Page 01

446 282 154
                                    

Hai? Minta vote+komennya dong hehe, biar aku semangat up nya, gomawo! 💜

'tot tot tot'

Seorang gadis dengan piyama bermotif U&I alias Upin dan Ipin itu menggeliat malas diatas kasurnya. Tangannya mulai merambat ke arah nakas dan mulai mengambil jam beker yang sudah mengganggu pendengarannya.

Ia mulai bangun dari tidurnya dan beralih melihat jam beker yang ada di atas nakas menunjukan pukul 06.45. Sedangkan, dimulainya jam pelajaran di Kampus Universitas Airlangga adalah pukul 07.00, Apakah hal itu membuat gadis ini takut untuk terlambat? Jawabannya adalah 'Tidak"

Setelah gadis berambut cepol itu sudah selesai dengan style casualnya untuk berangkat ke kampus, ia mulai menuruni anak tangga satu persatu. Sudah terlihat jelas disana ada Papa dan Mama tercintanya.

"Ya Allah, Na. Baru bangun?" ucap sang Mama ketika melihat putri kesayangannya baru saja menghampiri meja makan. Lavina Salsabila, biasa orang memanggil dengan sebutan 'Nana' karna menurutnya lebih mudah untuk diingat, cewek berdarah Bad Girl dengan style casualnya itu hanya menunjukan raut wajah tengilnya.

"Mama cantik banget pagi ini, pasti semalem habis proses penjatahan ya, Mah?" tanya Nana dengan wajah polosnya. Hal itu membuat sang Mamah menatap dengan tatapan tajam.

Arin, Mamah Nana. Berjalan menuju meja makan dengan membawa kotak bekel. "Bekel buat siapa?" tanya Nana.

"Ya buat kamu lah, udah telat gini masa iya mau makan disini. Makin telat aja nanti," balas Arin dengan tangan yang masih sibuk menata lauk di kotak bekel.

"Alah!, palingan juga dikasih ke temennya. Mana mau bocah sok paten itu bawa bekel ke kampus," sahut Kafka. kakak laki-laki Nana.

Cewek itu melirik ke arah Kafka dengan tatapan sinisnya. "Apaan sih banteng, pagi-pagi sok asik!"

"Ya lo tuh lutung!"

"Lo luwak!"

Arin yang melihat kedua anaknya itu beradu argumen hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. "Mau samurai gak kalian? Atau katana dari free fire?" ucapan Arin yang sukses membuat kedua anaknya terdiam.

"Buat apaan, Mah?" tanya Kafka dengan tatapan yang menandakan penasaran.

"Biar sekalian dong, masa cuma bacot doang. Cupu ah!" balas Arin.

Siapa sangka jika Mamahnya akan melerai? Tidak, justru Mamahnya juga lah yang akan membakar bara api untuk pertengkaran anak-anaknya itu.

"Gaada yang bener emang," sahut Arion, Kakak laki-laki Nana yang pertama. Dari sekian penghuni yang ada dirumah itu, hanya Arion lah yang waras dan tidak pernah mengundang keributan. Baginya, itu adalah hal yang membuang-buang waktu.

Nana beralih menatap Arion dengan wajah yang jahil. "Udah sembuh, Bang?"

"Emang si Airon sakit?" tanya Kafka.

"Arion." koreksi Arion dengan wajah kesal.

Nana hanya menunjukan ekspresi tengilnya dengan cekikikan. "Hooh, abis jadi reog dia. Semalem gue umpetin kolor polkadotnya." ungkap Nana di sela-sela tawanya.

Apakah harapan kalian Arion tidak mempunyai sisi girl-ly nya? Jawabannya tidak. Arion adalah cowok cool dengan wajah dinginnya tapi dibalik itu semua, ada kolor polkadot yang setia menemani.

"Untung aja gak Mamah rongsokin tuh kolor, bisa-bisa digulung ni rumah." ujar Arin menyahuti.

Setelah keheningan beberapa saat, Nana mulai melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul 07.15, saatnya cewek itu untuk berangkat dan mencari muka. Ya, itulah konsep Nana pergi ke kampus, yang pertama adalah untuk mencari muka, dan ilmu? Itu adalah ke sekian. 'Tidak ada kata terlambat untuk mencari ilmu' itulah perkataan mutlak yang sudah gadis itu buat.

I'm Yours LAVINA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang