Bab 8

5 0 0
                                    

Eca mengejapkan matanya perlahan, banyak sekali bintang dilangit. Ia mulai terbangun dari tidur pulasnya, menengok kanan dan kiri kemudian melihat dirinya tengah mengenakan dress sepanjang lutut. Berwarna biru laut seperti kesukaannya. Gemerlap namun tidak terkesan berlebihan,

sosok berjas hitam putih tengah berjalan ke arahnya

"gimana? lo suka?" Tanya Ean duduk disamping Eca. Eca merasa seperti mimpi. Untuk pertama kalinya ia melihat desiran ombak dimalam hari dengan bintang yang gemerlap menyapa di langit langit malam

"9/10" Jawab Eca senang namun sedikit takut, nyaris saja ombak menyentuhnya

"tapi gua takut ombak"

"gua takut laut"

"lu tau kan?"

"tau kok, tapi ini mimpi lu juga kan? ke laut, naklukin rasa takut lo sambil liat bintang-bintang" Lanjut Ean kemudian Eca diangkatnya ke dalam ombak kecil. Kaki mungilnya menyentuh perairan dingin. Ia menutup matanya rapat-rapat, mencengkram lengan Ean sekuat tenaga agar tidak jatuh ke dalam ombak

"open your eyes" Titah Ean, otomatis Eca membuka matanya

"Taro gue di pasir Eannnn" Balas Eca menatap Ean kesal sementara Ean menatap Eca teduh. Ia menurunkan tubuh Eca di perairan dangkal

"EAN EAN GUE TENGGELEM" Panik Eca sementara Ean tertawa terbahak bahak

"coba lo bediri, airnya cuma semata kaki" Ucap Ean kemudian Eca berdiri dengan bantuan tangan milik Ean. Ia kembali mencengkram lengan Ean sekuat tenaga hingga memar

"Ean maaaf"

"gapapa santai, gimana? lo udah berani?" Tanya Ean kemudian Eca melepas cengkramannya. Ia mulai berani berdiri sendiri

"oiya ca, lo mau jadi teman hidup gue ga?" Lanjut Ean bertanya sambil mengeluarkan kotak cincin dan membukanya dihadapan Eca

"engga" Jawab Eca cepat kemudian Ean terlihat menahan emosinya

"kenapa?" Tanya Ean kemudian Eca tersenyum

"lo galak dan-

"kasar"

"gua ga akan kasar janji" Balas Ean kemudian Eca tersenyum tipis

"okeee, boleh deh"

"maksudnya boleh jadi pacar aja ga? uji coba, entar kalo ga nyaman atau masih kasar dibalikin. Jadi kaya garansi gitu lhoo" Lanjut Eca polos sementara Ean menarik napasnya pelan

"Anjing itu namanya, mending ga usah sekalian ca" Ucap Ean kemudian Eca mendengus kesal

"ya udah ga usah"

"tapi gua maksa gimana dong ca"

"ya jangan dipaksa lah" Ucap Eca santai kemudian Keo mengangkat tubuh mungilnya, membawa Eca kesuatu tempat

*****

"EANNN!!! SAKIT EANN!" Teriak Eca menggelegar. Pisau kecil milik Ean tengah menari diatas lengannya. Menulis huruf demi huruf dengan seringai seram, sesekali menatap tajam Eca lalu mengoles luka sayat tersebut dengan perasan lemon

"Berubah pikiran?" Tanya Ean menghentikan aksinya. Eca menarik napas cepat, jantungnya berdegup kencang tak karuan. Ia menggeleng sambil membayangkan bagaimana nantinya jika ia menjadi seorang istri dari Ean

"Lo mau lagi?" Lanjut Ean bertanya, lebih tepatnya berbisik. Eca meraba pintu mobil dibelakangnya

krekk

Pintu mobil kini terbuka luas, leluasa Eca bisa kabur dari Ean. Ean membiarkan Eca pergi. Ia menjilat jari jarinya yang terkena darah. Lalu melukai telapak tangannya dengan pisau miliknya. Tampak darah segar mengalir deras. Ia keluar dari mobil dan segera menghampiri Eca

"Lepas!!" Teriak Eca membrontak, tangannya tertahan oleh dua pria bertubuh besar dengan pakaian serba hitam

"Shutt" Ean memberi aba-aba. Menutup mulut Eca dengan tangannya yang penuh darah

"Berubah pikiran?" Tanya Ean lagi, tapi dengan pendirian yang teguh Eca menolak Ean dengan lantang

Ean merasa semakin tertantang, untuk pertama kalinya ia mengemis. Pertama kalinya ia ditolak

Ean mulai mengusapkan tangan yang penuh darahnya ke seluruh bagian wajah Eca

"Bagaimana? Berubah pikiran?" Tanya Ean menambah tekanan pada diri Eca. Eca menangis sejadi-jadinya. Mencium bau anyir yang sangat menyengat di hidungnya sementara telinganya harus mendengar bisikan bisikan yang khalayaknya setan

"Gua takut Ean.. lepasin gue, gua takut"

"Gua berasa lagi main film horor anjing"

"Lepasin tolong lepasin" Pinta Eca kemudian Ean menyuruh guard nya melepaskan Eca

"Makasii" Ucap Eca memeluk Ean erat, ia merasa harus melakukan adegan peluk memeluk agar Ean luluh dan memberinya napas untuk bernegoisasi

"Be mine okey?"

"Tolong kasih gua kesempatan, gua belum siap"

"tolong.."

"gua ga akan pergi dari lo, ga akan berpaling dari lo. Gua bakal jadi pacar lo yang setia"

"Tanpa ikatan yang sah, gua bakal jadi milik lo seutuhnya. Gua janji"

"Tapi tolong jangan istri, gua ga siap"

"i want children.. Lo yakin tanpa ikatan yang sah?" Ucap Ean bertanya dengan santai. Lagi-lagi ia bertanya sambil berbisik. Membuat tubuh Eca semakin merinding

"GUA BERNIAT CHILD FREE ANJAY" Teriak Eca kesal sementara Ean terkekeh pelan

"Gila lo! Udah gua ceritain dari masa SMA masa lo ga inget"

"ga asik anjing" Ucap Eca kesal, berubah drastis. Dari ketakutan berubah jadi badmood. Ia kecewa, Ean melupakan keinginan terbesarnya jika ada seseorang yang melamarnya. Ia padahal sudah bercerita, apabila ada orang yang melamarnya, ia akan mengajukan pertanyaan "gua child free, mau kagak lu?" Dan apabila sesorang tersebut tidak mau, otomatis akan di blacklist olehnya

yahh.. Ean di blacklist Eca

Eca melihat keran air di halaman yang entah berantah rumah siapa. Ia mencuci wajahnya yang dipenuhi darah. Ean hanya tersenyum melihat kelakuan Eca yang tergesa-gesa mencuci wajahnya. Ia muliai menghampiri Eca dan mengangkat tubuh mungil tersebut dengan tatapan yang dalam

EANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang