Hujan turun deras sore itu. Airnya membuat sungai meluap hingga menciptakan kubangan-kubangan air. Kondisi jalanan terbilang cukup sepi. Hanya ada satu atau dua motor yang lewat. Di tengah jalan, terlihat seorang anak kecil berusia sekira enam tahun sedang bermain dibawah guyuran hujan. Ia memakai jas hujan berwarna kuning cerah dan tas slempang berukuran kecil. Senyum terpancar dari gurat wajahnya. Memperlihatkan tiga giginya yang tanggal. Matanya tertuju pada sebuah botol air mineral yang berjarak 10 meter darinya. Setelah mengambil ancang-ancang yang dirasa cukup, ia berlari dan menendang botol itu dengan kencang. Membuat cipratan air yang cukup besar.
Botol itu melesat dengan cepat hingga membentur sebuah pot bunga.
DAAAKKKK!!!
"Aduh!! Manusia sialan!!"
"Aduhh!!"
Terdengar suara mengaduh yang hampir bersamaan. Botol air mineral segera menyadari bahwa ia menabrak sebuah pot bunga.
"Maafkan aku, Wahai pot bunga. Bukan maksudku untuk menabrakmu tadi."
"Tidak mengapa, Wahai botol."
Botol menatap lamat-lamat pot itu dari atas ke bawah. "Pot aneh. Mana ada pot bunga yang punya tanah tapi tidak punya bunga." Pikirnya.
"Pasti kau sedang berpikir bahwa aku adalah pot yang aneh." Kata pot bunga sambil tersenyum.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya botol dengan sedikit malu. Ia tidak menduga pot bunga menyadari apa yang ia pikirkan dengan cepat.
"Maukah engkau aku ceritakan sesuatu?" Tanya pot bunga.
"Tentu."
"Dulu, Manusia pemilik rumah ini membeliku dari pasar dengan harga yang cukup tinggi. Setiap hari ia merawatku dengan cukup perhatian. Sebulan sekali ia menyikatku, memastikan tidak ada lumur yang tumbuh di tubuhku. Memberiku pupuk terbaik dan menggantinya beberapa waktu sekali. Suatu hari, Ia membawa sebuah kantong kresek berisi benih bunga. Aku sangat senang ketika mengetahuinya. Ia lalu menanamkan benih bunga itu ke dalam tubuhku. Seminggu pertama hanya tumbuh sedikit daun berukuran sangat kecil. Enam minggu berlalu dengan cepat. Bunga itu sudah mempunyai kelopak berwarna merah yang sangat indah. Ia adalah sebuah mawar. Kami sangat menikmati waktu kebersamaan yang kami miliki. Setiap hari, Aku dan Mawar akan membicarakan sesuatu mulai dari hal yang random hingga topik yang berat. Biasanya, saat kami sedang mengobrol, ia akan tertidur terlebih dahulu saat matahari mulai terbenam. Setiap hari diakhiri dengan aku mengucapkan selamat tidur untuknya. Hingga akhirnya tiba di minggu ke-enam belas. Mawar tumbuh dengan sangat cantik. Kelopaknya yang merah merona membentuk sebuah pola melingkar yang indah. Daun-daunnya hijau, Membuat siapa pun tersenyum saat melihatnya. Itu adalah hari paling bahagia dalam hidupku. Namun itu juga menjadi hari paling menyedihkan dalam hidupku"
Pot bunga berhenti sejenak. Suaranya tecekat. Botol memandang pot dengan sedikit terkejut. Menduga-duga.
"Pemilik rumah memutuskan untuk memindahkan mawar ke kebun belakang rumah. Kau tahu, Botol? Bunga tidak dapat berkembang dengan maksimal jika ditanam di dalam pot. Ia memerlukan tanah yang lapang agar bisa tumbuh lebih subur. Aku memang berharap bisa bersama dengannya selamanya. Tapi jika aku menuruti keegoisanku, ia tidak akan mencapai potensi maksimalnya. Sekarang yang bisa kulakukan hanya ikhlas melepaskan kepergiannya. Berharap pada Tuhan segala yang baik untuknya."
Pot bunga menatap langit dengan tatapan kosong. Botol yang berdiri disampingnya tidak bisa berkata-kata. Memilih untuk membiarkan keheningan dan waktu mengambil perannya.
*Ini adalah kisah pot dan bunga. Tapi ini bukan tentang pot dan bunga
![](https://img.wattpad.com/cover/342682810-288-k14f635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pot dan Bunga
Short Story*Ini adalah kisah pot dan bunga. Tapi ini bukan tentang pot dan bunga