Bab 9

4 0 0
                                    

"Mau tidur bareng atau pisah?" Tanya Ean yang tau akan ketakutan Eca pada ruangan yang sepi

"Pisah" Jawab Eca dengan spontan sementara Ean, lagi-lagi ia tersenyum

"Gua ga bakal bukain pintu buat lo"

"kalo tiba-tiba kunti dateng nemenin lo tidur atau gundoruwo dateng"

"gua bakal"

"bodoamat"

"ya udah, biarin" Ucap Eca kemudian Ean menyuruh salah satu maidnya untuk mengantar anak kecil tersebut ke kamar yang sudah disiapkan

Eca melihat sekeliling, kamar yang begitu megah tapi sedikit menakutkan dan gelap. Sangat berbanding terbalik dengan kamarnya yang berwarna-warni. Dinding temboknya di cat abu abu tua dan setiap design lemari, kursi, meja dan lampu dibuat dengan ukiran jawa yang berbahan dasar kayu. Lampu kamarnya remang, entah sengaha atau tidak tapi kesan horor dan sepi diruangan ini sangat menjadi-jadi

'Lo pasti sengaja kan?'

BRAK!!

Suara pintu kamar tertutup dengan sedirinya. Seketika Eca langsung lompat ke kasur dan menyelimuti dirinya dengan selimut tebal

'HI HI HI HI'

Suara kuntilanak terdengar menggelegar, ditambah suara bangku reyot yang tengah diduduki. Menambah kesan horor yang membuat Eca berteriak memanggil nama Ean

"EAN!!!"

"SUMPAH GA LUCU" Teriaknya menggelegar memenuhi ruangan, Eca benar-benar takut untuk keluar dari selimutnya sementara disisi lain, Ean tengah asik melihat Eca mengumpat dibalik selimut sambil memanggil namanya. Ia yakin Eca akan berubah pikiran. Eca akan sekamar dengannya. Ia bersumpah tidak akan merusak Eca sebelum Eca mengizinkannya. Ia hanya ingin dekat dengan Eca dan terpaksa menakut-nakuti Eca

Ia menambah volume suara kuntilanak

kemudian ia menambahkan sound tertawa ala ala gundoruwo

sampai pagi

$$$

"Ecaa"

"Selamat pagiii" Ucap Ean dengan sangat antusias. Ia membawa sarapan kesukaan Eca, yaitu seblak dan air putih

Eca mengintip dari balik selimutnya, kali ini yang datang bukan yang kaya semalam. Suaranya lebih seperti dajjal

"LO LAMA BANGET DATENGNYA!" Ucap Eca marah, ia sangat marah dengan Ean tapi ketika ia lihat seblak ditangan Ean. Eca ga jadi marah dan mulai mengambil seblak tersebut. Ia duduk sila dilantai dan menikmati seblak dengan kenikmatan duniawi yang haqiqi

"DUH"

"PERUT GUE KENYANG" Ucap Eca mengelus perutnya perlahan sementara Ean hanya memperhatikan tingkah bocah yang kekurangan asupan gizi ini

"GUA MAU NONJOK LO ANJING!"  Lanjut Eca tiba-tiba sambil membogem pipi Ean. Ean hanya diam menerima pukulan Eca yang nyaris membuat pipinya biru

"Gara-gara lo bilang kunti sama gundoruwo. Mereka dateng kekamar gua semalem!"

"Ga bisa tidur seharian"

"eh semaleman"

"Lo dipanggilin lama banget"

"Lama datengnya"

"Mana ni kamar udah kaya apaan tau, masa eumah kaga da unsue jawa jawanya tiba-tiba pas masuk kamar ini jadi unsur jawa gini. Mana lampunya ga terang, catnya gelap"

"Sengaja ya lo?"

"iya" Jawab Ean dengan nada yang amat sangat tidak ada beban sama sekali. Ia sangat santai sambil menahan tawanya ia berusaha untuk menyembunyikan senyumnya

EANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang