

Saat dia menjauh dari tempat kejadian, beban tindakannya dan kesadaran obsesinya yang tidak sehat mulai terasa.

'Cintaku padamu begitu kuat, aku akan melakukan apapun untuk menjaga kamu di sisiku selamanya. Tidak ada orang lain yang boleh memiliki kamu. Jika aku tidak bisa memiliki kamu, tidak ada yang bisa. Aku akan melindungimu dari siapapun yang berani mendekatimu, bahkan jika itu berarti... menghilangkan mereka dari dunia ini. Karena cinta sejati tidak mengenal batas, dan aku akan melakukan apa pun untuk memastikan cinta kita tetap suci dan abadi.' -Diluc.


─────────────────────────

Written by :
@furelysia ♡

Next : yandere!Alhaitham X reader

𝐑𝐀𝐁𝐁𝐈𝐓 𝐇𝐎𝐋𝐄! ★ 原神 .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang