Votmen cok jangan lupa❗
Saat ini Nana tengah merebahkan dirinya di gazebo. Cewek itu mengipasi wajahnya menggunakan buku tulis yang entah siapa pemiliknya, kaki kanannya itu nangkring di ujung sudut gazebo. Selain terlambat, Nana juga meliburkan diri dari pelajaran alias bolos.
Merasa suntuk karna terus di posisi seperti itu, Nana bangkit dari tidurnya dan mengambil Es cekek miliknya yang ia gantung di paku yang menonjol di sana.
"Hareudang euy!" aduhnya merasa gerah. Cewek itu sedikit menyipitkan matanya saat melihat seorang laki-laki yang berjalan dengan ransel di bahu kanannya, itu Lingga.
"MAS AYANG!" panggil Nana dengan suara yang sedikit keras. Cewek itu melambai-lambaikan tangannya berharap Lingga melihatnya disana.
Senyum Nana merekah saat Lingga benar mengarahkan kaki jenjangnya menuju ke arahnya, cewek itu mulai merubah posisinya menjadi duduk yang terlihat santun dan anggunly.
Saat sampai di hadapan Nana, Lingga mendudukkan dirinya di pinggiran gazebo, cowok itu menatap Nana dengan senyuman tipis yang berhasil membuat Nana sedikit melongo. Jarang jarang seorang Lingga menunjukkan senyuman mahalnya.
"Kenapa nggak masuk kelas?" tanya Lingga. Cowok itu melepas karet hitam yang ada di pergelangan tangannya, dengan telaten dia mulai mengumpulkan rambut Nana yang tergerai bebas untuk diikatnya asal. Perlakuan Lingga berhasil membuat dadanya itu berdesir hebat.
Nana tersenyum geli, dimatanya Lingga benar-benar lucu saat ini. "Lagi males, Mas," jawabnya enteng. "Mas sendiri kenap—" ucapan Nana berhenti saat Lingga meliriknya dengan sengit
Lingga menghela napas lelah, "Mas lagi Mas lagi.."
"Kenapa sih?Udah romantis juga! Kan enak banget tadi kalau diterusin, berasa kaya suami istri!" sungut Nana dengan bibir yang menggembung.
Lingga terkekeh gemas. Tangan kanan cowok itu terulur untuk mengacak-acak rambut Nana.
"PACARAN MULU!" cerocos Mutia yang sedang berjalan di tengah lapangan. Cewek itu terlihat kuwalahan dengan tangan yang dipenuhi beberapa tumpukan buku.
Nana semakin melingkarkan tangannya di lengan atas Lingga dengan wajah yang ia buat agar terlihat sombong. Hal itu sama sekali tidak membuat Lingga risih. Justru cowok dengan aroma maskulin itu sedikit menyunggingkan senyumnya. Sedikit, hanya sedikit.
Gadis itu juga merasa akhir-akhir ini Lingga lebih dekat dengannya. Dia juga tidak tahu apakah Lingga semakin dekat karna hanya sebatas asisten dan majikan saja? Atau ada hal lain Nana pun tidak mengerti. Seperti saat ini, Lingga juga semakin menunjukkan jiwa-jiwa softboy nya. Cowok itu juga pemborong love language.
Lingga menolehkan pandangan menatap Nana, cowok itu tersenyum saat melihat Nana yang tertawa lepas. Baginya itu juga termasuk surga dunia. "Cantik banget, gue pacarin mau?"
Nana sontak menghentikan tawanya. Cewek itu bersidekap dengan wajah yang angkuh. "Jangan main klaim gitu dong!"
"Sayang banget cewe nganggur gini nggak gue pacarin."
"TEROSSSSSS!!!!"
Mutia menatap jengah pada dua sejoli disampingnya itu. Cewek itu melirik Nana dan Lingga secara bergantian, ia tau harus apa dengan otak cemerlangnya itu.
"Si Nana sok nolak tuh, Ngga. Aslinya mau dia, nih cewe blink-blink mana mau nolak cowo ganteng." ucap Mutia seraya menatap Nana yang sudah memasang wajah masam saat ini.
Mutia menyeringai, "Kemarin tuh dia bilang, ih pingin bingit dipicirin simi mis linggi!" lanjutnya
Nana semakin dibuat geram oleh Mutia, cewek itu berdiri dari duduknya dan berkacak pinggang. "LO TUH EMANG NGGAK BERPERI KEBESTIE AN BANGET SIH, MUT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours LAVINA.
Novela JuvenilBercerita tentang sepasang mahasiswa dan mahasiswi yang tengah menjalani suatu perjanjian. Karna kecerobohan seorang gadis (Lavina Salsabila) yang mengakibatkan dirinya terjebak di lingkaran perjanjian dan kontrak menjadi asisten satu laki-laki meny...