Part 5

6 0 0
                                    

"Lo napa si Ca?" Tanya Ean saat sadar Eca berperilaku kalem. Sedari malam, Eca hanya diam dan menjawab seadanya saja, tidak bawel seperti biasanya

"Gapapa, Eca ngambek" Jawab Eca seadanya, ia kecewa pacar barunya tidak paham paham kenapa dia ngambek

"ngambek kenapa hmm?" Balas Ean bertanya tapi Eca hanya diam

"Mau dikurung?" Ucap Ean berusaha agar Eca menjawab pertanyaannya dengan benar

"Engga"

"terus?"

"LO TUH GA PEKA BANGET SI JADI COWOK. UDAH JADI PACAR JUGA, TETEP AJA GA PEKA"

"Gua bukan cenayang anjing, lo bisa bedain antara cenayang sama peka ga si?" Tanya Ean dengan tegas, ia mulai kesal dengan perilaku kekanak-kanakan nya Eca. Namun, ia tetap gemas melihat perilaku absurd Eca

"yaudah, Eca kasih tau ya"

"gua tuh kesellllllll banget sama lo, nyebelin banget tau ga! Masa lo nembak gue, guenya dijambak. Ga ada romantisnya sama sekali, ga astetik. Mana maksa lagi" Jelas Eca kemudian ia meninggalkan Ean. Ean mengejar Eca dan memberhentikan langkah gadis tersebut dengan merangkulnya dari belakang

"kita putus" Bisik Ean tiba-tiba, spontan Eca melotot tak percaya

"Lo bener-bener ya, lo kira gua apaa? boneka lo?" Tanya Eca kesal, amat sangat kesal. Ia berusaha melepas pelukan Ean, tapi kekuatan tangan Ean tidak sebanding dengan kekuatannya

"Lepas, ga usah meluk-meluk" Lanjut Eca kemudiam Ean mengangkat tubuh mungilnya sambil tersenyum puas

"Gua bilang lepas"

"lo paham ga sih tolol?"

"engga sayang.. sekali lagi ngomong kasar, Ean gigit lidahnya" Jawab Ean mengancam, lalu seketika Eca hanya diam dan pasrah kepada yang diatas

$$$

"Gua mau diapain lagi si?" Tanya Eca saat sadar tangan dan kakinya diikat oleh Ean

"Ga usah diiket juga, gua ga bakal kabur"

"Gua ga berani kabur dari lo"

"Ean baikk, Lepasin Eca"

"Eca sayang Ean banyak banykkk, Lepasin Eca ya"

Cupp

Kecupan singkat dari Eca saat pipi Ean berada sangat dekat dengan bibir mungilnya. Pipi Ean langsung merah, senyumnya tertahan. Spontan ia menghadap ke belakang, menyadari wajahnya sekarang seperti kepiting rebus

"Udah ya saltingnya, lepasin Eca sekarang" Titah Eca berharap Ean melepaskannya

"siapa yang ngajarin?" Tanya Ean kemudian dengan wajah polosnya Eca menjawab dengan spontan

"drakor" Jawabnya singkat

"sering-seringin nonton drakornya" Ucap Ean, dan benar saja tanpa berpikir panjang ia melepaskan Eca

"Sekarang Lo tidur, jangan keluar dari kamar. Kalo lo keluar, lo tau kan akibatnya?"

"Eca baru tidur Ean" Balas Eca polos, dirinya benar-benar tidak mengantuk

"ya udah seterah, yang penting jangan keluar kamar. Gua ada urusan sebentar" Ucap Ean kemudian dia pergi meninggalka Eca sendiri di kamarnya

"Oh iya, lo ga mau di appart ya?" Tanya Ean kembali ke kamar melihat Eca

"ga mau, mau pindah. Disini sempit" Jawab Eca dengan niat liciknya

"oke, siap-siap ganti baju, jam 3 berangkat. Kalo laper keluar aja ambil makanan yang ada di kulkas. Lo abisin semua juga gapapa"

"Oiya, ini" Lanjut Ean sambil membuka isi dompetnya dan mengambil 10 lembar uang merah

"kalo mau pesen makan dari luar, pesen aja. Tapi jangan keluar darisini, gua takut lo ilang, lo nyasar"

"Ga mau sejuta"

"Maunya black card nya Ean" Pinta Eca kemudian Ean terkekeh pelan

"gua ga bawa ca" Jawab Ean jujur tapi tangannya sibuk menghitung uang di dompetnya dan mulai mengeluarkan isi dompetnya kemudian memberikan isi dompet tersebut kepada Eca

"berapa?" Tanya Eca layaknya rentenir yang tengah menagih hutang, wajah songongnya mulai meronta-ronta

"total 2,5 sama yang lo pegang" Jawab Ean kemudian Eca memasang wajah cemberutnya

"ga cukup Ean" Balas Eca sambil menghitung kembali uang pemberian Ean

"Lo mau beli apa Eca cantik? Kulkas sama lemari juga masih banyak makanan minuman kan?" Tanya Ean pwnuh kesabaran tapi Eca hanya meliriknya sekilas

"mau beli truk"

"truk pubrik"

"ga jadi"

"mau beli pabrik coklat"

"ga mau deh"

"mau ditabung aja"

"biar kalo misalnya Ean mati, Eca masih bisa kaya raya tanpa harus join organisasi kriminal ga jelas"

"buat modal kabur" Ucap Eca santai diakhiri dengn senyum smirk manisnya. Ean yang mendengar itu mulai mendekat menatapnya lekat, tidak lupa dengan senyum tipis yang menantang smirk manisnya Eca. Ia menaruh anak rambut Eca di belakang telinga gadis tersebut kemudian ia mulai berbisik

"Ulangin" Bisik Ean terus tersenyum, Eca mulai melihat Ean dan meniru apa yang Ean lakukan padanya. Eca mulai mengusap rambut Ean dan berbisik pelan

"Eca"

"Mau Keluar dari"

"Black Blood"

EANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang